tiga belas

1.7K 157 4
                                    

"oh ya yoongi,eomma lupa bertanya berapa umurmu sekarang." yoongi sedikit bingung saat ibu jimin bertanya masalah usianya.

"ehm..tahun ini 40,kenapa eomma." ibu jimin terlihat terkejut mendengar jawaban yoongi.

"astaga apa itu benar,itu artinya kita hanya berbeda enam tahun.tapi kenapa kau terlihat masih sangat muda,apa wajahku setua itu sekarang..ah aku harus rajin pergi perawatan mulai sekarang." yoongi hanya tersenyum canggung akan sikap ibu jimin yang tiba-tiba panik sendiri.

"apa kau yakin tak mengorupsi usiamu yoon,harusnya kau memanggilku nunna." yoongi hanya tersenyum manis yang justru membuat ibu jimin gemas dengan senyum gusi yoongi.

"astaga kenapa manis sekali,aku bersyukur jimin memilihmu.ah senangnya dapat menantu cantik plus awet muda." keduanya tertawa bersama di dapur rumah jimin.

.

.

.

.

.

sudah seminggu ini yoongi selalu mengunjungi dan menemani ibu jimin dirumahnya.yoongi lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah jimin daripada di aparetemennya.sama seperti sekarang,yoongi tengah membantu ibu jimin memasak untuk makan siang jimin dan sungwon.

"okey selesai,yoongi eomma harus pergi kesalon sekarang,apa kau mau ikut." yoongi menggeleng pelan.ia masih sadar diri jika dirinya namja.

"tidak perlu eomma,aku akan ke kantor jimin saja."jisoo hanya tersenyum dan mengangguk.

" sekalian titip punya sungwon ya,eomma pergi.oh ya nanti kau di antar supir,jangan pergi sendiri."yoongi hanya tersenyum manis.


sekarang yoongi sendirian di rumah mewah milik jimin.para pelayan disini sudah mulai terbiasa dengan kehadirannya.yoongi menuju kamar mandi dan membenarkan sedikit penampilannya dan pergi ke kantor jimin dengan dua paperbag ditangan berisi bekal buatan ibu jimin dan juga dirinya.jangan tanya dimana sikembar,mereka ada di sekolah.yah..yoongi dan jimin memang sudah memutuskan untuk menyekolahkan sikembar disini.



lima belas menit perjalan untuk yoongi bisa sampai di perusahaan jimin.hampir semua orang menatapnya dengan berbagai macam tatapan dan yoongi mengabaikan itu.

"permisi saya mau bertemu jimin." yoongi bertanya pada seorang resepsionis muda.

"maaf apa anda sudah membuat janji temu dengan park sajangnim." resepsionis itu sedikit terkejut saat mendengar suara berat yoongi.mungkin ia mengira yoongi perempuan.

"belum,saya kesini hanya mengantarkan titipan ibunya.jadi bisakah saya masuk." resepsionis itu terlihat memandang yoongi remeh,mungkin ia mengira yoongi berpura-pura.

"maaf tapi anda tak bisa masuk jika tak punya janji." yoongi menghela nafas dan mengambil ponselnya di saku celananya dan menghubungi jimin.tak mungkin kan ia sudah sampai disini dan harus pulang tanpa hasil.

"halo jiminie aku ada di depan." yoongi langsung memberitahukan keberadaanya saat jimin mengangkat panggilannya.

"depan mana hyung,sekolah sikembar.bukankah jam pulang masih satu jam lagi."

mungkin jimin tidak peka atau memang yoongi yang terlalu ambigu dengan pertanyaannya.

"bukan,tapi aku ada di depan kantormu.eomma menitip bekal untukmu."

"benarkah,kalau begitu masuk saja hyung kenapa harus menghubungiku dulu." sepertinya jimin masih belum sadar dengan keadaan.

"pegawaimu tak mengijinkanku masuk,aku harus membuat janji dulu katanya.bisakah kau menjemputku di lobi."sepertinya yoongi tak sadar jika dirinya sekarang menjadi pusat perhatian.bukan hanya karena wajahnya yang sangat cantik tapi karena cara bicaranya yang terdengar manja saat menelpon tadi,jangan lupakan bibirnya yang ia majukan tanpa sengaja.itu memang sudah menjadi kebiasaan jika yoongi sedang kesal atau ngambek.

tak sampai lima menit yoongi melihat jimin berjalan kearahnya.dengan balutan setelan jas mahal berwarna hitam jimin terlihat seperti idola papan atas.

"maaf hyung,kau menunggu lama.kenapa kau disini." yoongi menunjukkan dua paperbag dengan ukuran dan warna yang berbeda.

"astaga kau kan bisa menyuruh orang untuk mengirimnya,kenapa kau sendiri harus datang." mungkin jimin tak peka dengan perasaan yoongi.

"oh jadi jiminie tak suka yoongi disini,kalau begitu yoongi pergi saja." astaga kenapa yoongi terlihat menggemaskan sekali.jika terus seperti ini yang ada lobi perusahaan jimin bisa berubah jadi lautan darah karena keimutan seorang min yoongi yang hampir membuat semua karyawan yang ada di sana mimisan.

"astaga hyung jangan memasang wajah begitu,ayo kita keruanganku.hei kalian lanjutkan kerja kalian." jimin menggandeng yoogi dan memperingatkan karyawannya yang masih sibuk memandangi yoongi.bisik-bisik pun mulai terdengar memenuhi lobi.

'siapa orang tadi kenapa cantik sekali.'

'dia laki-laki tapi cantik sekali,aku merasa gagal jadi perempuan.'

'apakah dia istri jimin sajangnim,seperti yang dibilang sekretarisnya waktu itu.'

'astaga sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama'

'dan kurasa kau juga harus parah hati pada cinta pandangan peramamau,apa kau tak lihat park sajangnim bersikap posesif padanya.'

jimin dan yoongi tak memperdulikan orang-orang itu.ia lebih memilih membawa masuk yoongu keruangannya.

"jimin dimana hyung mu." jimin mengangkat sebelah alisnya heran.

"kenapa mencari sungwon hyung." yoongi mengangkat satu paperbag berwarna kuning yang berukuran lebih kecil.

"aku ingin memberikan bekal untuknya." jimin memandang tak suka pada yoongi.

"kenapa hyung harus membawakannya bekal juga,ia kan sudah besar.kau hanya perlu mengurus calon suamimu ini." yoongi merona saat jimin menyebut dirinya sendiri sebagai calon suaminya.

"astaga jim berhenti menggodaku,lagi pula ini buatan eomma.aku hanya mengantarkannya saja." jimin mendekat,menatap wajah cantik yoongi dengan senyuman menggoda di bibir seksinya.

"sejak kapan kau memanggil ibuku dengan sebutan eomma.sepertinya kau memang sudah siap untuk dinikahi ya.." yoongi sudah tak bisa lagi mengelak.wajahnya sudag memerah bahkan sampai ketelinga karena malu.

"astaga hyung..kenapa kau manis sekali.jika kau terus memasang wajah seperti itu aku akan langsung menikahimu hari ini juga." jimin gemas dan mencium pipi yoongi.

"park jimin berhentilah bermain,dimana sungwon." jimin melihat jam tangannya.

"mungkin sedang keluar,taruh saja di meja seulgi.hyung bukankah ini sudah waktunya sikembar pulang sekolah." yoongi menatap jam dinding digital diruangan jimin dan mengangguk.

"ayo kita jemput sikembar hyung.sekalian makan bersama,punya sungwon hyung biar kutitipkan pada seulgi." jimin menggandeng tangan yoongi keluar dari ruangannya.

"seulgi,berikan ini pada sungwon hyung saat ia datang.jika ada apa-apa kau bisa menelfonku.aku harus pergi dulu." seulgi membungkuk hormat.

"baik sajangnim,maaf sajangnim apa itu istri anda." seulgi menunjuk yoongi dengan sopan.

"ya...calon lebih tepatnya,aku belum menikahinya."












nextorstop💜💙💚💛

tara...sudah chapter 13...masih mau lanjut

tunggu next chap nya ya...

PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang