Disa menundukkan kepala sambil terus merapalkan doa. Koridor kelas dua belas baginya sangat mengerikan, apalagi melewati kelas dua belas IPA. Tak ada maksud untuk menjelekkan, tapi memang kelas dua belas IPA di sekolahnya sangat terkenal ganas.
Nanda merangkul bahu Disa sambil melirik siapa saja yang terang-terangan menatap keempatnya. Gadis itu tak suka bila ada seseorang atau sesuatu yang mengusiknya.
Banyak kakak kelas perempuan di sana yang membicarakan kejadian tadi. Mereka menatap tak suka ke arah empat adik kelasnya itu, terutama Disa.
"Nih kakak kelas pengen gue gampar semua ya, mulutnya? Gak bisa diem amat!" Nita menatap sebal ke arah kumpulan kakak kelasnya yang sedang duduk atau berdiri di sekitar koridor yang dilewati.
Icha menggenggam tangan Disa saat bisikan itu semakin terdengar keras. Gadis itu tersenyum lembut ke arahnya.
"Gak usah dipeduliin, mereka cuma iri sama lo."
Nanda mengangguk menyetujui. Gadis itu menepuk-nepuk bahu Disa keras. "Iri itu sirik. Dan sirik itu tanda tak mampu, haha."
Melewati koridor kelas dua belas IPA 4, banyak siswi yang berkerubung di sana. Terdengar saling melempar caci dan makian. Semakin dekat jarak mereka, semakin terdengar jelas pula apa yang mereka perdebatkan.
"Lo siapa, sih? Gue itu masih lebih baik daripada lo. Gue cantik, kaya, pinter, semuanya gue punya. Dan lo? Jangan sok ngaku-ngaku putus dari Gerryl. Pacaran juga nggak pernah!"
"Yang ada, lo yang ngaku-ngaku! Gue emang pacaran sama Gerryl, tapi kemarin dia putusin gue. Lo tau nembaknya gimana, huh? Dia kasih gue bunga sama cokelat."
Keempatnya pun sudah berada di sana. Dua kakak kelasnya tengah saling mendorong bahu. Mata mereka terlihat memerah dan amarah terpancar jelas dari sorot keduanya.
"Cih, gue nggak percaya! Lo itu harusnya mikir, tampang pas-pasan itu cocoknya sama yang sederajat. Jangan pernah mimpi bisa pacaran sama Gerryl!"
Gadis berambut blonde itu menunjuk manik mata gadis di depannya. Emosinya sudah sangat membuncah, ingin segera dilampiaskan.
Merasa tak terima, gadis berkucir kuda itu menarik rambut lawannya."Gue lebih cantik daripada lo. Semua orang juga tau, kalo Amanda itu beautiful princess di sini. Ngaca!"
Disa semakin menunduk. Ini semua karenanya. Gerryl melakukan itu demi dirinya. Apa yang telah ia lakukan hingga membuat kedua kakak kelas itu saling menyalahkan?
"Kita lanjut jalan aja, yuk. Gue takut nama gue kebawa-bawa."
Nanda semakin merangkul Disa erat. Gadis itu sudah memasang mata sinisnya kepada semua kakak kelas yang berani menyentuh mereka.
"Maksud lo?"
Disa menoleh ke arah Nita. Gadis itu mengerutkan dahinya bingung.
"Nanti gue jelasin. Yang pasti, gue nggak nyaman di sini. Kita langsung ke kelas aja, yuk?" ajak Disa kecil.
"Denger-denger, tadi Gerryl ngegendong cewek, loh."
"Ke UKS."
"Bridal style, mantap!"
Disa semakin mempercepat langkah saat mendengar tanggapan dua kakak kelasnya itu yang akan segera menyambangi ruang UKS. Mereka sudah panas dan ingin cepat-cepat melabrak gadis yang dimaksud tadi, yang tak lain adalah dirinya sendiri.
"Mereka berani sentuh lo, gue yang akan pastiin mereka nyesel seumur hidup," bisik Nanda kecil.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/190860849-288-k508957.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana [COMPLETED]
Novela Juvenil[LENGKAP] Dia Gerryl Evans, cowok dengan sejuta pesona yang mampu menarik siapa saja untuk mendekat. Si pemilik iris coklat tua tajam itu selalu berhasil menjungkir balikkan dunia para gadis yang mencoba masuk dalam hidupnya, termasuk Disa, gadis se...