New York, Amerika.Esteban melihat jam tangannya. Beberapa orang kulit putih melihat senjata yang dia bawa.
"I like this gun," ucap salah satu dari mereka sambil mengarahkan pistol tersebut layaknya seorang polisi. Esteban memutar bola matanya.
"This is the best gun from our gang. So, please faster. I don't have many times."
Sementara itu, Gun Seok mengurus pasukan khusus yang berada dalam kuasanya. Begitu juga dengan Victor yang terlihat serius melatih pasukan khususnya.
Joon Ki sedang sibuk dengan komputernya. Sementara Ji Hoo sedang memberikan pengarahan pada Carlos dan Min Hyuk. Gun Seok menoleh kepada Ji Hoo. Merasa diperhatikan, Ji Hoo melirik Gun Seok. Sejenak pandangan mereka bertemu.
"Apakah tuan muda sudah pergi sekolah?" Pertanyaan Carlos membuat kontak mata itu terputus. Ji Hoo mengangguk.
"Apa Nona Atherina menelepon kalian?" Tanya Ji Hoo. "Tidak," Min Hyuk dan Carlos menjawab hampir bersamaan. "Nona Atherina pasti sangat sibuk."
Tokyo, Jepang.
Aleena melemparkan beberapa lembar foto ke hadapan Atherina dan Han Gun yang sedang berlutut di depannya. Terlihat seorang pria di foto tersebut.
"Pria itu telah berhutang 200 juta padaku. Dia harus membayar dengan kepalanya. Buronan ini memiliki harga kepala senilai hutangnya padaku."
Atherina menautkan alisnya. Han Gun menoleh pada Atherina.
"Aku akan kembali secepatnya untuk misi ini," tutur Atherina sambil bangkit dan berlalu diikuti Han Gun. Han Jin tetap setia berada di samping ibu petir. Dia tidak berekspresi sama sekali.
"Aku mau lihat, apa yang akan dilakukannya sekarang?"
"Dia cukup cerdas," ujar Han Jin. Aleena tersenyum, "Kau benar, tapi apakah dia akan selamanya cerdas?"
Beberapa jam kemudian, Atherina kembali dengan Han Gun. Mereka membawa pria di foto itu dalam keadaan hidup. Atherina meletakkan brankas ke meja Aleena.
Aleena terkejut dengan apa yang dilakukan Atherina. Gadis itu menarik dagu pria itu, "Isi brankas itu adalah uang sejumlah hutangnya padamu. Aku juga membawa pria ini kemari."
"Sialan gadis kecil ini sangat kasar!" Teriak pria itu sembari berontak dalam cengkraman Han Gun. "Aku juga berpikir begitu," gumam Han Gun.
Posisi Atherina semakin meningkat. Misinya terus berlanjut seiring dengan posisi penting yang dia dapatkan. Gadis itu menerima misi sesuai keinginan Aleena, tapi mengerjakannya sekehendak hati. Aleena jarang merasa kecewa dengan hasil misi yang dikerjakan gadis itu. Malahan, wanita itu jadi tertarik dengan cara berpikir Atherina yang berbeda darinya. Wanita itu selalu terkejut dengan apa yang dilakukan Atherina.
Aleena memikirkan cara agar Atherina berhenti memberikannya kejutan ketika pulang dari misi.
Aleena menatap Atherina, "Aku memiliki dendam terhadap seseorang. Dia telah memisahkanku dengan orang yang aku cintai.." Atherina memikirkan perkataan Aleena. Bayangan Atherio muncul di benaknya. Han Gun dan Han Jin mendengarkan dengan serius.
".. aku kehilangan orang yang aku cintai karena pria itu. Erina, Han Gun, bunuh orang itu dengan perlahan. Biarkan rasa sakit menyiksanya sebelum kematian."
Ternyata bukan tentang Atherio. Atherina tampak berpikir, dia tidak bisa terus menerus memikirkan cara yang berbeda.
"Apa kalian bisa pergi untukku?" Tanya Aleena membuat Han Gun mengerjap pelan. Dia menoleh pada Atherina.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHERIO PARK
ActionAtherio Park, pewaris utama keluarga Park, pemilik tahta gelap sang ayah, pemain utama kisah ini. Pria tampan yang berbahaya. Dia bisa melakukan apa saja hanya dengan menjentikkan jari. Wanita pun harus berpikir belasan kali untuk mendekatinya. Tuan...