31. Sebuah arti kesederhanaan

2.9K 243 141
                                    

"Jangan memaksakan diri hanya untuk membuat orang lain bahagia tetapi berikanlah hal-hal yang sederhana agar orang itu merasa lebih mengerti arti kesederhanaan"

-Reyhan Mahardika

< HAPPY READING >

BUDAYAKAN VOTE!

•••

Di malam hari ini, Kanaya tengah berada di ruang tamu bersama Mamanya. Kanaya berusaha membujuk Nadya untuk mengizinkan dirinya menjadi suporter di pertandingan sekolahnya besok, apapun alasan Kanaya, Nadya tidak mengizinkannya untuk ikut, mengingat kondisi Kanaya yang belum benar-benar pulih.

"Gak boleh Naya, kamu masih sakit, Mama gak mau nanti kamu kenapa-kenapa," kata Nadya menatap Kanaya dengan serius.

"Enggak Ma, Naya udah sembuh, gak pusing lagi kayak kemarin," ucap Kanaya meyakinkan Nadya.

"Mendingan jangan ikut Nay, lo tau kan kalau tempat pertandingannya lumayan jauh, kalau misalnya terjadi apa-apa sama lo, siapa nanti yang repot? Kita semua kan?" Kini Devan ikut menasehati adiknya.

Sedangkan Kanaya hanya menundukkan kepala.

"Tapi di sana ada Reyhan, Naya nanti jadi suporter sekolah di sana, Naya mohon, sekali ini aja." Mohonnya dengan sangat berharap Nadya menyetujuinya.

"Tidak, Mama bilang enggak ya enggak, gak ada bantahan lagi. Mama yakin Reyhan bakalan gak izinin kamu ikut," finalnya dengan menggelengkan kepalanya tegas.

"Mending kamu sekarang istirahat, ini sudah malem, besok kan kamu sekolah." Setelah mengatakan itu Nadya langsung pergi dari ruang tamu, dan memutuskan untuk kembali ke atas.

Kanaya menghela nafas panjangnya, Dengan langkah yang lesu ia melangkahkan kakinya menuju kamar yang berada di atas. Bukannya tidur, Kanaya malah menenangkan diri di balkon kamar dengan ditemani bintang-bintang malam.

Ia ingin menangis tetapi air matanya tak kunjung mengalir, angin malam menerpa wajah Kanaya membuat kulitnya merasa dingin. Saat ini ia butuh sosok Reyhan, sosok yang selalu menghibur dirinya.

Karena matanya sudah mulai berat ingin tidur, Kanaya memutuskan ke kamar mandi untuk membasuh kaki dan wajahnya sebelum tidur. Lima menit kemudian Kanaya sudah keluar dari kamar mandi, lalu ia menaiki ranjangnya yang empuk, belum ada beberapa menit Kanaya sudah tertidur pulas menyusul alam mimpinya.

•••

Hari sudah berganti menjadi pagi, Kanaya dengan segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, selang beberapa menit akhirnya Kanaya sudah rapi siap untuk berangkat ke sekolah.

Tadi ia sempat membuka ponselnya, ada pesan masuk dari Reyhan, cowok itu mengatakan jika hari ini tidak bisa berangkat bersama ke sekolah, karena pagi-pagi Reyhan sudah harus kumpul di sekolah bersama teamnya.

Kanaya maklumi itu, tetapi ia berharap akan bertemu dengan Reyhan nanti di sekolah.

•••

"Lesu amat neng, udah sehat kan?" Tanya Tasya menyadari raut wajah Kanaya yang sedikit berbeda.

Di kelas nampak sepi, tidak ada siapa-siapa selain mereka berdua dan  beberapa siswa lainnya.

"Gue gak di kasi ijin sama nyokap  untuk ikut jadi suporter di pertandingan futsal nanti," terdengar nada yang sangat kecewa keluar dari bibir Kanaya.

REYHAN & KANAYA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang