< HAPPY READING >
BUDAYAKAN VOTE!
•
•Pulang sekolah Kanaya dan kedua sahabatnya menuju lapangan futsal untuk melihat Reyhan dan teman-temannya yang sedang latihan di sana.
"Ayok buruan, biar enggak ketinggalan!" seru Kanaya sambil menarik kedua tangan sahabatnya itu ia sangat tidak sabar untuk melihat Reyhan yang sedang latihan futsal.
"Iya, ini gue udah cepet jalannya" ujar Tasya sebal karena Kanaya terlalu kencang menarik pergelangan tangannya. Akhirnya mereka sampai juga di lapangan futsal yang dimana tempat Reyhan dan teman-temanya latihan.
"Aaaa, Reyhan keren banget!" Kanaya melihat Reyhan yang sedang menendang bola ke arah gawang lawan dan mencetak gol, di tambah keringat yang membasahi pipinya menambah kesan keren.
"Gimana sih, katanya orang-orang gak boleh ada yang tau kalo lo itu suka sama Reyhan" tanya Tasya sembari menatap Kanaya heran.
"Oh iya. Hehe" kata Kanaya refleks menutup mulutnya.
Lima belas menit kemudian, akhirnya latihan futsal telah selesai Kanaya dengan cepat menuju kantin untuk membeli air mineral di temani oleh Luna.
Tasya?
Lima menit yang lalu Tasya terlebih dahulu pulang karena ada hal mendadak yang mengharuskannya pulang.
Setelah selesai membeli air mineral, Kanaya cepat-cepat langsung menuju lapangan, agar Reyhan tidak pulang terlebih dahulu.
Kanaya bernapas lega saat di lihatnya Reyhan masih di lapangan sedang duduk-duduk santai bersama temannya. Pada saat akan memberikan air mineral kepada Reyhan, tiba-tiba datanglah Viona yang terlebih dahulu memberikan sebotol air kepadanya.
Raut wajah Kanaya seketika berubah sedih dan kecewa saat melihat Reyhan yang menerima minuman botol dari Viona.
Dari jauh, Luna yang melihat Kanaya yang diam melihat semua itu dengan cepat ia menarik tangan kanaya dan membawanya pergi ke depan gerbang sekolah. Sedangkan Kanaya hanya pasrah dan mengikuti Luna dari belakang.
"Tetap sabar ya Nay, kamu gak boleh sedih nanti cantiknya ilang loh" ucap Luna yang bermaksud menghibur sahabatnya ini.
Kanaya hanya bisa tersenyum padahal dalam hatinya ia ingin menangis dan berteriak sekencang kencangnya, mungkin ini terlihat lebay tapi Kanaya saat ini benar-benar kecewa. Terlebih lagi sempat ia lihat Viona yang bergelayut manja pada lengan Reyhan.
Lima menit berlalu akhirnya Luna sudah di jemput, tinggalah Kanaya dan beberapa siswa yang sedang menunggu jemputannya.
"Duh gimana nih? pasti busnya udah pergi" sepertinya bus sekolah sudah tidak ada di area sekolah, sialnya Kanaya benar-benar terlambat karena ia tadi asik menonton Reyhan yang sedang latihan.
Kini Kanaya hanya bisa diam dan memilih duduk di pinggir sekolah sambil melamun tentang kejadian tadi yang bersangkutan dengan Reyhan dan Viona.
Melamaun dan terus melamun, sampai ia tidak sadar jika ada seorang cowok yang memperhatikannya dari tadi.
Tin, tin...
Pada saat asik melamun Kanaya terkejut karena mendengar klakson motor, ia melihat ada seorang cowok yang memakai motor ninja berwarna merah beserta helm hitam full menutupi kepalanya.
Kanaya bingung siapa orang itu.
Dengan tiba-tiba cowok itu membuka helmnya dan tersenyum kearah Kanaya. "Kenapa belum pulang?" tanyanya.
"Alvin.." Gumam Kanaya pelan.
"Hei, kenapa diem aja?"
"Belum di jemput" gadis itu terlihat sebal, bagiamana tidak? Jelas-jelas ia masih di sekolah berarti belum ada yang menjemputnya untuk pulang kerumah.
"Oh, mau gue antar pulang?" tanya Alvin lagi.
Kanaya nampak berpikir "Em, boleh deh" ia juga bosan lama-lama diam di sekolah, sedangkan di rumah setidaknya dapat rebahan sambil mendengarkan musik, semua itu bisa ia lakukan untuk menenangkan dirinya.
Dalam perjalanan pulang tiba-tiba Alvin mengajak Kanaya untuk makan siang di sebuah rumah makan yang tidak jauh dari sekolahnya.
"Kok kita kesini kan gue udah bilang rumah gue itu masih jauh, trus pagarnya warna coklat bukan di sini Alvin!" kata Kanaya bingung yang tiba-tiba di bawa kemari oleh Alvin.
"Iya gue tau tapi kita makan siang dulu ya, pasti lo laper kan?" Alvin sangat peka terhadap Kanaya, karena pada saat di perjalanan pulang cowok itu mendengar cacing dalam perut Kanaya yang minta di isi.
Mereka berdua memasuki rumah makan dan memilih duduk dekat dengan jendela.
"Permisi mau pesan apa?" tanya pelayan itu dengan ramah dan sopan.
"Lo mau pesen apa?" Tanya Alvin kepada Kanaya sambil melihat menu makanan yang tersedia.
"Milk shake sama kentang goreng aja"
jawab Kanya sambil menatap Alvin."Oke" ujar Alvin sambil mengangkat jempolnya.
"Milk shake dua dan kentang gorengnya juga dua" kata Alvin kepada pelayan makan tersebut.
"Baik saya ulang sekali lagi, milk shake dua dan kentang goreng dua. Ada lagi?"
Alvin hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum kearah pelayan.
"Lo kenapa, kok dari tadi kayaknya sedih gitu?" Alvin yang melihat raut wajah Kanaya yang seperti itu, memilih langsung bertanya.
Kanaya yang sedari tadi diam saja, tiba-tiba terkejut mendengar ucapan dari Alvin.
"Eh, gak apa-apa kok. Tadi di sekolah banyak tugas dan gue agak capek aja gitu" jawab Kanaya, sangat jelas ia berbohong kepada Alvin, sebenarnya ia melamun tentang kejadian Reyhan dan Viona tadi.
"Lo gak pinter berbohong, gue tau lo
bohong" ucap Alvin ia tau jika Kanaya saat ini tengah berbohong kepadanya."Ck, udah di bilangin gak percaya" kesal Kanaya.
Gadis itu hanya diam dan menunduk, kenapa hari ini ia ingin sekali menangis. Katakanlah ia gadis yang cengeng.
Dan saat itu juga datang seorang
Pelayan membawakan napan berisi menu yang di pesankan oleh Alvin tadi.30 menit akhirnya motor Alvin sudah berada di depan rumah Kanaya.
"Makasih ya, udah nganterin gue dan bayarin gue makan siang tadi" ujar Kanaya sambil tersenyum tipis kearah Alvin.
"Iya sama-sama, oh iya gue boleh minta nomor lo gak?" tanya Alvin sambil memberikan ponselnya kepada Kanaya.
"Oke." balas Kanaya langsung mengambil dan memasukan nomornya di ponsel Alvin.
"Udah kok" ucap Kanaya sembari mengembalikan benda pipih tersebut kepada pemiliknya.
"Maksih ya" ujar Alvin sambil memasukan ponselnya ke dalam saku celana.
Kanaya hanya mengangguk lalu melambaikan tangannya pada saat Alvin sudah meleset pergi dari area rumahnya.
Gadis itu berjalan memasuki rumahnya yang sepi, hanya ada Nadya dan dirinya saja di rumah atau mungkin Devan sudah pulang dari sekolah.
"MAMA KANAYA PULANG!"
"IYAA, GAK USAH TERIAK-TERIAK MAMA UDAH DENGER" teriak balik Nadya karena kesal kepada anak perempuannya itu.
Saat Kanaya membuka pintu kamarnya, ia melihat dari balik pintu kamar Kakaknya yang sedikit terbuka, dimana Devan sedang asik tidur-tiduran dan bermain ponsel di atas kasur.
Dengan langsung Kanaya menghampiri Devan dan menendang pintu kamar dengan keras.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
REYHAN & KANAYA (Sudah Terbit)
Teen FictionReyhan Mahardika, siswa most wanted di sekolah SMA Tunas Bangsa, parasnya yang tampan berhasil melelehkan hati semua perempuan di sekolah itu. Terutama Kanaya Vinaria, gadis cantik nan manis. Bagi Kanaya, Reyhan adalah cowok soft yang ingin dia mi...