40. Salah paham

2.8K 214 68
                                    

VOTE DULU SEBELUM MEMBACA!

~Happy Reading~

🥀

Hari penerimaan raport telah tiba, di pagi hari seluruh siswa mengadakan pembersihan di dalam kelas untuk menyambut orang tua murid, tetapi lain halnya dengan Kanaya, dia malah sibuk di toilet, sedari tadi ia bolak-balik ke kamar mandi.

Percayalah perutnya sangat sakit, seperti ingin mengeluarkan sesuatu
dari dalam.

"Nay, udah belom?!" Teriak Tasya sambil menggedor-gedorkan pintu kamar mandi.

"Belom, tunggu sebentar!" Teriak balik Kanaya dari bilik toilet.

Tiga menit sampai lima menit pun Kanaya tak kunjung keluar dari toilet, membuat Tasya kebelet pipis, sedangkan di toilet samping masih ada perbaikan.

"Nay, cepet!"

Clekk!

"Lama banget sih, lo pasti mencret kan?!" Tanya Tasya lalu dengan cepat memasuki kamar mandi yang ditempati Kanaya tadi.

"Gue tinggal yaa?"

"Ish, tungguin!"

•••

Tidak lama pun orang tua siswa sudah berada di lingkungan sekolah, lalu berkumpul terlebih dahulu di aula untuk mengadakan rapat.

Selesai rapat, seluruh orang tua atau wali murid di persilahkan untuk ke kelas sesuai dengan kelas si anak.

Di setiap kelas, terlihat wali kelas sedang membicarakan tentang perkembangan anak didiknya, dan ada juga yang melaporkan pada orang tua siswa mengenai nakalnya anak-anak mereka.

Sebagian siswa merasa sedikit takut, karena sehabis penerimaan raport mereka akan kena omel hanya karena nilai anjlok atau sering bolos sekolah, yang selama ini tidak diketahui oleh para orang tua.

Kanaya menunggu Nadya yang masih berada di dalam kelas, namanya belum disebutkan oleh sang wali, sedangkan teman-temannya yang lain sudah mendapatkan raport.

Ia mengigit kukunya sambil menunggu Nadya keluar, apakah dia tidak naik kelas? Sampai-sampai Mamanya belum keluar dari kelas.

"Nay, aku duluan yaa.." Kata Luna sambil melambaikan tangannya ke arah Kanaya.

"Eh Iya, hati-hati."

"Mama kamu masih di dalam, orang tua yang lain masih banyak kok namanya belum disebut" kata Bundanya Luna sambil mengusap lembut bahu Kanaya, seakan-akan mengerti isi pikiran Kanaya.

"Iya, Tan.." Jawab Kanaya sambil tersenyum ramah.

Akhirnya Nadya pun keluar dan tiba-tiba memeluk Kanaya dengan erat, sedangkan Kanaya yang berada dalam pelukan Nadya di buatnya bingung.

"Kenapa Ma?"

"Kamu dapet peringkat kelas sayang!" Seru sang Mama.

"Hah?" Tanya Kanaya sambil melepas pelukannya.

"Lo dapet peringkat ke tiga Nay!" Sahut Tasya, yang kini memeluk Kanaya senang.

REYHAN & KANAYA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang