15. Tim Paman Ji Hoo

130 14 0
                                    

"A mistake increase your experience and experience decreases your mistakes. You learn for your mistake than others learn from your success."

◆◇◆

Sebelum berangkat ke sekolah, Atherio dan Atherina yang sudah rapi memakai seragam mengantarkan Park ke Bandara.

Park menyentuh bahu Atherio dan Atherina. "Mungkin aku akan lama tinggal di Italia. Aku sudah menitipkan pesan pada Ji Hoo. Aku harap kalian tidak terkejut dengan apa yang di katakan olehnya."

Ji Hoo yang berdiri di belakang Atherio dan Atherina mengangguk. Atherio menatap ayahnya, "Kenapa Ayah tidak bilang langsung saja?" Tanya Atherio.

"Aku tidak mau mengatakannya secara langsung," jawab Park. Atherina tidak berniat mengeluarkan suaranya, sedari tadi dia terdiam dengan tatapan kosong.

Park menyadari perbedaan sikap pada Atherina, dia menepuk pelan bahu Atherina. Gadis itu terhenyak dan serta merta dia mendongkak menatap ayahnya. Atherio menatap kakaknya.

Park tersenyum, "Selama aku pergi, aku harap kau bisa memahami Atherio.. dia memang pemberontak kecil, tapi dia akan lebih mendengarkanmu di bandingkan diriku." Atherina mengangguk ragu.

Park menepuk pipi Atherio membuat Atherio terkejut dan mengalihkan pandangannya pada Park. "Jangan diam-diam minum susu sapi," kata Park kemudian berlalu.

"Hanya itu?" Tanya Atherio. Park menghentikan langkahnya, "Jangan jatuh cinta dulu." Mendengar itu, Atherio menatap tajam ke arah Ji Hoo. Yang mendapat tatapan seperti itu terkejut.

Setelah itu, Ji Hoo mengantar Atherio dan Atherina ke sekolah. Mereka berdua sama sekali tidak berbicara, suasana menjadi canggung dan sunyi. Sesekali mata Ji Hoo melirik ke spion tengah melihat situasi kedua anak tuannya.

Ji Hoo merasa sikap kedua anak itu berubah belakangan ini. Seperti ada tembok penghalang di antara mereka. Sesuatu telah terjadi tanpa mereka rencanakan. Namun, Ji Hoo memilih untuk pura-pura tidak tahu.

Atherio melirik Atherina yang sedari tadi menatap jalanan yang di lalui oleh mobil itu. Kenapa kakak jadi diam begitu? Tidak seperti biasanya.

Mobil yang membawa mereka terhenti di depan sekolah, Atherio dan Atherina keluar dari dalam mobil. Tanpa berbasa-basi dengan Ji Hoo, mereka berdua langsung memasuki area sekolah.

Langkah Atherina semakin gegas, Atherio meraih tangan kakaknya. Atherina berbalik menatap adiknya.

Atherio menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. "Emm.. Kakak marah padaku?" Tanya Atherio dengan ekspresi yang membuat pandangan Atherina menyendu.

Atherina tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya, "Tidak, memangnya kenapa?" Atherina menarik tangannya dari genggaman Atherio.

Atherio merasa terluka dengan sikap kakaknya yang seolah tidak mau di sentuh, "Aku merasa.. Kakak berubah padaku." Atherio menunduk.

Atherina jadi merasa bersalah karena membuat Atherio sedih. Tangannya bergerak menyentuh dagu Atherio, "Maafkan Kakak, belakangan ini Kakak banyak pikiran karena tugas Kakak.. Rio mengerti, kan?"

Atherio menganggukkan kepalanya, Atherina tersenyum kemudian berlalu meninggalkan Atherio yang masih berdiri dengan tatapan sendu. Tepukan pada bahunya membuat anak itu terhenyak kaget. Dia menoleh ternyata Christian.

Tatapan Chris tertuju pada Atherina yang berjalan menjauh. Chris bergumam, "Dia kakakmu? Cantik, ya." Atherio menepuk pipi Chris, "Jangan melihatnya seperti itu!"

ATHERIO PARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang