< HAPPY READING >
BUDAYAKAN VOTE!
•••
Reyhan dengan cepat berjalan menujui gerbang sekolah, tujuanya adalah untuk menemui Alvin, dan kebetulan pada saat melewati gerbang pertama, munculah sosok Alvin dengan wajah gelisah, terlihat dari cara berjalannya yang tergesa-gesa.
Tidak membuang waktu lagi, Reyhan langsung menarik kasar kerah baju Alvin dengan rahang yang mengeras, tak lupa sorot mata tajamnya.
"Maksud lo apa hah?!" geram Reyhan yang sudah terpancing emosi.
"Pliss minggir, gue buru-buru
sekarang, Adek gue sedang kritis di rumah sakit," ucap Alvin masih dengan wajah yang sangat gelisah, karena saking khawatirnya dengan sang Adik. Alvin bukanlah orang yang pengecut, tapi mengingat keadaan sekarang, ia lebih memilih untuk menjenguk adiknya yang terbaring lemah di rumah sakit."Alasan yang bagus, seharunya lo ngomong di depan gue kalo lo gak terima dengan semua ini!" Ucap Reyhan yang sama sekali tidak peduli dengan ucapan yang di lontarkan Alvin, hati nuraninya pupus sudah.
Dengan sekuat tenaga Reyhan menonjok keras tepat pada rahang Alvin, yang membuat Alvin tersungkur di tanah. Perlahan cowok itu bangun dengan senyum smirknya dan langsung menonjok balik Reyhan. Kanaya yang sudah ada di sana menutup mulutnya kaget, dengan air mata yang sudah mengalir ke bawah.
Takut, kata itulah yang menyelimuti seluruh diri Kanaya saat ini, detak jantung seakan berdetak kencang dan tubuh yang bergetar, ia sudah menyangka akan menjadi seperti ini.
Ia salah, sangat salah, apa yang harus dia lakukan sekarang? Ikut berdebat? Ah tidak-tidak yang ada masalah akan menjadi lebih besar, atau memeluk Reyhan dari belakang? Nah iya! Tidak ada cara lain lagi, dengan cepat ia memeluk Reyhan dari belakang, sontak membuat Reyhan terkejut.
"Udah stop, aku takut.." Ucapnya lirih, gadis tersebut membuat Reyhan maupun Alvin memberhentikan pertengkaran mereka, paham dengan keadaan, dengan cepat Alvin meninggalkan mereka berdua lalu menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Reyhan sadar, bahwa di sini masih ada gadisnya, ia tak mau membuat Kanaya menjadi khawatir dan takut.
"Gak usah takut," balas Reyhan yang terdengar dingin di telinga Kanaya.
"Iya udah gak takut kok, tapi bibir kamu—" ucapan Kanaya terpotong.
"Gak apa-apa, langsung balik aja," kata Reyhan menyentuh pelan luka lebam-nya pada area ujung bibir.
"Nggak, bibir kamu harus di obati!" Ujar Kanaya menarik Reyhan menuju UKS, kebetulan masih ada anak PMR yang membuat slogan tentang kesehatan untuk persiapan kegiatan sekolah.
Pada saat sudah sampai di ruang UKS, Kanaya menyuruh Reyhan untuk duduk di atas ranjang UKS, dengan cepat Kanaya mengambil tisu basah agar tidak terinfeksi, setelah itu ia kembali mengambil salep.
Sedikit demi sedikit Kanaya mulai mengobati Reyhan, karena sedikit perih, Reyhan refleks memegang tangan mungil Kanaya, yang membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya.
Sadar jika Kanaya hanya diam menatapnya, Reyhan lalu berkata. "Hati-hati, perih.." Ujar Reyhan pelan.
"E-eh iya, siapa suruh sih! Pake acara tonjok-tonjokan," kata Kanaya kesal lalu melanjutkan mengobati Reyhan.
Banyak anak PMR yang tidak terlalu jauh dengan mereka, mencuri pandang ke arah dua remaja tersebut.
Pada saat di dalam mobil, Kanaya tak henti-hentinya meminta maaf kepada Reyhan, atas kesalahannya yang sangat memalukan dan keterlaluan.

KAMU SEDANG MEMBACA
REYHAN & KANAYA (Sudah Terbit)
Teen FictionReyhan Mahardika, siswa most wanted di sekolah SMA Tunas Bangsa, parasnya yang tampan berhasil melelehkan hati semua perempuan di sekolah itu. Terutama Kanaya Vinaria, gadis cantik nan manis. Bagi Kanaya, Reyhan adalah cowok soft yang ingin dia mi...