lima belas

1.7K 151 0
                                    

.

.

.

.

.

.

jimin sedang menatap heran yoongi yang sedari tadi pagi sampai sekarang hari sudah sore masih sibuk mengecek ponselnya.entah apa yang dilihat atau mungkin ditunggu oleh pujaan hatinya.

"hyung sebenarnya apa yang kau tunggu,kenapa kau terus mengecek ponselmu." jimin gemas karena tingkah yoongi.ia akan mengecek ponselnya setiap ada suara notif yang terdengar tapi akan langsung memajukan bibirnya setelah melihat ponselnya.

"aku menunggu kabar dari hyojung,ini sudah hampir dua minggu dan ia belum mengabariku sekalipun." jika saja yoongi tak menyebut tentang hyojung mungkin jimin sudah lupa jika yoongi memiliki anak lain selain si kembar.

"oh ya hyung..aku juga baru ingat,jadi dia belum menghubungimu." yoongi menganggukan kepalanya menanggapi perkataan jimin.

"mungkin ia sibuk hyung."

"itu tak mungkin jimin,sesibuk apapun dia biasanya dia akan mengabariku,tapi ini sama sekali tak ada satupun panggilan atau bahkan hanya sekedar pesan pendek."

" dia kan sudah besar hyung,mungkin ia memang sedang ada urusan dengan temannya hingga lupa memberimu kabar."jimin berusaha meyakinkan yoongi agar tak khawatir.

walau tak rela,yoongi terpaksa mengangguk.mungkin benar jika hyojung memang sedang sibuk.

"mama..mama jiyoon mau itu~." jiyoon merengek sambil menarik baju yoongi dan menunjuk layar televisi yang sedang membahas boneka dari produk terbaru BT21.

"jiyoon mau boneka." bukan yoongi yang menjawab melainkan jimin.jiyoon langsung mengangguk antusias.

"apa jigi juga mau boneka." jimin bertanya pada jigi yang masih sibuk bermain dengan robot iron man dan action figure captain america pemberian jimin.

"tidak mau boneka kan mainannya perempuan,papa jigi mau mainan pesawat saja yang bisa terbang,boleh kan." jimin tersenyum tampan diikuti yoongi yang ikut tersenyum manis memamerkan senyum gusinya.

"oke kalau begitu besok pagi kita beli.sekarang sudah malam.oh ya kalian ingin makan apa." jiyoon terlihat sedang berpikir,dan jigi mengedikkan bahunya,ia bukan anak yang suka pilih-pilih makanan.asalkan enak jigi pasti menyukainya.

"hyung kau mau makan apa biar aku pesankan." sebenarnya yoongi ingin menolak tapi karena ia juga sedang malas memasak jadi dia hanya menyetujui saja.

"terserah,samakan denganmu juga tak apa."jimin akan bertanya pada jiyoon lagi sebelum anak itu mengacungkan jarinya.

" jiyoon tahu papa,jiyoon mau ayam saus keju."jimin mengangguk dan menghubungi restoran untuk memesan.

dua puluh menit yang lalu pesanan mereka datang dan kini meja itu berserakan dengan sisa makan malam mereka berempat.jam menunjukkan pukul setengah sembilan saat yoongi selesai membereskan kekacauan di mejanya.kini ia bergabung dengan jimin dan sikembar di ruang keluarga.

mungkin mereka lupa jika status mereka belum resmi walau begitu mereka sudah terlihat seperti keluarga bahagia.

"jiyoon,jigi tidur ya..ini sudah malam.besok kalian berangkat sekolah kan." yoongi membujuk kedua anaknya yang masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

jiyoon sibuk mengusal pada jimin dan jigi masih fokus dengan mainannya.jimin juga sepertinya sedang fokus dengan acara bola nya.

"jigi,jiyoon ini sudah malam ayolah..jangan membuat mama marah." jimin sebenarnya ingin tertawa saat yoongi menyebut dirinya sendiri dengan panggilan mama,tapi yang ia lakukan justru tersenyum manis.

"jiyoon,jigi anak-anak papa yang baik dan pintar, turuti mama ya...kalian harus tidur sekarang,besok kalian bisa terlambat bangun jika belum tidur." kini jimin ikut membujuk anak mereka agar mau tidur.sebenarnya ada beberapa hal juga yang ingin ia tanyakan pada yoongi dan jimin tak ingin kedua anaknya terganggu karena ini pembicaraan orang dewasa.

"papa jigi kan masih mau main~." jigi memanyunkan bibirnya,sungguh ini pertama kalinya karena biasanya jigi tak rewel seperti ini.

"jiyoon juga belum mengantuk papa."jimin tak kehabisan akal.

" jika kalian tak tidur papa tak jadi membelikan kalian mainan,bagaimana.."jiyoon dan jigi langsung berlari kekamar mereka.

"JANGAN LUPA MAINAN JIYOON,POKOKNYA PAPA SUDAH JANJI." jimin mendengar teriakan putrinya sebelum pintu kamar mereka tertutup.

"apa mereka bisa tidur sendiri hyung,kau tak menemani mereka atau membacakan dongeng sebelum tidur." jimin bingung,bukankah biasanya anak seusia mereka akan rewel saat akan tidur.

"mereka mandiri jim,yah walaupun terkadang mereka juga memintaku bernyanyi atau membaca cerita,tapi aku menolaknya karena suaraku tak seindah kau.jadi aku selalu menyuruh hyojung yang bernyanyi.aku hanya menemani mereka hingga tertidur." jimin mengangguk faham.ia yakin suatu saat hyojung pasti akan menjadi orang tua yang baik.

"hyung ,boleh aku bertanya sesuatu." yoongi mengangguk,yah walaupun agak takut karena nada yang digunakan jimin terkesan serius.

"bukankah saat kau pergi dulu,kau hilang ingatan hyung..bagaiman kau bisa mengingatku." yoongi agak terkejut dengan pertanyaan jimin,yah walaupun nantinya jimin juga pasti akan menanyakannya.

"benar,tapi kata dokter ingatanku akan pulih secara perlahan,dan entah bagaimana kejadiannya yang jelas saat aku tahu aku hamil,saat itu juga ingatanku tentangmu satu persatu kembali.walaupun aku takut karena berita tentang pertunanganmu tapi aku mencoba bertahan untuk mereka.yah itu semua juga tak lepas dari kata-kata mutiara hyojung."jimin begitu memperhatikan raut wajah yoongi,ia tahu yoongi menyimpan kesedihan yang dalam di hatinya.bayangkan saja yoongi yang sejatinya seorang pria harus mengandung anak tanpa seorang pendamping.itu seperti membuka luka lamanya karena sojun.

"hyung..aku benar-benar minta maaf.aku tahu seharusnya dulu aku memilihmu bukannya menuruti kemauan ayahku.maaf telah membuatmu terluka hyung,maaf juga karena aku selalu membuatmu sedih.aku benar-benar tak bermaksud hyung." jimin merengkuh tubuh mungil yoongi kedalam dekapannya,meelihat mata kucing itu mulai berkaca membuat jimin tak tega dan merutuki dirinya sendiri.

"sudahlah jim,itu hanya masa lalu.kesedihanku sudah terbayar dengan kehadiranmu sekarang,tolong jangan tinggalkan kami lagi." jimin mengelus pipi yoongi,ia mngangguk dengan senyum tulus dibibirnya.mendekatkan wajahnya kearah yoongi dan perlahan menempelkan bibirnya ke bibir sewarna ceri milik yoongi.jimin hanya ingin memberikan ciuman ketulusan pada yoongi,tak ada nafsu didalamnya.jimin hanya ingin yoongi tahu seberapa dalamnya rasa cintanya pada yoongi.

jimin perlahan memisahkan bilah bibir mereka,menatap sendu yooongi dengan tatapan malaikatnya.

"aku tak akan pernah meninggalkan kalian.aku tak akan mungkin mengulangi kesalahan yang bisa membuatku membunuh diriku sendiri hyung." jimin kembali meluk yoongi membawanya kepelukan yang hangat dan nyaman.

"aku mencintaimu yoongi hyung.."














next or stop

halo saya kembali..
tidak terasa sudah di chapter lima belas aja.chap depan kayaknya flashback yoongi version ya...

terima kasih buat kalian yang sudah bersedia membaca cerita saya,apalagi yang sudah memeberikan bintang dan juga komennya..

see yaoi in next chap gays...😍😘🙏

PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang