Jack Avery

299 101 235
                                    

06.30

Pagi yang cerah secerah hati cowok berambut keriting yang tengah mengendarai skateboard miliknya, sesekali ia bersiul untuk menggoda para gadis yang sedang berjalan di trotoar.

"Haii cantikk" sapa cowok itu dengan genit, yang disapa hanya melirik sekilas dan menatap aneh kearahnya lalu kembali berjalan.

"Yaelah dicuekin, gapapa lahh cari mangsa lagii!" ujarnya penuh semangat kembali melajukan skateboardnya.

"Heii cewekk tu muka bening amat kek akoa," goda nya lagi kali ini sambil melambaikan tangan ke arah gadis yang di goda nya, tiba tiba...

Brakkk...

"Aawww..." suara ringisan dari gadis berbando pink, tubuhnya tertimpa sepeda akibat insiden yang barusan terjadi, dengan sigap cowok itu segera bangkit untuk menolongnya.

Baru saja cowok itu mengulurkan tangannya tapi langsung di tepis oleh gadis yang kini berusaha berdiri dan pelan-pelan mengangkat sepeda yang telah menimpa tubuhnya.

"Dibantuin malah nolak gimana sih lu!" ujar cowok itu menatapnya sinis.

"HEH! ini semua tuh gara-gara elu lihat stang gue bengkok kayak gini!" bentak gadis itu sambil menunjuk sepeda nya.

"HEH! kok lu malah nyalahin gue sih salah gue apa coba?" cowok itu memasang wajah tak berdosa.

"Helloww...masih nanya salah lu apaan?!udah jelas jelas lu yang nabrak gue sampe sikut gue lecet dan parahnya lu udah ngerusakin sepeda kesayangan gue!" tukas gadis itu meninggikan suaranya.

Cowok itu langsung melirik sikut milik gadis di hadapannya dan memang benar ada luka lecet di sana.

"Salah lu sendiri tiba-tiba nongol di depan gue kayak demit aja!" cibir cowok keriting itu.

"Eehh kribo! enak aja ngatain gue demit lu aja yang jalan nggak pake mata!" hardik gadis itu tidak terima kalau dia disamakan dengan demit.

"Enak aja ngatain gue kribo lu nggak tau siapa gue hah?!" cowok itu membentak balik.

"Bodo amat!" ketus gadis itu.

"Gue Jack Avery anak dari John Avery pemilik pabrik mi terbesar di kota ini!" jelas cowok keriting itu dengan PD nya yang justru membuat gadis dihadapannya tertawa terpingkal pingkal.

"Bwahaha pantesan aja rambut lu kayak mi gitu!" ujar gadis itu seraya memegangi perutnya yang sakit karena terlalu lama tertawa, sedangkan Jack hanya bisa memandang nya sebelum ia pergi mengambil skateboard nya dan menuntun sepeda milik gadis itu.

"Woyy!mau ngapain lu bawa-bawa sepeda gue?" tanya gadis itu sedikit berteriak karena jaraknya dengan cowok itu sedikit jauh.

Tak ada respon akhirnya gadis itu berlari untuk mengejarnya.

"Woyy kribo! marah boleh tapi ya nggak usah bawa-bawa sepeda gue dong!" tukas gadis itu mengangkat telunjuknya tepat di hadapan Jack.

"Eeh mak lampir! dengerin penjelasan gue dulu! pertama nama gue bukan kribo tapi Jack! yang kedua lu mau sepeda lu balik kayak dulu lagi kan? jadi ikutin gue nggak usah banyak bacod!" Jack mulai emosi.

"Tapi.."

"Ssstttttt!" entah dapat keberanian dari mana Jack menempelkan telunjuknya ke bibir mungil milik gadis dihadapannya itu, keduanya saling bertatapan satu sama lain gadis itu hanya membisu dan tak berkedip, bagaimana tidak jika wajah mereka berjarak hanya beberapa senti.

"Ngeliatnya nggak usah gitu juga kali gue akuin kalo gue tuh emang ganteng dari lahir!" Jack dengan tingkat ke PD an nya yang maksimal.

"Hidihh ke pd an banget sih lu!" elak gadis itu yang jelas jelas sudah tertangkap basah sedang memandang Jack. "masih aja ngelak dasarr bocah!" Jack menggelengkan kepala.

Setelah 15 menit kiranya mereka berdua berjalan dan akhirnya menemukan sebuah bengkel sepeda, tanpa menunggu Jack akhirnya memarkirkan sepeda onthel itu lalu masuk ke dalam menemui sang montir sedangkan gadis itu langsung duduk manis karena lelah setelah berjalan tadi, tak lama Jack keluar bersama sang montir.

"Ini bang sepedanya tolong di benerin ya!" perintah Jack pada sang montir lalu duduk di samping gadis yang sedari tadi sudah duduk duluan, kebetulan bengkel itu sepi karena masih pagi hanya ada mereka berdua dan sang montir.

"Btw makasih ya udah mau tanggung jawab benerin sepeda gue," ucap gadis itu memecah keheningan.

"Ternyata elu bisa juga ya ngomong nggak pakek ngegas kayak tadi tuh," Jack terkekeh.

"Terserah lu deh!" gadis itu memalingkan wajah.

"Yaelah bercanda doang gitu aja ngambek," bujuk Jack yang malah mendapat tatapan tajam.

"Oiya gue tadi kan udah ngasih tau nama gue nah sekarang giliran elu dong!" Jack mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Lolita panggil aja loli!" balas Loli seraya menjabat tangan Jack.

"Oh iya satu lagi! lu kok nggak pakek seragam emangnya lu nggak sekolah?" tanya Jack penasaran ia baru sadar kalau Loli tidak memakai seragam seperti dirinya.

"Hmm..sekolah?! bahkan gue udah lupa sama kata itu," Loli tersenyum miring.

"Hah?kenapa?" Jack tambah penasaran.

"udah ah nggak penting juga!" jawab Loli acuh.

"Cerita aja sama gue!" ujar Jack sedikit memaksa.

"Emang lu mau dengerin?"

"Yaelah kalo gue nawarin brarti gue mau ndengerin lahh."

"Yaudah jadi gini gue itu sebenernya..."

Tit tit tittt..

Suara arloji yang melingkar di pergelangan tangan Jack berbunyi dan menunjuk pada angka tujuh.

"ASTAGAA!" teriak Jack membuat Loli terpanjat. "aduh Lol maap banget ya gue harus pergi udah terlambat nih!" Jack mulai panik.

"Yaudah gapapa kok," balas Loli sambil tersenyum.

Segera Jack mengambil tasnya lalu ia selempangkan ke punggung tegapnya dan beranjak dari tempat duduk namun ada yang menahan siapa lagi kalau bukan Loli.

"Jack terus yang bayar ini siapa? gue kagak ada duit," Loli memasang tampang melas.

Jack langsung menepuk jidatnya "ya ampun Lol gue lupa maap yak hehe."

"Habis berapa bang?" tanya Jack sembari mengeluarkan dompet dari dalam saku abu abunya.

"Belom selesai mas dikit lagi!" jawab sang montir yang masih fokus mengotak ngatik sepeda onthel itu.

"Waduh bang! kasih tau aja habis berapa langsung gue bayar, gue lagi buru- buru, sepedanya bakal ditunggu kok sama pemiliknya tuhh dia lagi duduk," ujar Jack menunjuk Loli yang masih duduk manis.

"Ini semua habis dua ratus ribu mas soalnya ganti stang.nya yang bengkok," jelas sang montir, Jack langsung mengeluarkan dua lembar uang seratus ribuan.

"Lol see you next time ya!" pamit Jack sebelum pergi dengan mengendarai skateboard nya.

"hati-hati Jack!" Loli melambaikan tangannya tanpa sadar ia terus memandangi punggung cowok itu sampai menghilang.

Saat Jack sudah pergi Loli baru merasa menyesal atas apa yang telah ia perbuat pada cowok itu tadi, ia berharap agar bertemu dengan Jack lagi suatu saat nanti untuk meminta maaf.

***



Satu kata buat Jack?
Buaya? nggak kaget wkwk
.
.
.

Vote nya jangan lupa ya😙

ImposibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang