17. The First Day

129 14 0
                                    

"I'm fucked up, I'm black and blue.
I'm built for all the abuse.
I got secrets that nobody, nobody, nobody knows,"
🎵🎵🎵

◆◇◆

Musim telah berganti, Tahun juga sudah berlalu, semuanya berubah, namun ada juga beberapa hal yang tidak berubah.

Jari-jari lentik itu menyisir rambut hitam kelam yang mengkilap. Mata bulat namun tampak tajam itu melihat pantulan dirinya lewat cermin besar di hadapannya. Bibirnya yang seksi tertarik ke samping.

"Kau selalu tampan, Atherio Park." Suara itu menggema di kamar tersebut. Tidak lain dan tidak bukan, laki-laki tampan itu adalah Atherio Park. Hari ini adalah hari pertamanya di  Senior High School. Suaranya sudah berubah, terdengar sedikit lebih manly.

Atherio terlihat semakin tampan di.  Namun, meskipun dia mulai beranjak remaja, tetap saja masih telihat ada manis-manisnya.

Seragam barunya sudah rapi di tubuhnya yang tinggi dan kekar di usianya yang masih terbilang muda. Atherio melenggang pergi sambil menyambar tasnya dari meja. 

Dia bergegas menuruni tangga. Langkahnya terhenti di depan dua buah bingka foto yang besar di ruang keluarga.

Foto Park dan Aleena yang berdampingan. Atherio membungkukkan badannya dua kali. "Selamat pagi, Ayah, Ibu."

Atherio tersenyum cerah pagi ini, dia menuju ruang makan dan melihat ada dua orang pelayan di sana menyajikan roti ke meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Atherio tersenyum cerah pagi ini, dia menuju ruang makan dan melihat ada dua orang pelayan di sana menyajikan roti ke meja makan.

Atherio tidak melihat keberadaan kakaknya, "Apa ada yang melihat kak Nana?"

Kedua pelayan itu saling pandang lalu menggelengkan kepalanya, "Tidak, Tuan." Mereka berdua membungkukkan badan kemudian berlalu meninggalkan ruang makan. Atherio mengambil dua lembar roti lalu mengoleskan selai coklat dengan asal.

Dia menyantap roti tersebut sambil berjalan keluar dari dalam rumah. Atherio melihat gadis dengan seragam yang sama berdiri membelakanginya. Rambut hitamnya yang panjang di bawah sikut itu bergerak-gerak karena diterpa angin.

Atherio tersenyum, dia merangkul gadis yang lebih pendek dan lebih kecil darinya.

"Ah? Kau lama sekali," gerutu gadis itu terkejut. Dia adalah Atherina, wajahnya terlihat lebih dewasa. Dia telah kehilangan pipi bulatnya.

Atherio tersenyum dengan mulut yang masih penuh membuat pipinya bulat. "Mulutmu seperti habis meledak, bisakah kau makan dengan benar, Tuan muda Park?" Tanya Atherina yang melihat banyak coklat di bibir Atherio.

Atherina mengambil tisu dari dalam tas dan memberikannya pada Atherio lalu dia bergegas memasuki mobil. Atherio masih mengunyah rotinya, dia menyusul Atherina memasuki mobil.

ATHERIO PARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang