.
.
.
.
Korea selatan
"hah...hah...sial,wanita itu benar-benar gila." taehyung mengatur nafasnya,ia kelelahan berlari,duduk di depan meja kerja jimin memandang sang empunya yang sibuk dengan berkas-berkasnya mengabaikan keluhan sang sahabat.
"sial kenapa dia terus menghubungiku,jika tahu begini aku pasti sudah menolak membantunya,dia sangat menyebalkan." jimin terusik,menoleh ke arah taehyung dan memberikan tatapan tajam.
"jika kau kesini hanya untuk mengeluh,lebih baik enyahlah sekarang,aku sedang sibuk." jimin kembali berkutat dengan berkasnya karena menurutnya berkasnya lebih menarik untuk di pandangi dari pada wajah sahabatnya yang sedang tertekuk.
"sahabat macam apa kau,aku sedang kesulitan seharusnya kau memberikanku solusi bukannya mengabaikanku." kesal taehyung berapi-api.jimin jengah,jika pemuda kim ini masih disini ia yakin jika pekerjaannya tak akan selesai.
"jadi apa masalahmu." jimin bersiap mendengarkan curahan hati seorang kim taehyung.
"apa kau tahu kim joohyun,ah tidak maksudku bae joohyun."
"maksudmu irene." taehyung mengangguk.
"kau tahu kan aku sedang menangani kasus perceraiannya dengan suho kim,dan sialnya dia terus mengejar ku membuat aku malas berurusan dengannya lagi,apa kau punya solusi." jimin berpikir sejenak.
"jika kau menangani kasusunya dengan baik dia pasti tak akan mengejarmu,apa kinerjamu seburuk itu.bukankah kau pengacara paling terkenal di korea." jawaban polos jimin membuat taehyung mengacak rambutnya frustasi.
"bukan itu maksudku..astaga sebenarnya otak mu sebesar apa sih jim.maksudku dia mengejarku karena menyukaiku bukan karena kinerjaku bodoh,dan itu sangat tak baik untuk hubunganku dan jungkook,apa kau faham." jimin mengangguk polos.
"jadi.." taehyung menahan emosinya,kenapa sahabatnya bisa sebodoh itu.
"jadi bisakah kau memberikan solusi agar dia berhenti mengejarku lagi.hubunganku dengan jungkook jadi tak baik karena dia." jimin berpikir,kali ini ia serius.
ring..ring..ring..
"halo,ada apa seulgi."
"maaf pak seseorang bernama bae irene memaksa masuk keruangan anda."jimin memandang ngeri telfon yang sedang ia pegang.
" dia mengrjarmu sampai kesini kim."anggukan lelah jimin dapatkan atas pertanyaannya.
"seulgi,bisa kau urus dia aku sedang sibuk."
"baik sajangnim."
jimin menatap taehyung horor.separah itukah irene mengejarnya.
"aku tak bisa membantu apa-apa tae.yang jelas usahakan agar kau jarang bertemu dengannya."
"mana bisa kasusnya baru setengah jalan dan butuh waktu dua sampai tiga bulan agar kasusnya selesai dan aku bisa bebas." taenghyung mengacak rambutnya yang sudah berantakan.
"kalau begitu begini saja,setiap kau bertemu dengannya ajaklah seseorang setidaknya ia tak akan menggodamu jika ada orang lain.atau lakukan saja pertemuanya di tempat umum,jangan mau jika kau disuruh kerumahnya." taehyung mengangguk pasrah.saran dari jimin sangat tak berguna,apa jimin tak lihat jika wanita itu bahkan mengejarnya sampai di kantornya.
"maaf nona bae,anda dilarang masuk.anda tak punya keperluan apapun kan,sebaiknya anda pergi sebelum saya memanggil keamanan untuk menyeret anda." seulgi berusaha berucap sopan walaupun yeoja di depannya sudah mengacak-acak mejanya.
"siapa kau berani mengusirku,calon suamiku ada didalam kau tahu." irene berteriak membuat seulgi menutup telinganya agar tak tuli.
"maksud anda park sajangnim,maaf nona tapi park sajangnim tak pernah bilang jika dia punya kekasih apalagi model bar-bar seperti anda."
"kau,beraninya kau mengatakan itu,apa kau tak tahu siapa aku hah." seulgi mengangguk.
"siapa yang tak tahu bae irene,mantan istri pengusaha kaya suho kim.perceraian mu bahkan menjadi headnews dimana-mana." seulgi mulai mengganti nadanya menjadi sinis,menurutnya percuma biacara baik-baik padanya.
"sial.lagipula tujuan ku ingin bertemu dengan kim taehyung,bukan atasan mu yang pendek itu." seulgi tak terima atasanya yang baik walaupun tak peka di hina.
"ck apa kau tak lelah terus berteriak,lagi pula memang kenapa jika dia pendek setidaknya dia lebih seksi dari pada mantan suamimu itu.
" yakk kau..beraninya kau,aku akan memmbunuh mu."irene bersiap akan menyerang seulgi sebelum seulgi mencegahnya dan memegangi kedua tangannya.
"jika kau terus berteriak wajah cantikmu ini akan cepat keriput,kau bahkan terlihat tua sekarang.lebih baik pulanglah dan kembali pada suamimu,minta uang padanya dan pergilah ke salon kecantikan." seulgi menepuk pelan pipi irene membuatnya semakin beringas.
"KAU,SIAPAPUN NAMAMU AKU AKAN MEMBALAS MU TUNGGU SAJA." irene berteriak di depan wajah seulgi dan pergi begitu saja.
"INGAT LAH CANTIK,NAMA KU SEULGI,KANG SEULGI." seulgi ikut berteriak saat irene sudah menjauh.
tokk..tokk..
"maaf sajangnim,wanita itu sudah pergi." seulgi memberi tahu.
"eh sudahkah..tumben dia mau pergi." taehyung berucap bingung.
"sudah tuan kim anda aman sekarang.sajangnim anda ada pertemuan dengan tuan choi tiga puluh menit lagi." jimin mengangguk.
"baik,terimakasih." seulgi membungkuk dan meninggalkan ruangan jimin dan kembali ke mejanya.
"terima kasih bantuannya,aku akan pergi."
"pergilah kau memang mengganggu."
"seulgi,kosongkan jadwalku setelah ini.aku akan menjemput istri dan anak-anak ku dibandara.kau naik taksi saja ke kantor" jimin melenggang pergi meninggalkan seulgi yang bengong.
"maaf,tapi sajangnim kau ada makan siang dengan nona solar,dan anda juga harus mengecek laporan keuangan yang baru dikirim tuan choi." jimin menoleh ke arah seulgi.
"batalkan saja, istri dan anak-anak ku lebih penting dari pada yeoja gila itu.untuk laporannya kuserahkan padamu,aku pergi. hati-hati denganmu." seulgi terkejut dan hanya mengangguk pasrah.lagi-lagi ia harus ditinggal,dan apa jimin baru saja mengatakan jika ia sudah beristri kenapa dia tak tahu.
"huft..melelahkan sekali,ck ternyata dia sudah beristri..yah sudahlah." seulgi terus bergumam di dalam taksi yang ia tumpangi.
"halo sayang,apa kalian menunggu lama."
"jimin/papa."
thank u next
💜💙💚💛
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA
Fanfictionseri kedua dari ff MAMA.. yang belum baca MAMA mending dibaca aja dulu karena ceritanya nyambung alias berkaitan.. nggak ada summary langsung baca aja.. bye💜💙💚💛