Halo, assalamualaikum. Apa kabar semua? Semoga selalu baik ya, aamiin. Btw Intan mau kasih tau, kalo cerita ini bakalan ending dalam beberapa chapter ke depan lagi. Doakan semoga lancar ya, Intan bisa terus konsisten buat lanjut dan semangat update hehe😁
Oh iya, makasih buat temen yang udah setia baca cerita ini dari awal sampe sekarang, Intan sangat berterimakasih atas itu. Tanpa kalian, apalah aku :( *alay plak.
Oke deh, sekian dari Intan, langsung aja ya, HAPPY READING^^
***
Gadis itu berlari terburu-buru mengejar langkah kakaknya. Linda sudah bersiap di atas motor, Disa berteriak nyaring saat dirasa dirinya akan ditinggalkan.
"Kakak, aku cape!"
Tepat berada di depan Linda, gadis itu merengek sambil menahan dadanya. Napasnya masih terengah-engah. Jantungnya berdetak cepat.
"Yuk, buru naik. Nanti keburu rame."
Disa mendengus kesal saat melihat cengiran Linda yang lebar. Gadis itu memanyunkan bibirnya beberapa saat sebelum naik ke atas motor.
Linda melajukan motornya dengan sangat santai. Beberapa kali mereka menemui polisi tidur yang menyebabkan pertubrukan dua helm. Keduanya tertawa saat dirasakan sakit di bagian kepala.
"Kak, mau ke toko yang mana, sih? Di deket sini juga banyak toko sepatu bagus."
Linda menggeleng di balik helmnya. "Kamu mau yang kayak ditunjukin di foto, kan? Di sini nggak ada sepatu model gitu."
Disa mengangguk. Gadis itu hanya mengembuskan napas pasrah. Tak berapa lama, keduanya telah sampai di salah satu toko sepatu besar bernama A&X Fashion.
Melepas helm, Disa turun dari atas motor. Tatapannya menyelinap masuk di antara jendela besar yang mendominasi toko. Tempat itu sangat ramai. Banyak pengunjung yang dilihatnya sedang memilah-milih sepatu dan sandal.
"Kak, masa aku baru tau di sini ada toko sepatu, hehe." seperti anak kecil, Disa terkekeh sambil menarik ujung sweater yang digunakan Linda.
Tanpa merespon pernyataan adiknya, Linda langsung membawa Disa ke dalam toko. Hal pertama yang dilihatnya adalah sebuah meja besar tempat kasa berada. Beberapa kasir disibukkan dengan menghitung total belanjaan. Ada pula yang bertugas menyambut pengunjung yang datang.
Memandangi arsitektur toko, tempat ini berdesain klasik dengan dinding berwarna coklat terang. Di setiap rak terdapat sekat yang misahkan. Toko itu tak memiliki ruang tengah, semuanya dibatasi pemisah, namun masih tetap menyambung.
Disa mulai berjalan menuju rak terdekatnya. Di sana, berbagai sepatu khusus berolah raga terpajang rapi. Gadis itu mengambil salah satu sepatu bermotif bunga berwarna navy. Sangat sinkron dengan pakaian olah raga sekolahnya.
Memandangi sepatu itu, Disa menoleh ke belakang. Matanya tak menemukan Linda di sana. Perlahan, tangannya kembali menyimpan sepatu tersebut ke tempat semula. Kakinya melangkah cepat mencari kakaknya.
Beberapa sekat sudah ia tilik. Namun masih tak menemukan kakaknya. Kakinya kembali mengayun ke arah kumpulan sepatu anak. Matanya memicing saat Linda tengah tersenyum sambil menatap sepatu bayi berwarna merah jambu.
Melangkah pelan, dahinya mengernyit memandangi wajah Linda yang masih tersenyum bahagia. Disa menatap sepatu kecil itu, lalu kembali menatap wajah kakaknya yang sedang melamun.
"Kak!"
Linda terlonjak kaget saat gadis itu menepuk bahunya cepat. Matanya mengerling bingung dan langsung menyimpan kembali sepatu tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana [COMPLETED]
Fiksi Remaja[LENGKAP] Dia Gerryl Evans, cowok dengan sejuta pesona yang mampu menarik siapa saja untuk mendekat. Si pemilik iris coklat tua tajam itu selalu berhasil menjungkir balikkan dunia para gadis yang mencoba masuk dalam hidupnya, termasuk Disa, gadis se...