11. A Leader is The Winner

152 13 0
                                        

"Be rainbow in someone else's cloud."

◆◇◆

Minggu pertama Atherio di markas bawah tanah, Atherio sedang berlatih kemampuan berbicara dan kemampuan menguasai bahasa asing bersama Carlos dan Min Hyuk.

Sementara itu, Atherina sedang memperhatikan adiknya dari kejauhan. Sesekali dia tersenyum melihat wajah kesal Atherio.

"Kenapa kita tidak bicara menggunakan bahasa Korea saja?" Tanya Atherio setengah menggerutu.

"Tapi Tuan, rekan bisnis kita bukan hanya orang Korea, ada banyak rekan bisnis yang berasal dari luar negeri." Mendengar ucapan Min Hyuk, tubuh Atherio tersandar lemas ke kursi.

"Ayah benar-benar ingin membunuhku secara perlahan, padahal aku bukan pengkhianat," gumam Atherio pelan. Min Hyuk terkekeh geli mendengar ucapan Atherio.

"Jadi, ini akan di lanjutkan?" Tanya Carlos. "Sebentar, rasanya lidahku bermasalah."

Atherina terkekeh kecil.

Minggu selanjutnya, Atherio berlatih komputer dengan Joon Ki. Pria itu menjelaskan tentang perangkat-perangkat penting yang bisa di gunakan untuk meretas sistem komputer. Atherio mendengarkan Joon Ki dengan serius.

"Itu mudah sekali, bukan?" Mendengar pertanyaan Joon Ki, Atherio mendongkak menatap pelatihnya itu. Dengan senyuman manis, Atherio menggelengkan kepalanya. Joon Ki memutar kedua bola matanya.

Atherina yang memperhatikan Atherio di tempat yang sama, tampak tersenyum simpul.

Minggu selanjutnya, Gun Seok bersama Carlos menjelaskan strategi dan cara kepemimpinan yang baik kepada Atherio. Dia mendengarkannya dengan serius, kali ini dia tampak mengerti.

"Berpikir cepat," gumam Atherio. Carlos dan Gun Seok saling pandang lalu menganggukkan kepalanya.

Tidak ada Atherina yang biasa memperhatikannya. Entah kemana gadis itu.

Minggu selanjutnya, Esteban menjelaskan cara memegang pistol dengan benar.

Esteban membidik dada kiri manekin yang sudah tersedia di ruang latihan.

Dor!

Satu tembakan membuat manekin itu hancur. Atherio terpukau dengan kemampuan Esteban. Atherio di suruh menembak kepala manekin.

Dor!

Atherio terkejut karena suara letupan dari pistol yang dia pegang. Tembakannya mengenai telinga manekin. Esteban yang melipat kedua tangan di depan dada tersenyum sambil menunjukkan jempolnya.

"Awal yang bagus," ucap Esteban.

Atherio terkekeh kecil.

Atherina ada di tempat biasa, dia memperhatikan adiknya sambil tersenyum bangga.

Minggu selanjutnya, Atherio berlatih bela diri bersama Victor. Gerakan Atherio masih sangat kurang. Setelah merasa kelelahan, dia memilih duduk di lantai lalu terbaring dengan napas terengah-engah.

Victor duduk di samping Atherio, dia menyodorkan botol air mineral pada tuan mudanya itu. Atherio menerimanya, "Terima kasih, Paman Victor."

ATHERIO PARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang