32. 이환

71 10 0
                                    

"Three things you should never break : Trust, promise, hearts."

◆◇◆

Esteban dan Joon Ki sedang mendata senjata yang akan dikirim ke luar negeri hari itu juga. "Kita akan kaya dengan uang ini!" Esteban berseru sambil menepuk bahu Joon Ki yang tersenyum semangat.

Esteban melihat ada salah satu anggotanya sedang melihat senapan yang akan dikemas. "Hei, anak baru!"

Pria itu menoleh lalu menghampiri Joon Ki dan Esteban, "Memanggilku?" Esteban menepuk bahu pria itu lumayan keras. "Iya, siapa lagi memang?" Tanya Esteban setengah menggerutu.

Joon Ki menutup map merah itu lalu memberikan laporan data tersebut kepada pria itu, "Choi In, berikan laporan ini pada Ji Hoo."

Pria yang bernama Choi In menganggukan kepalanya kemudian pergi meninggalkan ruangan.

Choi In melihat ke sekeliling. Banyak anggota lain yang beraktifitas di sana. Dia keluar dari markas bawah tanah dan berdiri di dekat pohon besar. Tangannya bergerak membuka map merah tersebut. Matanya membelalak.

Dia segera mengambil ponsel dari saku celananya. Menekan nomor untuk menelepon seseorang.

Lee Hwan tengah mengawasi sekolah tempat dimana Atherio belajar. Dia terhenyak ketika ponselnya berdering. Lee Hwan melihat nama Jae Hyung di layar ponselnya. Sejenak dia melihat kesekitar lalu mengangkat panggilannya, "Bagaimana Jae Hyung?"

Jae Hyung yang sedang menyamar menjadi Choi In tampak cemas, "Hwan, aku menemukan data-data penting kelompok Park. Aku akan mengirimkan fotonya." Pria itu memotret lembar demi lembar dokumen tersebut sambil mengirimnya.

Lee Hwan sudah menerima beberapa foto dan mencoba memperbesar foto tersebut.

Keringan dari dahi Jae Hyung menetes. Seseorang menepuk bahunya. Jae Hyung terhenyak dan menoleh. Moncong pistol menyentuh ke dahinya. Ternyata Gun Seok yang menodongkan pistol tersebut.

Di seberang sana, Lee Hwan tidak mendengar suara Jae Hyung. Dia tampak cemas. Tiba-tiba terdengar suara tembakan yang memekakkan telinga. Lee Hwan terbelalak kaget. Tangannya gemetar sampai-sampai ponsel yang dia pegang jatuh ke tanah. Pria itu bergegas pergi.

Sementara itu, Gun Seok mengelap cipratan darah di wajahnya. Esteban dan Joon Ki menunduk dalam ketakutan ketika mengetahui Gun Seok telah menemukan penyusup di dalam markas.

Gun Seok melempar ponsel berlumur darah ke meja membuat kedua pria di depannya sedikit tersentak.

"Cek ponselnya, Joon."

Ji Hoo dan Carlos bergegas memasuki ruangan dengan ekspresi panik. Gun Seok menyalakan rokoknya. Joon Ki segera mengecek ponsel tersebut.

"Di mana mayatnya?" Tanya Ji Hoo cemas. "Aku sudah mengurusnya," ucap Gun Seok. Dia menatap Esteban yang masih menunduk, "Seharusnya kau bisa memilih anggota dengan baik, kau hampir mencelakakan kita."

Ji Hoo dan Carlos melirik Esteban. Mereka berdua tahu, jika Esteban lebih takut pada Gun Seok daripada yang lain, bahkan Park.

"Dia polisi." Ucapan Joon Ki membuat keempat pria itu tercengang kaget. Carlos mengusap kasar wajahnya.

Ji Hoo memberikan instruksi, "Joon Ki, urus pembekuan! Esteban, urus persenjataan bersama Gun Seok dan Victor.." Gun Seok mendelik pada Ji Hoo. ".. aku bersama Carlos dan Min Hyuk akan mengurus anggota lainnya."

Semua anggota kelompok Park tampak sibuk. Terjadi kepanikan di markas besar.

"Polisi pasti akan tiba sebentar lagi. Mereka sangat cepat," gumam Ji Hoo. "Lalu kita bagaimana?" Tanya Min Hyuk. Ji Hoo terdiam.

ATHERIO PARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang