16. Aleena Park

106 10 0
                                    

Milan, Italia.

Park melangkahkan kakinya dengan gontai, dia memasuki sebuah klub malam. Terdengar suara musik memenuhi seisi ruangan. Pandangan Park di edarkan ke setiap sudut ruangan.

Seorang bartender menghampiri Park kemudian berbisik. Park mengangguk.

Bartender berjalan lebih dulu diikuti oleh Park di belakangnya. Mereka sampai di depan ruang VIP, bartender membukakan pintu untuk Park.

Terlihat seorang wanita duduk membelakangi pintu. Gaun emas dengan bagian punggung rendah itu membuat siapa pun yang melihatnya akan tergoda. Tangannya bergerak memainkan gelas anggur dalam genggamannya. Sejenak Park menatap intens punggung wanita itu.

"Grazie mille," ucap Park. Bartender mengangguk kemudian membungkukkan badan dan berlalu.

Park memasuki ruang VIP, dia duduk di sofa. Pandangannya tertuju pada minuman yang tersedia di meja. Dia menuangkan anggur lalu meminumnya.

"Kau sendiri?" Tanya Park. Terdengar tawa lembut wanita itu, "Kau juga sendiri, Johan."

Wanita itu berbalik. Kini terlihat jelas siapa dia. Paras cantik yang terpajang di ruang keluarga di rumah Park. Namun, yang asli sudah tidak muda lagi.

Aleena Park, ibunya Atherio.. masih hidup.

Park menganggukkan kepalanya, "Aku mau menyelesaikan masalah kita, setelah itu semuanya selesai."

Aleena tersenyum meremehkan, "Kembalikan putraku, baru aku akan menyelesaikan semua ini." Aleena meletakkan gelas anggurnya dengan kasar.

Park mendecih, "Aku akan memberikan seluruh wilayah kekuasaanku yang ada di Italia untukmu.. urusan tentang Atherio selesai."

"Aku tidak butuh wilayah kekuasaan, aku juga memiliki wilayah yang luas di sekitar sini! Aku mau putraku!" Bentak Aleena.

Park mengalihkan pandangannya dari Aleena, "Dia putraku, aku ayahnya."

Aleena terlihat kesal, "Aku ibunya, aku berhak atas dirinya.. kau ini laki-laki macam apa yang tega memisahkan ibu dan anaknya.. lalu mengatakan pada anaknya bahwa ibunya sudah mati."

Park menundukkan kepalanya, "Jika saja kau bukan gangster, aku akan mempercayakan dia kepadamu. Tapi, aku lebih percaya dengan kemampuanku untuk melindunginya."

Aleena menautkan alisnya, membuat wajah lembutnya terlihat kejam. "kau menganggap orang-orangku lemah? Aku bisa melindungi dia seperti seorang ibu maupun seorang ayah."

Park menegak anggurnya, "Pengadilan tidak akan memberikan hak asuh anak padamu. Atherio lebih lama tinggal bersamaku, aku akan memenangkan hak asuh itu."

Aleena tersenyum sinis, "Kau pikir aku akan menempuh jalan pengadilan?" Aleena menodongkan pistol ke dahi Park.

Park tersenyum, dengan cepat dia bergerak menyerang tangan Aleena dan merebut pistolnya. Park menodongkan pistol itu ke dada Aleena.

Tatapan Park menyendu, "Aleena, percayalah.. aku bisa menjaga Atherio."

Aleena menutup moncong pistol dengan tangannya. "Aku tidak sudi jika kau menjadikan putraku sebagai monster mengerikan seperti dirimu!"

Park mendecih sambil tersenyum sinis, "Bagaimana bisa kau hidup di dunia gelap dengan menggunakan perasaanmu?"

Aleena mengambil pistolnya kembali dan meletakkannya ke meja. Dia menunduk sedih, "Kita tidak mungkin pernah bersama jika kau tidak memiliki perasaan."

ATHERIO PARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang