delapan

1.9K 189 4
                                    

.

.

.

.

.

semua karyawan perusahaan jimin memandangnya aneh,pasalnya jimin yang dikenal dingin dan keras pada bawahannya kini justru tersenyum manis dengan seorang gadis kecil di gendongannya membuat para karyawan yang tak pernah melihat senyuman itu menjadi tergila-gila.

'astaga apa tadi itu park jimin sajangnim,aku tak tahu dia punya senyum semanis itu.'

'tolong,aku akan meleleh.'

'siapa anak kecil itu,bukankah park sajangnim belum menikah'

'aku iri dengan anak itu,dia bisa membuat park sajangnim kita tersenyum.'

banyak karyawan yang mulai menerka tentang siapa anak kecil yang datang bersama jimin hingga membuatnya tersenyum seperti itu.

seulgi yang sudah terbiasa dengan wajah datar jimin pun kini ikut terpesona.

"selamat pagi park sajangnim."

"pagi." bolehkan seulgi pingsan sekarang juga.park jimin yang biasanya hanya mengabaikan sapaannya kini membalasnya disertai senyuman menawan.

"seulgi tolong undur rapat hari ini,saya ada perlu sebentar." seulgi mengangguk dan tersenyum manis.

"baik sajangnim."

.
.
.
.
.
.
.
.
"okey park jiyoon kita sampai,kau duduk disini dulu.papa akan keluar sebentar nanti papa kesini lagi."jiyoon mengangguk senang.

.

.

.

.

" seulgi aku titip jiyoon,turuti apa saja yang ia mau,aku pergi."seulgi membungkuk.ia membuka pintu dan menemukan gadis kecil itu sedang melihat-lihat.

"hai siapa namamu." jiyoon menatap bingung karena ia tak mengenal yeoja didepannya.

"perkenalkan aku seulgi,kau bisa memanggilku eonnie.ayahmu sedang bertemu dengan seseorang dan dia memintaku menemanimu." jiyoon mengangguk.tak biasanya jiyoon pendiam biasanya ia akan berceloteh dan berbicara panjang lebar.

"apa kau mau sesuatu,biar eonnie belikan." pandangan jiyoon langsung berbinar.

"jinjja." seulgi tersenyum manis dan mengangguk.

"jiyoon mau permen kapas." seulgi mengernyit,dimana ia bisa mendapatkan permen kapas pagi-pagi begini.

"okey jiyoon tunggu disini,eonnie akan kembali dengan permen kapas mu." jiyoon mengangguk semangat.

.

.

.

.

sepuluh menit berlalu dan seulgi kembali dengan dua permen kapas ditangannya,satu berwarna biru dan satu lagi merah muda.

"taraa..ini permen kapasmu." jiyoon menerimanya dengan senang setelah mengucapkan terima kasih.

"eonnie tapi jiyoon mau satu saja,ini buat eonnie saja." seulgi kembali menerima permen kapas berwarna biru dan tersenyum manis.

"hei sayang boleh aku bertanya." jiyoon mengangguk,masih dengan permen kapas dimulutnya.

"kau siapanya park sajangnim." jiyoon menoleh menatap bingung seulgi dengan pandangan polos yang menggemaskan.

"astaga kenapa kau lucu sekali..maksudku park jimin sajangnim,yang tadi berangkat bersamamu,apa kau adiknya."seulgi tak tahan dengan ekspresi menggemaskan jiyoon dan mencubit pipinya pelan karena terlalu gemas.

" maksud eonnie papa jimin."seulgi melongo,bukankah park jimin belum menikah,tapi tak mungkin anak kecil seperti jiyoon berbohong kan.

"kau anak park sajangnim." seulgi kembali bertanya memastikan pendengarannya masih berfungsi dengan baik.

"ya eonnie dia papa ku..kenapa eonnie cerewet sih,eonnie seperti mama ku saja." jiyoon cemberut,entahlah ngambek mungkin.seulgi hanya tersenyum kaku.

"baiklah eonnie tak akan cerewet,tapi bolehkah eonnie bertanya satu hal lagi." jiyoon mengangguk dengan wajah ditekuk.

"eum...apa aku boleh tahu siapa mama mu." jiyoon menoleh,menatap seulgi dari atas kebawah membuat seulgi canggung.

"tentu saja mama jiyoon adalah mama yo-."

"jiyoon ayo pulang." seulgi hampir saja mengumpat pada orang yang memotong ucapan jiyoon,tapi apa boleh buat jika seulgi hanya bisa mematung melihat orang yang baru saja ingin ia umpati.

sosok tinggi dengan surai merah muda dan dandanan ala boygroup yang keren dan juga wajah yang sangat tampan berdiri didepannya.membuat seulgi berdiri kaku karena mata itu menatapnya tajam.

"m-maaf kau siapa,kau tak bisa masuk kesini sembarangan."seulgi tergagap,sungguh tatapan orang itu membuat seulgi merinding.

" aku bukan orang sembarangan,aku hanya ingin menjemput adikku."hyojung berucap datar,memandang tajam seulgi yang semakin gugup.

cklekkk..

"jimin sayang~kau dimana,aku memba--  kau siapa." seulgi menatap horor yeoja yang baru saja masuk.seorang yeoja dengan pakaian minim dan make up tebal menghiasi wajahnya.

"solar-ssi,anda tak bisa masuk sembarangan.park sajangnim sedang rapat,kau bisa datang kembali nanti." seulgi berujar sopan.yeoja tadi adalah calon istri park jimin,yah..setidaknya itu yang seulgi dengar dari karyawan jimin yang sudah lebih lama bekerja.

"hei aku ini calon istri jimin,jadi terserah padaku jika aku mau datang kesini.tak ada urusannya dengan mu."wanita yang dipanggil solar dengan angkuhnya duduk di kursi kebesaran jimin yang tak ada siapapun yang berani mendudukinya.

" kau siapa,karyawan baru hah.pakaianmu tak cocok untuk bekerja disini,jadi pulang saja."solar dengan sombongnya mengusir hyojung.memberikan tatapan meremehkan pada hyojung tanpa ingin tahu siapa hyojung.

"sayang~ayo kita ma--
kenapa kau ada disini,siapa yang menyuruhnya masuk." jimin menatap garang seulgi yang ketakutan.ekspresi jimin terlihat sangat dingin,berbeda sekali dengan tadi pagi saat ia berangkat ke kantor.

"ah~akhirnya kamu memanggilku sayang.iya sayang,aku kesini untuk mengantarkan makanan.aku masak sendiri loh~ayo kita makan."solar mengabaikan ekspresi jimin dan bergelayut manja pada lengan berotot jimin.

" ajhumma lepaskan papa jiyoon,nanti mama marah."jiyoon mendekat menarik bagian lengan jas jimin untuk menarik perhatian ayahnya.

"hei kau siapa,kenapa ada anak kecil disini suruh dia keluar.kau juga siapa, kenapa banyak orang asing,pergi sana." solar mendorong jiyoon hingga membuatnya tersungkur.

"huwaaa....mama huu..huu....ajhumma kenapa jahatin jiyoon." jiyoon menagis membuat suasana ruangan jimin menjadi suram dan mencekam.tentu saja,sekarang bukan hanya jimin yang memasang wajah dingin tapi ekapresi hyojung yang tadinya datar kini berubah menakutkan.

hyojung mengangkat jiyoon,membawanya ke gendongannya untuk menenangkannya.

"kaluarlah solar sebelum aku kehabisan kesabaran." sekejam-kejam nya jimin ia tak akan menyakiti wanita karena menurutnya wanita itu istinewa sama seperti ibunya.

"tapi jimin~ mereka yan--."

"KU BILANG KELUAR,APA KAU TULI." bentakan jimin membuat solar ketakutan dan memilih pergi setelah mendaratkan tatapan tak suka pada hyojung.

"dia calon istrimu,ternyata seleramu rendah juga.jauhi yoongi dan jangan menemuinya lagi.oh..satu lagi,itu dari yoongi,jika kau tak suka buang saja" hyojung pergi membawa jiyoon setelah menaruh paperbag merah berisi bekal dimeja jimin.

"s-sajangnim kau baik-baik sa--."

"keluar." seulgi hanya bisa menurut,sungguh park jimin disaat marah itu sangat menakutkan.

"argggghhhhh..sial." jimin mengusak surainya kasar.perempuan bernama solar itu membuat hyojung semakin meragukannya.jimin tak akan menyerah begitu saja untuk mengejar yoongi.










next or stop💜💙💚💛

PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang