56

1.6K 44 8
                                    

Seminggu setelah kejadian malam itu, abel dan raka tidak bisa bertemu meski disekolah sekalipun. Tak hanya abel, raka juga diberi bodyguard untuk menjaganya.

Bahkan saat ujian pun mereka tidak mendapat ruangan yg sama, membuat mereka semakin sulit bertemu.papa abel bahkan menahan hp dan laptop milik abel, selama seminggu abel hanya berdiam diri dikamar saat pulang sekolah.

Saat teman teman abel datang kerumah pun, papa abel tidak memberi mereka izin untuk bertemu abel. Mama abel sebenarnya kasian pada abel yg sekarang tampak lebih kurus, kantung mata menghitam.

Semua ini ia lakukan untuk masa depan anaknya, ia tidak mau kalau anaknya sampai terjerumus ke hal yg akan merugikan dirinya dan masa depannya.

"abel sayang.. Makan ya, mama udah masakin makanan kesukaan kamu" ucap mama abel masuk kekamar abel

Abel langsung menutup wajahnya dengan selimut. Abel tidak pernah benar benar memakan makanan yg slalu diantarkan mamanya kekamar. Melihat reaksi anaknya, mama abel mendudukan pantatnya dipinggir ranjang abel.

"bel, mama ngerti gimana perasaan kamu, ma... "

"gak!  Mama gak ngerti! Oke kalau mama papa gak bolehin abel ketemu raka, tapi kenapa teman teman abel juga gak dibolehin? Bahkan hp sama laptop abel juga ditahan" ucap abel menangis, lagi.

"bel, itu perintah papa kamu. Kami cuma mau yg terbaik buat kamu bel" ucap mama abel lirih, ia mengelus kepala putrinya lembut

"udah deh, mendingan mama keluar, Abel gak mau ngomong sama mama " ucap abel menjauhkan tangan mamanya dari kepalanya

"yaudah mama keluar, kamu makan ya makanannya" ucap mama abel

Abel mengunci pintu kamarnya, kemudian berjalan kebalkon kamarnya. Iya, hanya lewat balkon kamar mereka bisa saling berbicara. Itupun jarang sekali bisa,bodyguard slalu mengawasi mereka dari bawah sekalipun.

Mereka takut, kalau saja ketahuan oleh bodyguard nya, mungkin balkon kamar juga akan ditutup agar mereka tidak lagi bisa bertemu.

"masih nangis aja?" tanya raka yg baru keluar dari balkon kamarnya.

"kenapa takdir gue gini amat sih ka. Baru juga gue bahagia" ucap abel lagi lagi menitikkan air mata

Raka tersenyum,kali ini raka tampak lebih tegar, tidak sesedih biasanya.

"lo seneng bakal pisah dari gue? 3 hari lagi ujian selesai, dan kita bakal benar benar pisah" ucap abel

"jarak bukan penghalang, yg pergi akan pulang, yg tak bertakdir akan hilang" ucap raka

"gue tau, sekuat apapun kita mempertahankan kalau lo bukan jodoh gue, kita pasti bakal pisah. Yg gue sedihkan, kenapa disaat gue baru ngerasa bahagia kesedihan datang" ucap abel

"apa yg tuhan rencanakan untuk lo besok, pasti jauh lebih indah dari apa yg lo tangisi hari ini" ucap raka tersenyum

Tidak, ia tidak benar benar tersenyum, raka hanya berpura pura tegar dihadapan wanita yg ia cintai ini hanya untuk menguatkannya. Iya abel, menguatkan abel yg seperti menyiksa dirinya sendiri.

Raka tidak bisa melihat abel yg makin hari makin kurus kantung mata menghitam, hatinya bahkan lebih sakit melihat keadaan abel dari pada menerima kenyataan kalau mereka harus pisah.

"pergilah, selama kita tidak pernah melupakan satu sama lain, gua gak masalah" ucap raka tersenyum lagi

"lo yakin?" tanya abel menatap raka

Abel tau, pria itu tidak benar benar kuat melepasnya, bukan abel GR abel bisa melihat betapa rapuhnya raka dari tatapannya. Mungkin bibirnya memang tersenyum, tapi hatinya, mungkin jauh lebih teriris dari hati abel saat ini.

"janjilah sama gue, kalau lo bakal nunggu gua jemput lo.dan lo cuma nikah sama gue" ucap raka

"gue janji, lo juga janji jaga hati lo buat gue" ucap abel

"iya, gua janji. Lo juga janji jangan nangis lagi. Jaga kesehatan lo, jangan kaya gini. Gua menderita lihat lo kaya gitu" ucap raka

"iya gue janji" ucap abel tersenyum

~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~••~~

"bel, kapan lo berangkat? " tanya tika pada abel selesai ujian

Ya, hari ini adalah ujian terakhir mereka. Papa abel bahkan sudah mengurus semua surat kepindahan abel. Guru sangat menyayangkan keputusan orang tua abel, mengingat abel juga merupakan murid berprestasi disekolah.

"besok gue udah berangkat" jawab abel

"kami ikut nganterin ya bel" ucap reni

"boleh ya sama bonyok nya abel?" tanya eva

"bolehlah, kalau gak boleh gue gak mau berangkat! Masak iya terakhir kalinya tapi gue gak bisa ketemu kalian" ucap abel

"aaaa gue pasti bakal merindukan lo" ucap eva dan tika serempak

"aaa berpelukan" ucap reni

Mereka saling berpelukan satu sama lain sampai bel pulang sekolah menyadarkan mereka.

"see you guys" ucap abel tersenyum

"see you too abelll" ucap eva tika dan reni

Eva tika dan reni tau, sahabatnya itu tidak benar benar bisa tersenyum. Tadi itu hanya senyum yg dipaksakan,  tapi siapa sangka kalau nasib abel dan raka akan jadi seperti ini.

Ayo dong vote + comment nya..
Beberapa part lagi udah bakal tamat nih..
Jangan rindu ya,kata abel dan raka
Wkwk 😍😍

AFRAID (Lanjutan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang