tujuh

2.1K 186 4
                                    

hyojung menatap malas jimin yang tersenyum manis dengan sebuah paperbag dikedua tangannya yang sekarang tengah berada di depan pintu apartemennya.

"kau mau apa,bisakah kau bertamu dalam waktu normal.apa  di rumahmu tak punya jam." tentu saja,siapa yang gila bertamu di jam setengah enam pagi.benar-benar mengganggu.

"kenapa,ini sudah siang kau tahu.apa kau sekarang jadi pemalas setelah pindah ke amerika." oh bolehkah hyojung menendang wajah jimin yang masih tersenyum konyol.

"masuklah,jigi dan jiyoon belum bangun dan jangan tanyakan yoongi.lakukan apapun yang kau mau,aku mau melanjutkan tidurku." hyojung meninggalkan jimin yang duduk disofa dan pergi kekamarnya tepat disamping kamar sikembar.












hyojung bangun dengan malas, menuju kulkas untuk membasahi kerongkongannya,ia melirik sekilas jimin yang masih sibuk disofa.ia sibuk menonton tv dengan chanel kartun terpampang dilayarnya.hyojung bahkan tak yakin jika jimin seorang pria dewasa.

"kukira kau sudah pergi,apa kau tak ada kerjaan." jimin menoleh,hanya sebentar kemudian melanjutkan acara menonton tv nya.

"jam kerjaku masih setengah jam lagi,dan juga perusahaanku tak terlalu jauh.aku ingin menunggu jigi dan jiyoon bangun dulu." hyojung hanya mengedikkan bahu.ia menuju kamar sikembar untuk membangunkannya.

"oh jiyoon kau sudah bangun,apa jigi masih tidur." hyojung memasuki kamar itu dan menemukan jiyoon tengah duduk dikarpet dengan boneka barbie kesayangannya berada di tangannya.

"iya jigi masih tidur." hyojung menuju ranjang jigi yang bersebelahan dengan milik jiyoon dan membangunkannya.

"jigi kau tak mau bangun,papa mu ada disini loh." sebenarnya jigi bukan tipe orang seperti yoongi yang susah bangun,ia hanya selalu menunggu hyojung membangunkannya.

"benarkah,papa jigi ada disini." hyojung tersenyum.

"jiyoon sekarang kamu mandi dulu,papa mu menunggu didepan.jigi cepat bangun,aku akan membangunkan mama dulu." jigi mengangguk sambil mengucek matanya,membuatnya semakin terlihat imut dan menggemaskan.

"apa kau akan membangunkan yoongi hyung,biar aku saja yang melakukannya." jimin beranjak dan mendekati hyojung.

"tak perlu,aku bisa melakukannya." hyojung menolak keras tawaran jimin.

"ck kau menyebalkan,berbagilah kau pelit sekali."

"kau bilang apa."

"tidak jadi." jimin melenggang kembali duduk manis di sofa.

"bae,bangunlah jangan terlalu lama tidur apa kau tak lelah,ini sudah siang." yoongi menggeliat di dalam selimut tebalnya sebelum membuka mata.walaupun hobi tidurnya tak berubah setidaknya sekarang yoongi lebih mudah dibangunkan.tak seperti dulu yang bahkan jika ada bom disana ia akan tetap tidur.

"jam berapa sekarang." yoongi mengucek matanya dan melihat jam beker dinakas.

"cepatlah mandi aku tunggu dimeja makan."

"hm."





"apa yoongi hyung sudah bangun."hyojung hanya mengabaikan jimin dan menata makanan yang tadi jimin bawa.

" mau kubantu."

"otakmu bermasalah,sejak kapan kau jadi orang yang peduli."tawaran baik jimin hanya mendapat jawaban sinis dari hyojung.

" bisakah kau menerimaku,jika kau takut aku akan merebut yoongi darimu kau salah.aku tak akan pernah melakukannya,kau juga berhak atas dirinya,tolong bersahabatlah sedikit denganku.sungguh aku bersumpah tak pernah ada niatan mengambil yoongi."sebenarnya hyojung memang takut jika yoongi meninggalkannya dan pergi dengan keluarga kecilnya.itu sebabnya ia sering ketus dengan jimin.

"lupakan saja."





"jimin kau disini." yoongi terkejut mendapati jimin tengah duduk manis di meja makan.

"iya,aku ingin bertemu sikembar dan kau juga."jimin mengedipkan sebelah matanya,pipi yoongi bersemu.yoongi tahu jimin tengah menggodanya.

" Papa kau datang."jiyoon yang turun lebih dulu langsung merentangkan tangannya meminta digendong,diikuti jigi dibelakangnya dengan wajah masih mengantuk.

"anak papa baru bangun,cha ayo kita sarapan." jimin menggendong jiyoon dan menggandeng jigi menuju meja makan.









"aku sudah bertemu kalian jadi aku akan ke kantor." jimin beranjak menuju pintu keluar tapi jiyoon dan jigi seolah tak rela dan terus menarik-narik jas jimin.

"ayolah sayang,ayah kalian akan pergi bekerja jangan mengganggu." yoongi mencoba membawa jiyoon kegendongannya tapi itu justru membuat jiyoon berkaca-kaca.

"ayolah jiyoon sayang,kau kan anak yang cantik yang manis jadi biarkan papa mu pergi bekerja,nanti sore papa akan kesini lagi okey." yoongi masih berusaha membujuk jiyoon yang masih rewel sedangkan jigi sudah melepaskan genggaman pada jas jimin sedari tadi.

"tidak mau..jiyoon mau main sama papa hueeee...kenapa papa pergi..main dengan jiyoon saja jangan pergi."jimin mengambil alih jiyoon dari gendongan yoongi mencoba menenangkannya.

" jiyoon,papa harus bekerja..nanti sore papa kesini lagi ya.."gelengan keras jimin dapatkan dari gadis kecilnya.

"tidak mau~ jiyoon maunya sekarang~." jimin menghela nafas.hari ini ia ada meeting dengan kolega dan seulgi sudah menelfonnya sedari tadi.

"okey begini saja,jiyoon ikut dengan papa ke kantor.tapi janji jangan nakal bagaimana." mata jiyoon berbinar,ia langsung mengangguk semangat.

"jiyoon mau..ayo papa kita berangkat kekantor.emm..papa kantor itu apa." jimin hanya tertawa mendengar kalimat polos jiyoon.

"kantor itu tempat kerja papa sayang,cha kita berangkat.jigi kau mau ikut." jigi menggeleng,ia bukanlah anak manja yang akan menangis atau merengek jika ditinggal.

"aku akan membawanya ke kantor,boleh kan." yoongi sedikit ragu karena jiyoon bisa saja mengganggu pekerjaan jimin.

"apa tidak masalah,kau tak akan kerepotan." jimin tersenyum manis.

"tidak akan hyung,kalau begitu aku berangkat.nanti sore aku akan kembali lagi." jimin reflek mencium dahi yoongi dan pergi keluar apartemen milik yoongi tanpa tahu jika sang pemilik tengah bersemu karena perlakuan manis jimin.



"ayolah bae,jimin mu sudah sampai dikantor,apa kau akan tetap berdiri disana."hyojung yang sedari tadi diam melihat live drama didepan matanya hanya memutar mata jengah.

" kau mengganggu,bukankah kau bilang hari ini akan bertemu jungkook."hyojung hanya menjawab acuh.

"nanti saja."

yoongi memulai aktifitasnya setelah puas bersemu dan membayangkan jimin membuat hyojung dan jigi hanya bisa menggeleng tak percaya jika ibu mereka yang usianya hampir kepala empat masih bertingkah seperti remaja labil.




"jika kau menemui jungkook nanti,sekalian jemput jiyoon ya.aku takut ia mengganggu jimin bekerja." hyojung hanya menjawab dengan gumaman dan kembali dengan laptopnya sedang jigi fokus dengan mainannya di samping hyojung.
















next or stop













thank u next💜💙💚💛





PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang