32. Pengganggu sialan

2.9K 220 152
                                    

< HAPPY READING >

BUDAYAKAN VOTE!

•••

Hari kemenangan ini lah yang di tunggu oleh seluruh warga SMA Tunas Bangsa, hari yang dimana team futsal sekolah ini memenangkan juara satu pada babak final. Seluruh guru sangat bersyukur dan tentunya bangga dengan hasil kemenangan ini.

Sedangkan Kanaya tak kalah senang dengan kemampuan Reyhan yang memang terbilang mahir dalam bermain futsal.

Saat ini Reyhan dan Kanaya sedang berada di kantin, mereka tidak hanya berdua saja tetapi di temani oleh kedua teman Reyhan. Asyik bergurau kecil, dan membahas hal-hal yang tidak penting, saat sedang asiknya tiba-tiba datanglah Viona lalu duduk di samping Reyhan.

Alhasil seluruh perhatian mereka tertuju pada Viona. Terutama Kanaya, ia sangat jengkel melihat Viona seperti itu, seandainya dia ada di posisi Viona, pasti Kanaya sangat malu karena dengan seenaknya nyosor-nyosor cowok orang, terlebih lagi cowok itu sudah mempunyai pacar.

"Rey, selamat ya atas kemenangannya yang kemarin, aku seneng banget dengernya apalagi pas kamu cetak gol pertama, astagaa aku gak kuat liatnya," ucap Viona dengan tingkah lebay.

"Ya, makasih.."

"Eh centil! Ngapain lo kesini?" Tanya Kevin sewot sambil menyeruput es tehnya yang sudah mulai habis.

"Sewot banget astaga, lo punya mata kan?" Tanya Viona balik sambil melipatkan kedua tangannya di dada.

"Lo juga punya mata kan?" Kevin tak mau kalah dengan gadis centil di depannya ini.

"Punya lah, ini mata gue ada dua!" Geram Viona dengan menunjukan kedua matanya.

"Punya dua mata tapi gak berguna," balas Rian santai. "Eh centil, kalo lo emang bener punya mata, setidaknya lo bisa liat Reyhan sekarang dengan siapa? Gak usah jadi pengganggu!" Ucap Rian menunjuk ke arah Viona.

"Lo tau kan kalo Reyhan udah punya pacar, otak lo ada di mana sih? Percuma sebenarnya lo kesini!" Timpal Kevin.

"Mending lo pergi dari sini." Kata Reyhan sedikit dingin kepada Viona. Jujur saja Reyhan risih jika berdekatan begini dengan Viona, Reyhan cowok yang peka, dia sadar bahwa raut wajah Kanaya menunjukkan bahwa mahluk laknat di sampingnya ini harus di singkirkan dari sini!

Memang Kanaya hanya diam saja sedari tadi, gadis itu hanya tidak mau memiliki masalah dengan cewek centil itu, percuma saja berdebat dengan Viona, tidak ada untungnya sama sekali yang ada dia akan menjadi pusat perhatian di kantin, dan berurusan dengan guru BK.

"Kamu suruh aku pergi?" Katanya dengan muka sok sedih.

"Iya!" Ucap Rian dan Kevin bersamaan.

"Awas ya kalian!!" Ujar Viona dengan mata tajamnya sembari menunjuk Rian dan Kevin.

"See you!" Kata Rian dengan melambaikan tangannya ke arah Viona. Sedangkan Viona sebal sendiri di buatnya.

"Gedeg banget gue liat si centil, mendingan liat si cantik," ungkap Kevin dengan senyum genitnya ke arah Luna yang akan menghampiri meja mereka. Entahlah, Kevin sangat suka menjahili Luna, ia ingin melihat ekspresi Luna yang kesal kepadanya, menurutnya itu sangat lucu.

"Nay, gue ke kelas dulu ya, atau lo ikut sama kita?" Tanya Tasya. Alasan mereka kemari hanya untuk menanyakan hal itu saja.

Kanaya nampak berpikir.

"Gue ikut kalian aja, Rey aku ke kelas." Ijin Kanaya dengan nada yang sedikit jutek. Sedangkan Reyhan mengerutkan dahinya, ada yang berbeda dengan Kanaya.

REYHAN & KANAYA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang