"Perempuan itu lebih suka perhatian kecil tapi berkali-kali, daripada perhatian besar, tapi cuma sekali"
-Kanaya
< HAPPY READING >
BUDAYAKAN VOTE!
•••
Hari Senin adalah hari yang di mana kebanyakan murid-murid malas mengikuti upacara bendera, yang dilaksanakan di halaman sekolah, termasuk Kanaya, saat ini sudah bosan mendengar ocehan pak Rudi yang mengenai kebersihan lingkungan sekolah selalu kebersihan sekolah dan ada juga beberapa siswi yang pingsan atau mungkin pura-pura pingsan untuk beristirahat di UKS.
"Sya, gue udah nggak tahan nih, kepala gue pusing, haus lagi," keluh Kanaya yang berada di belakang Tasya.
"Tahan dulu napa? nanti aja selesai," kata Tasya masih memperhatikan pak Rudi yang belum selesai berbicara.
"Selesai apanya? tuh guru nggak bakal selesai-selesai deh," kesal Kanaya mengelap peluh dengan punggung tangannya yang sudah berceceran di area jidatnya lalu turun ke pelipis.
"Duhh, nggak tahan Sya pengen muntah"
"Ya ampun banyak benget keluhan lo,"
"Anterin ke UKS yuk," pinta Kanaya yang sudah lemas.
"Ck, nanti aja selesai nanggung nih kalo gitu lo susul aja Luna dulu, nanti kalo udah selesai upacara gue kesana." Final Tasya menyuruh Kanaya menyusul Luna yang berada di UKS, gadis itu sempat pingsan tadinya.
Upacara Bendera akhirnya sudah berakhir lima menit yang lalu, kini Kanaya sudah berada di kelas dan Luna sudah kembali ke dalam kelas
yang tadinya berada di ruang UKS.
Murid-murid diberikan waktu sepuluh menit untuk beristirahat di dalam kelas setelah selesai mengikuti upacara bendera."Eh kalian ngerasa nggak kemarin Viona sama dayang-dayang-nya baik gitu ke kita?" ujar Tasya yang merasa sedikit aneh dengan sikap sok baik Viona dan kawan-kawan.
"Positif thinking aja, siapa tau dia emang baik sama kita," sahut Luna terkekeh.
"Baik apanya coba? Mustahil sih," tanya Kanaya malas.
"Eh, lo kemarin jadi pulang sama Reyhan?" itu suara Tasya yang membuat Kanaya refleks menatap Tasya penuh selidik. "Kenapa lo bisa tau?"
"Haha, gue kemarin ngintip lo berdua yang peluk-pelukan sama Reyhan," ungkap Tasya lucu melihat mereka kemarin, ia ingat sekali ucapan Kanaya yang mengatakan bahwa dia sangat mudah mencuek'kan Reyhan begitu saja.
"Eh gue gak ada ya pelukan sama dia,"
tolak Kanaya sedikit gugup, bahwa ucapan Tasya tadi tidak lah benar."Oh ya? Lun tunjukin," perintah Tasya, Luna yang mengerti dengan ucapan Tasya langsung mengangguk dengan membuka ponselnya memperlihatkan kepada Kanaya, bahwa disana memang benar gadis itu memeluk Reyhan dengan sangat erat.
"Nggak punya kerjaan banget kalian ih!" kesal Kanaya membalikan badan, ceritanya pura-pura ngambek.
"Katanya bisa cuekin Reyhan, eh kemarin asik pelukan," ejek Luna terkekeh, senang rasanya menjahili Kanaya sekali-sekali.
"Y-ya mungkin aja karena efek ngantuk," alasan Kanaya yang terlihat menutupi kegugupannya.
"Tuh kenapa pipinya merah?" ledek Luna yang membuat Kanaya pergi dari kelas entah kemana.
"Eh lo mau kemana? 5 menit lagi bu Ranti bakalan ke kelas woy!" teriak Tasya yang tak mampu
memberhentikan perjalanan Kanaya."Kanaya ngambek tuh Sya, Luna nggak ikutan ya," ujar Luna menaikan tangannya ke atas, seakan-akan .
KAMU SEDANG MEMBACA
REYHAN & KANAYA (Sudah Terbit)
Teen FictionReyhan Mahardika, siswa most wanted di sekolah SMA Tunas Bangsa, parasnya yang tampan berhasil melelehkan hati semua perempuan di sekolah itu. Terutama Kanaya Vinaria, gadis cantik nan manis. Bagi Kanaya, Reyhan adalah cowok soft yang ingin dia mi...