13. The Truth

119 13 4
                                    

"Ketika aku menyadari bahwa cinta ini adalah cinta yang berbeda."
_Atherio Park_

◆◇◆

Atherina Park

Atherina melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 9 malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Atherina melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 9 malam. "Paman Carlos, aku akan pergi tidur."

Carlos mengangguk, dia berdiri kemudian membungkukkan badan dan berlalu meninggalkan Atherina. Atherina menghela napas panjang sambil beranjak dari sofa menuju kamarnya.

Tiba-tiba dia teringat Azura, "Ya ampun, dia bisa mati jika aku biarkan begitu saja." Atherina mengambil ponselnya kemudian menelpon Esteban.

"Paman, kau masih di markas?"

"..."

"Berikan Azura makan, jika dia tidak mau, paksa saja."

"..."

Atherina mengakhiri panggilannya, dia melangkahkan kakinya menuju tangga. Kaki jenjangnya meloncati anak tangga untuk segera sampai di kamarnya. Saat melewati kamar Atherio, dia mendengar suara Atherio.

Atherina membuka pintu kamar adiknya, dia melihat Atherio yang terbungkus selimut. Dia menghampiri adiknya, tangannya bergerak menyentuh lengan Atherio.

Atherina terkejut merasakan suhu badan adiknya yang tinggi. "Rio.."

"Kak.. dingin..."

Atherina memeluk adiknya. "Kau pasti terlalu memikirkan kejadian tadi.. lain kali jangan menyusul ke tempat pertemuan.. itu berbahaya."

"Aku cemas ketika Kak Nana tidak ada di rumah," ucapan Atherio membuat kakaknya terharu. "Apalagi Kakak tidak sedang bersama dengan orang-orang yang biasa mendampingi Kakak."

Atherina mengeratkan pelukannya memberikan kehangatan pada Atherio. Bukan hanya tubuh Atherio yang terasa hangat, kedua pipinya juga.

"Kak.."

"Apa?"

"Mulai sekarang, aku yang akan melindungi Kakak."

"Tidurlah."

Atherio tersenyum, dia memegang kedua tangan kakaknya yang memeluk tubuhnya. "Apa aku harus sakit dulu agar Kakak mau tidur di kamarku lagi seperti dulu?"

"Semakin kita dewasa, maka semakin ada batasan di antara kita.. tidak seharusnya saudara perempuan berada di kamar saudara laki-lakinya."

Atherio mencerna ucapan kakaknya, "Kenapa harus ada batasan?" Tidak ada jawaban, Atherio mendongkak menatap wajah kakaknya yang terlihat tenang. Atherina sudah tertidur.

ATHERIO PARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang