51

1.1K 35 18
                                    

Gabriel yg melihat abel mendekat kearahnya dengan cepat berpura tidak melawan pukulan raka.

Iya, saat ini raka dan gabriel sedang berkelahi digedung atas belakang kelas ips. Abel yg melihat gabriel sudah jatuh dan masih dipukul raka dengan cepat menarik tangan raka.

"rakaaaa..." teriak abel yg membuat raka mengalihkan pandangan melihat kebelakang. Disana abel sudah berdiri menatapnya nanar. Disana sudah ada reni eva dan tika

"gue udah coba pisahin, tapi mereka berdua sama kuat" ucap iyan

Abel maju beberapa langkah dan langsung menampar wajah raka. Raka hanya terdiam menerima tamparan dari abel. Raka memejamkan matanya emosi,sedangkan abel membantu gabriel berdiri.abel memapah tubuh gabriel melewati raka.

"arrrgggghhhhh" teriak raka berulang kali mininju dinding pembatas.

"ka.. Udah udah stop" ucap hebdra menarik tubuh raka

"argh.. Lepasin" teriak raka berusaha menendang dinding pembatas

"gue gak tau kenapa di akhir si gabriel kayak nyerah,bukan kalah, tapi lebih kayak di sengaja" ucap iyan

"udah, ayok bawak raka ke kantin belakang. Bahaya kalau guru lihat" ucap dion

Raka digiring oleh beberapa temannya untuk membawanya kekantin belakang sekolah.

"lo mau jadi preman?  Cuma karna cewek itu, lo jadi kayak gini" ucap brian

"cewek itu?  Apa maksut lo?!" ucap raka berdiri dari duduknya. Raka saat ini masih emosi

"aduh, mas raka kok bisa berantem sih" ucap si mbok kantin

"calm down boy.." ucap dion menenangkan raka

"udah.. Udah.. Jangan ribut" ucap hendra yg memang paling tua diantara mereka

Si mbok membantu iyan yg tengah mengobati luka dipelipis dan sudut bibir raka yg berdarah.

~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~

"makasih ya bel" ucap gabriel pada abel yg tengah mengobati lukanya

Abel mengangguk dan terus mengobati luka disudut mata dan bibir gabriel. Abel menatap gabriel yg juga menatap nya, gabriel menggenggam tangan abel yg masih berada didepan mukanya.

"bel..." lirih gabriel

"ya?" jawab abel masih menatap gabriel

"gua suka sama lo, em lo mau kan jadi pacar gue?" tanya gabriel masih menatap mata abel dan menggenggam tangan abel erat

Abel dengan cepat melepas tangan nya dari tangan gabriel. Abel memalingkan wajahnya diam.

"kalau lo gak bisa jawab sekarang gapapa, gua tunggu" ucap gabriel menarik dagu abel menatapnya, gabriel tersenyum

"luka lo udah gue obatin, gue balik kekelas duluan ya kak" ucap abel gugup menunduk

"makasih ya bel, dan gue tunggu jawaban dari lo" ucap gabriel yg dibalas anggukan dan senyuman oleh abel

~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~

Pulang sekolah abel tidak mengganti seragam sekolahnya, abel berjalan ke gazebo belakang rumah.hari ini benar benar membuatnya lelah dan Bingung.

"bel... " panggil raka

Abel membalikkan badannya melihat kearah raka yg memanggilnya. Raut wajah abel berubah begitu melihat raka. Abel menatap luka yg terbentuk diwajah raka, tidak jauh beda dari luka yg ada diwajah gabriel.

"kenapa lo belain dia?" tanya raka berjalan mendekati abel

"gak usah dekatin gue lagi! Mau lo apa sih!!  Lo gak bisa lihat gua seneng?! Apa salah nya kalau gabriel deketin gue sih?!" ucap abel penuh penekanan menunjuk wajah raka

"karna lo punya gua! Gak mungkin gua biarin punya gua diambil cowok lain!" jawab raka membuang muka menatap kearah lain

"punya?  Hahaha sejak kapan?!" ucap abel menatap sinis raka

"jadi ciuman selama ini? Lo gak bisa artikan ka.. "

"apa?!  Ciuman apa?!  Bahkan lo udah ciuma dila dan ntah cewek mana lagi yg udah lo cium!  Trus lo bilang itu artinya pacaran? Haha" tawa abel emosi

"bel.. Lo keterlaluan ya" ucap raka menyipitkan matanya tidak percaya dengan apa yg akan diucapkan abel barusan

"kenapa?!  Gue bener kan! Lo cowok brengsek yg bisanya nyium trus ngatain cinta kesemua cewek" maki abel

"makasih" ucap raka lirih

Raka melangkahkan kakinya pergi meninggalkan abel yg masih berdiri menatap kepergiannya. Kali ini ucapan abel benar benar menyakiti hatinya.

"gue keterlaluan gak ya" gumam abel

~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~

Pagi ini abel tidak melihat raka dikelas,padahal sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Abel menggeleng mencoba tidak peduli.

"bel, raka gak masuk, kata guru piket sih sakit" ucap eva

Abel mengangkat bahunya acuh,eva mengerutkan dahi bingung, sedangkan reni dan tika hanya menggeleng.

Begitu bel istirahat berbunyi abel langsung berjalan keluar kelas lebih dulu.gabriel sudah menunggunya di depan kelas, eva tika dan reni hanya bisa diam tanpa bisa ikut campur urusan abel dan raka.

Abel dan gabriel makan siang bersama dikantin,gabriel terus terusan mencari perhatian abel.

"pulang aku anterin ya" ucap gabriel lembut yg dibalas anggukan oleh abel

~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~

"siapa tu bel?" tanya gabriel pada abel yg akan turun dari mobil.

Iya, nathan sedang berdiri didepan rumah abel menatap abel dan gabriel.
"teman smp aku kok, aku turun ya kak, makasih udah anterin pulang" ucap abel yg dibalas anggukan oleh gabriel

Abel menghampiri nathan setelah mobil gabriel benar benar pergi dari halaman rumahnya.

"mau ngapain lo kesini nath?" tanya abel

"jadi itu yg namanya gabriel" ucap nathan

" maksut lo? Ooh gue tau, raka kan? Gak usah ikut campur urusan gua bisa gak?!" ucap abel ketus

"lo bisa berubah secepat ini karna dia. Haha gua bisa jamin dia bukan cowok baik baik" ucap nathan memiringkan bibirnya memberi senyuman ejekan

"mendingan lo pergi deh dari sini! Gue gak peduli lo mau ngomong apa tentang gabriel" ucap abel

"tunggu aja, gua bakal buktikan ke lo" ucap nathan

"emang nya lo baik? Haha" tawa abel menatap nathan sinis

Abel melangkahkan kakinya memasuki rumah meninggalkan nathan yg masih berdiri didepan rumahnya.

Jangan lupa sempatin klik vote + comment guys
😍😍
👇👇👇👇👇👇

AFRAID (Lanjutan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang