*37*

1.8K 88 6
                                    

Halo, assalamualaikum....

Ada yang kangen Gerryl nggak? Yuhu, Intan nulis di sini pake sudut pandang Gerryl, buat yang kangen, peluk Gerryl onlen juga ndak papa kok, hehe.

Oh iya, jangan lupa siapin tisu ya, telat sih Intan bilangnya, tapi kan, kali aja ada yang nangis ya gak ya gak😂

Ini tiga part terakhir sebelum ending, kyaaaa... Yang udah siap ending, hayu komen! Mau kayak gimana endingnya? Huhu, semoga kalian dapat feelnya ya.

Ya udah, selamat membaca^^

***

Hati dan pikirannya resah. Gerryl terus berjalan ke sana kemari sambil bertolak pinggang. Satu tangannya disimpan di bibir dan mulutnya terus menggumamkan sesuatu.

*flashback on*

Tiga hari yang lalu, tepatnya saat upacara Senin telah selesai, cowok itu langsung berlari meninggalkan tiga sahabatnya menuju kelas Disa. Perasaannya sungguh tak tenang. Dirinya ingin segera menggapai gadis itu.

Hampir semua mata menatapnya saat Gerryl berlarian di koridor. Rambutnya sedikit terbang dengan dasi yang ikut bergoyang. Wajahnya sangat serius, membuat banyak gadis berteriak tertahan, sangat mengagumi ciptaan Tuhan itu.

"Minggir!"

Cowok itu mendorong bahu seseorang yang menghalangi jalannya. Tanpa mempedulikan reaksi sekitar, Gerryl terus berlari hingga langkahnya terhenti di depan kelas yang dituju.

Tak ingin membuang banyak waktu, cowok itu segera masuk dan menggebrak meja. Semua fokus kini tertuju padanya. Gerryl sudah tak sabar ingin bertemu Disa saat matanya tak menangkap sosok kecil itu.

"HANANDISA ANANTA DI MANA?"

Hening.

Kelas menjadi senyap saat Gerryl berteriak kesetanan seperti itu. Napasnya menjadi sedikit tidak teratur saat tak seorang pun sudi menjawab pertanyaannya.

Brak!

Beberapa orang terlonjak kaget mendengar gebrakan meja. Gerryl menunjuk semua orang yang berada di kelas itu.

"Gue tanya sekali lagi, di mana Sweetheart gue?!" tanyanya dengan suara rendah namun sangat mengintimidasi.

Saat masih tak mendapatkan jawaban yang diinginkan, cowok itu memukul meja kasar dan keluar diiringi dengan dentuman suara pintu yang terbanting keras.

Langkahnya berganti dengan berlari kecil. Cowok itu harus berusaha sendiri mencari Disa. Gerryl akan memeriksa seluruh sudut sekolah demi menemukan gadis itu.

Tangannya terkepal kuat saat tak menemukan gadis itu di banyak sudut. Cowok itu telah mencarinya di kantin, toilet, hingga mendatangi satu persatu ruangan ekskul. Jujur, dirinya tak mengetahui Disa mengikuti ekstra apa saja.

"Sweetheart, lo di mana?" erangnya frustrasi. Cowok itu berhenti melangkah dan menjambak rambut kesal. "Gue nggak pernah se-frustasi ini sebelumnya. Lo udah bikin gue gila, Sweetheart. Lo di mana?!"

Dengan langkah lebar, Gerryl terus berjalan menyurusi koridor sekolah. Matanya menatap tajam siapa saja yang terang-terangan sedang memandanginya. Akhir-akhir ini, cowok itu tak suka ditatap kagum seperti itu, kecuali oleh gadisnya, Sweetheart Hana.

Saat akan berbelok di pertigaan koridor, seseorang tiba-tiba mencekal lengannya. Gerryl berbalik. Tatapannya sangat tidak suka.

"Sayang."

Gerhana [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang