"Pray, try, and believe."
◆◇◆
Atherio memakai setelan jas dengan rapi. Dia menghela napas berat.
"Aku berjanji, aku tidak akan lama." Ucapan Atherina semalam terngiang di telinganya.
"Jika ternyata kau mengingkari janjimu dengan tinggal lama di sana lebih dari 5 tahun, aku tidak akan menganggapmu kakakku lagi ketika kita bertemu nanti. Artinya, aku berhak memilikimu." Jawabannya semalam juga membuat Atherina berpikir keras. Atherio terkekeh mengingat ekspresi kakaknya yang kebingungan.
Pintu kamarnya diketuk, Atherio menoleh. Gun Seok berdiri di sana, "Kami semua sudah siap, para tamu juga sudah hadir di markas besar."
Atherio mengangguk.
Di markas besar, banyak sekali tamu yang hadir. Tidak lain mereka adalah kelompok yang sudah lama bekerja sama dengan Park J. A. selama ini. Atherina duduk bersama beberapa orang peting dari kelompok lain. Mereka tampak berbincang serius.
Atherio bersama Gun Seok memasuki ruangan. Mereka berdua mendapatkan sambutan berupa tatapan dari orang-orang yang ada di dalam sana.
"Mana kelompok petir?" Tanya Atherio. "Mereka bukan rekan kita, sama sekali tidak ada hubungan kerja sama. Hanya saja kelompok kita pernah berhubungan baik ketika generasi ayahnya tuan Park."
"Aku tahu, ibuku pemimpin kelompok petir, kan?" Gun Seok tidak menjawab pertanyaan Atherio.
"Ah, sial.. terlalu banyak kebohongan." Atherio menghampiri Atherina yang beranjak dari tempat duduknya. Gun Seok hanya mampu menghela napas berat.
"Kita mulai saja," ucap Atherio. Atherina mengangguk. Gadis itu melangkah ke tengah-tengah ruangan. Dia berdiri dan memulai pidatonya.
Atherio memilih untuk duduk memperhatikan Atherina yang sedang berbicara di depan. Senyuman tampan terukir di bibirnya, cantik sekali dirimu, aku tidak keberatan jika kau lama di Jepang. Itu artinya kau melanggar janjimu dan aku berhak mendapatkanmu, Atherina Park.
Atherio melirik kearah kelompok ular. Ada Azura disana. Atherio menautkan alisnya kesal melihat keberadaan pria itu. Azura terlihat tampan dengan setelan jasnya, dia menoleh pada Atherio seketika kedua alisnya menukik tajam ketika pandangan mereka berdua bertemu.
Azokka menarik dagu adiknya agar tidak melihat Atherio seperti itu. Sementara Atherio membuang muka pada Atherina yang masih serius berpidato.
Atherio jadi teringat dengan percakapan mereka semalam.
".. setelah usiamu menginjak 20-an, semuanya akan berubah menjadi semakin sulit. Bukan hanya kau, aku juga. Sebelum ayah membawaku ke rumah ini, ayah sudah memprediksikan apa yang akan terjadi ke depannya. Ada banyak rencana yang dia buat untuk kelompok kita di masa depan, termasuk juga tentangmu." Atherina melihat Atherio yang masih mendengarkannya dengan ekspresi serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHERIO PARK
ActionAtherio Park, pewaris utama keluarga Park, pemilik tahta gelap sang ayah, pemain utama kisah ini. Pria tampan yang berbahaya. Dia bisa melakukan apa saja hanya dengan menjentikkan jari. Wanita pun harus berpikir belasan kali untuk mendekatinya. Tuan...