17. Menghindar

3.9K 300 14
                                    

< HAPPY READING >

BUDAYAKAN VOTE!

•••

"Anak-anak sekarang boleh istirahat, nanti setelah istirahat kita lanjutkan lagi" ujar Bu Ranti-Guru Senibudaya.

Setelah Bu Ranti melangkahkan kakinya keluar kelas, seluruh penghuni kelas berhamburan keluar menuju Kantin untuk mengisi perutnya yang kosong.

"Nay, di cari sama Reyhan" ucap siswi yang memakai kacamata lalu pergi begitu saja dari hadapan Kanaya.

Kanaya berjalan menuju depan kelasnya untuk menemui Reyhan.

"Kenapa Rey?" tanya Kanaya menaikan satu alisnya.

"Kantin yuk sama gue" ajak Reyhan tersenyum hangat kepada Kanaya,
ia berharap Kanaya mau dengan'nya kali ini, setiap malam dirinya trus melamun memikirkan Kanaya yang setiap hari semakin cuek dan selalu menjaga jarak, hal itu membuat ia dan Kanaya akan menjadi canggung.

"Nggak ah, gue sama Tasya Luna aja, lagian urus dulu tuh cewek lo! Oh iya
Besok-besok lo Jangan kesini lagi,
percuma kalo kesini ujung-ujungnya juga bakalan gue tolak." Setelah Kanaya mengucapkan kata itu,   dengan langsung gadis itu menyuruh Tasya dan Luna untuk pergi ke kantin bersama, yang sedari tadi diam di belakang Kanaya.

Mungkin saja ucapan Kanaya tadi membuat hati Reyhan teriris. Cowok itu sudah mempunyai feeling sebelum kemari bahwa Kanaya akan sama seperti kemarin-kemarin yang selalu menolaknya dengan alasan yang sama.

"Nay, lo seharusnya nggak kayak gitu sama Reyhan, lo nggak bisa ngehargain perasaan Reyhan? dengan lo mau ke kantin bareng sama dia!" omel Tasya pada saat perjalanan menuju Kantin.

Kanaya hanya diam.

"Ah kesel gue sama lo!" frustasi Tasya dengan sahabatnya yang satu ini.

Setelah mengisi perutnya yang kosong di kantin, Kanaya ddk langsung kembali menuju kelasnya.

"Eh Sya, Nay, Luna toilet dulu ya mau pipis" ucap Luna sudah berada di depan kelas.

"Oh yaudah, mau di anterin?" tawar Tasya yang mendapatkan gelengan dari Luna, lalu Tasya dan Kanaya melanjutkan perjalanan ke dalam kelas.

Pada saat Luna akan balik ke kelas tiba-tiba ia di kejutkan oleh seorang cowok yang waktu itu memaksanya untuk pulang bareng, Luna berusaha mengingat nama cowok yang ada di depannya ini dengan mengerutkan keningnya, kalo nggak salah namanya Kevin, Ah iya namanya Kevin! Batin Luna.

"Napa lo?" tanya Kevin terkekeh melihat tingkah Luna yang menurutnya sangat Lucu.

"Em, kamu kan yang namanya Kevin, yang waktu itu maksa aku buat pulang bareng?" tanya Luna menyipitkan matanya.

"Iya, emang kenapa?" tanya Kevin mencondongkan tubuhnya ke arah Luna, sontak membuat gadis itu mundur beberapa langkah.

"Kamu ngapain kesini?" tanya Luna penuh selidik.

"Emang gak boleh gue disini? emang tempat ini punya nenek moyang lo?"
Tanya Kevin bertubi tubi.

"Tapi ini kan toilet perempuan, emang kamu nggak bisa baca kalo ada tulisan tempat ini tempat khusus cewek?" tanya Luna balik.

"Ah, bacot kali lo gue kira lo kalem kalem gitu, pemalu, nggak banyak omong, trus lo ng—" belum sempat Kevin melanjutkan ucapannya tiba-tiba Luna sudah tidak ada di depannya lagi.

"Tuh cewek ngeselin deh, umpung cantik" gumam Kevin lalu pergi dari tempat ini sebenarnya ia kemari hanya ingin modus saja dengan Luna, tapi rekasi Luna malah seperti itu.

REYHAN & KANAYA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang