23. Sebuah hukuman

3.6K 253 76
                                    

< HAPPY READING >

BUDAYAKAN VOTE!

•••

2 bulan kemudian,

Saat ini Kanaya dan kedua sahabatnya sedang menjalani sebuah hukuman yaitu membersihkan seluruh ruang perpustakaan, tadi Bu Rini lah yang menyuruh mereka untuk membersihkannya, tetapi malah terjadi kekacauan yang di buat oleh Kanaya dan Tasya.

Mereka berdua berebutan sapu ijuk yang berada di ruang guru, karena sapu ijuk tersebut terlihat lebih bagus dari sapu yang lain, disinilah mereka berada, tempat dimana sering di jumpai oleh si kutu buku.

"Capek," keluh Tasya yang belum beberapa menit sudah mengeluh.

"Lo sih, coba aja lo ngasi tuh sapu," kata Kanaya dengan mimik wajah yang sangat kesal, bagaimana tidak kesal coba? bisa kalian bayangkan, tadi niat ke koprasi buat beli penggaris, eh malah di suruh nyapu, sedangakan sekarang PR pun belum buat sama sekali.

"Kok gue sih, seharusnya lo itu ngalah, karena lebih kecilan lo daripada gue!" Bela Tasya yang membuat Kanaya semakin tambah kesal.

"Di mana-mana kalo orang besar yang selalu ngalah," ucap Kanaya lalu melanjutkan membersihkan rak buku, Kanaya benar-benar bingung saat ini, ia memikirkan PR yang belum ia buat, asal kalian tau Pak Rudi bener-bener top jika memberikan hukuman untuk muridnya, entahkah itu setiap hari membuat ulah, atau tidak membuat PR.

"Kalian tuh sama, Luna yang nggak salah jadi ikutan kena imbasnya," kini giliran Luna yang menatap Kanaya dan Tasya kesal.

"Hehe, maaf Lun," ucap Tasya cengengesan.

"Cepet-cepet lagi lima menit bel!" Seru Luna sambil melihat arloji putihnya.

"Hah?!" Pekik Kanaya panik.

"Gue ke kelas dulu, huaa belum buat PR pak Rudi!" Cepat-cepat Kanaya melangkahkan kakinya menuju kelas.

"Untung kita udah selesai," ucap Luna merasa lega.

"Iya, baguslah kita di hukum biar nggak dapet pelajaran pak Rudi," celetuk Tasya cengengesan.

"Nggak ah, Luna ke kelas aja, daripada bersih-bersih kayak gini," ucapanya.

"Yaelah Lun.."

•••

Terik matahari membuat Kanaya ingin sekali berendam di air es, siang ini Kanaya sedang menghadap sembari menunjukkan sikap hormat
di depan tiang bendera.

Kesialan kini menimpa seorang gadis yang sedari tadi mengoceh tidak jelas
sampai mengundang para murid yang berlalu-lalang di area lapangan upacara, Kanaya sangat menyesal karena tidak bisa mengatur waktunya sedikit untuk mengerjakan PR.

Kanaya terkejut saat seseorang tiba-tiba menempelkan air mineral dingin ke arah pipinya yang sudah bercucuran keringat.

"Kaget tau nggak?" kesal Kanaya yang ternyata orang itu ialah Reyhan, orang yang selalu ada untuknya.

"Kenapa bisa?" Tanya Reyhan saat melihat Kanaya tengah hormat di ruang bendera sekolah.

"Bisa apanya?" Kanaya bertanya balik sembari merampas botol minum tersebut dari tangan Reyhan.
"Aaa, susah tolong bukain," ucapnya manja saat Kanaya akan membuka tutup botol tersebut.

"Kenapa bisa dihukum?"

"Karena nggak buat PR," kata Kanaya apa adanya.

"Ck, dasar males,"

REYHAN & KANAYA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang