sepuluh

1.9K 174 3
                                    

.

.

.

.

.

hyojung sedang berada di restoran miliknya yang selama ini dikelola jungkook.menunggu si kelinci montok yang sedang pergi menemui pujaan hatinya.

dua puluh menit berlalu,jungkook kembali dan langsung menemui hyojung di privat room.

"apa kau menunggu lama." tanya jungkook basa basi.

"lupakan saja,jadi bagaimana hasilnya." jungkook menyerahkan sebuah amplop coklat kepada hyojung.

"kau lihat sendiri." hyojung membuka amplop itu dan mulai membacanya dengan seksama,raut bahagia terpancar di wajah hyojung yang biasanya datar.

"terima kasih kook." tanpa diduga hyojung langsung memeluk jungkook,dan membuatnya kaget.

"bukan masalah,kau terlihat senang sekali." hyojung hanya tersenyum lebar dibalik punggung jungkook.

"EKHHMM." deheman keras membuat hyojung melepaakan pelukannya.ia memandang datar taehyung yang bersidekap di depannya.

"tolong jangan memeluk orang sembarangan,apalagi dia calon istri ku." taehyung menarik jungkook yang hanya tersenyum kikuk.sungguh ia malu dengan sikap posesif taehyung yang tak bisa melihat keadaan.

"tenang saja pengacara kim,aku tak berniat merebut jungkook darimu.kecuali jika ia yang datang padaku." sungguh aura dominan hyojung tak main-main.bahkan bisa membuat taehyung ciut seketika.

"jangan harap,sudahlah lupakan masalah tadi.kalian sedang apa."

"tak ada hyung,hyojung hanya bertanya tentang restorannya." taehyung mengangguk dan mengeluarkan sesuatu dari tas kerjanya dan memberikannya pada hyojung.

"itu yang kau minta,tugasku selesai kan.oh ya jangan lupa datang di hari pernikahan kami ya." hyojung mengernyit,sedangkan jungkook menunduk malu.

"kalian akan menikah." taehyung dan jungkook mengangguk serentak.

"jungkook belum bercerita." gelengan dari hyojung menjadi sebuah jawaban untuk pertanyaan taehyung.

"kalau begitu kebetulan sekali kau disini,aku titip undangan untuk yoongi hyung sekalian.jangan lupa datang tanggal 13 bulan depan."hyojung menerima undangan berwarna hitam dengan pita berwarna emas di tengahnya.sebuah undangan yang sangat simpel dan elegan.

" pasti aku datang,aku pergi.terima kasih bantuannya.oh ya jika kau mau membuat anak tunggu hingga kalian menikah."

"MIN HYOJUNG." hyojung hanya tertawa melihat reaksi lucu dari jungkook.matanya membulat dengan pipi bersemu merah,sangat menggemaskan.


.

.

.

.

jimin berjalan lesu memasuki kantornya,bahkan sapaan dari para pegawainya ia abaikan.jimin masih sibuk berfikir bagaimana caranya meminta maaf pada hyojung.

"maaf sajangnim,nona kim ada di dalam." perkataan seulgi semakin membuat jimin lesu.ia malas bertemu dengan yeoja gila itu.

"oh jimin~kau sudah datang,aku lelah menunggu tahu." jimin mendecak dan masuk keruangannya,mengabaikan solar yang terus mengikutinya.

"ayahku meminta kita datang ke perjamuan makan malam nanti malam,kau datang bersamaku ya." jimin tak terusik sedikitpun oleh solar yang terus merecokinya.

"jim ayolah,ayahku ingin membicarakan tentang pernikahan kita." jimin masih sibuk dengan pekerjaannya,dan itu membuat solar naik darah.

"PARK JIMIN AKU BERBICARA PADAMU,APA KAU TULI HAH." solar tak tahu saja jika bentakannya membangunkan iblis yang bersemayam di tubuh jimin.

PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang