"Terlalu berharap akan menyakitimu, namun itu bukan alasan untuk menyesali diri. Ingat sahabat akan selalu ada untukmu" -Tasya
< HAPPY READING >
BUDAYAKAN VOTE!
•••
Kanaya membuka matanya perlahan demi perlahan saat mencium bau obat-obatan yang masuk ke Indra penciumannya, ia memegang pelipisnya yang kembali berdenyut. Tasya yang menyadari bahwa Kanaya sudah mulai sadar, langsung saja ia mengecek suhu tubuh gadis itu dengan menempelkan tangannya di dahi Kanaya.
"Ada yang sakit gak?" tanya Tasya sambil mengusap lembut tangan Kanaya.
Kanaya yang mendengar ucapan Tasya, hanya bisa menggelengkan kepalanya kondisinya saat ini masih belum pulih, ia merasakan semua tubuhnya terasa kaku.
Tok, tokkk,,
Terdengar suara ketukan pintu membuat Tasya menoleh ke asal suara dan terlihat Reyhan membawa plastik hitam yang ada di genggamannya.
"Rey, gue balik ke kelas ya sekalian bilangin Kak Devan kalo Kanaya udah sadar," pamit Tasya.
"Iya, hati-hati.." Jawab Reyhan, lalu Tasya melangkahkan kakinya menuju kelasnya.
"Syukurlah lo udah sadar," ujar cowok itu sambil membuka plastik hitam yang di bawanya tadi.
"Lo sekarang makan ya, tadi gue beliin bubur," terlihat Reyhan yang akan mulai menyuapi Kanaya, tetapi ia urungkan pada saat melihat Kanaya mengeluarkan air mata.
"Lo kenapa nangis?" tanya Reyhan yang melihat mata gadis itu berkaca-kaca, lalu menguspkan air mata Kanaya dengan ibu jarinya
sedangkan Kanaya hanya menggelengkan kepalanya."Nay, lo kayak gini pasti gara-gara kelakuan Viona kan?" tanya Reyhan sambil mengusap pelan kepala Kanaya, lagi-lagi Kanaya diam dengan tatapan kosong.
"Gue janji akan jaga lo, gue pastiin juga dia gak bakalan sentuh lo sedikitpun, gue janji Nay" ucap Reyhan lagi sambil memegangi tangan kanan Kanaya, karena ucapannya tidak direspon oleh Kanaya satupun, akhirnya Reyhan diam dan memilih berjanji pada dirinya sendiri akan menjaga dan melindungi Kanaya.
"Kalo gitu yuk dilanjutin makan buburnya, biar gue yang suapin" ujar Reyhan hendak menyuapi Kanaya.
"N-nggak usah, lo balik ke kelas aja biarin gue sendirian disini" katanya mentap lurus ke depan, sedari tadi Kanaya tidak mau melihat wajah cowok itu, semakin ia lihat akan semakin nyaman jika Reyhan berada di dekatnya.
"Ya udah kalo gitu cepat sembuh ya jangan lupa buburnya di makan" ucap Reyhan sambil meletakkan bubur Kanaya kembali di atas meja yang sudah tersedia di sana, kemudian mengusap rambut Kanaya pelan dan langsung menjauhkan diri dari UKS.
"Mulai detik ini, haruskah gue ngelupain lo, seakan-akan kita gak pernah kenal?" batin Kanaya dengan air mata yang menetes di permukaan pipinya.
"Nay, gimana keadaan lo?" Devan tiba-tiba datang membuyarkan lamunan Kanaya.
"Kak Devan? gue gak kenapa-kenapa kok, cuma gak enak badan aja, ngomong-ngomong kapan lo ada di sini?" tanya Kanaya menghapus air matanya lalu mengambil air mineral yang diberikan oleh Devan.
"Baru aja, lo kenapa nangis? tenang aja Nay nanti pas istirahat gue balas perbuatan si Viona, biar tau rasa tuh betina" kata Devan yang sudah geram dengan kelakuan Viona, ia tau Viona lah yang menjadi Kanaya seperti ini.
"Nggak usah Kak, Naya janji nggak akan ada masalah lagi sama Viona. Plis dengerin sekali ini aja," ucap Kanaya sambil mendekatkan jari kelingkingnya ke arah Devan kemudian di balas oleh Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYHAN & KANAYA (Sudah Terbit)
Teen FictionReyhan Mahardika, siswa most wanted di sekolah SMA Tunas Bangsa, parasnya yang tampan berhasil melelehkan hati semua perempuan di sekolah itu. Terutama Kanaya Vinaria, gadis cantik nan manis. Bagi Kanaya, Reyhan adalah cowok soft yang ingin dia mi...