Sudah sekian kalinya Lisa melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya namun belum ada tanda tanda ibunya menjemput,Cristina dan Corbyn sudah pulang lima belas menit yang lalu,mereka berdua sempat menawarkan untuk mengantarnya pulang namun Lisa menolaknya ia takut jika pada saat ibunya menjemput ia sudah tidak berada di tempat.
Ia juga berkali kali menelpon ibunya namun tidak aktif,hari sudah semakin sore bahkan hampir menjelang malam tapi ibunya belum juga menampakkan batang hidungya,akhirnya ia memutuskan untuk pulang sendiri terpaksa ia jalan kaki karena tak ada angkutan umum yang melintas kalaupun ada ia tidak tahu harus naik jurusan apa.
Ia mencoba mengingat jalan yang tadi pagi ia lewati bersama ibunya,sampai di sebuah jalan kecil dimana jalan itu hanya bisa dilewati sepeda motor saja Lisa mendengar suara siulan laki laki yang menggodanya,ia mempercepat langkahnya tak menghiraukan lelaki itu.
"Cewek...sombong amat sih!" lelaki itu kembali bersuara.
Lisa merasakan sesuatu ternyata lengannya dicengkeram oleh kedua temannya,penampilan mereka tak jauh beda dengan lelaki itu,dengan tindik di telinga dan hidung mengenakan celana robek di bagian lutut juga jaket kumal berbahan jeans tak ber lengan dan kalung rantai yang menghiasi leher layaknya preman,kemudian ia mendekat tepat dihadapan Lisa dengan santai tangannya menyentil dagu Lisa.
"LEPASKAN AKU!TOLONGG!" Lisa berteriak tak terima diperlakukan seperti itu,ia mencoba meloloskan diri dari preman preman itu namun apa daya kedua lengannya dicengkeram lebih erat membuatnya tak bisa bergerak.
"DIEM NGGAK!" bentak lelaki itu sembari menutup bibir mungil milik Lisa dengan tangan kekarnya.
Air mata turun dengan derasnya membasahi pipi Lisa ia sangat ketakutan,melihat ekspresi Lisa preman preman tersebut tertawa puas.
Lisa memejamkan mata dalam hati ia berdoa pada Tuhan supaya mengirimkan seseorang untuk menolongnya.
Brum brum brumm
Terdengar suara deru mesin motor yang memenuhi sunyinya jalan itu,sang pemilik turun dan menghampiri tiga preman bersama seorang gadis dengan mata yang masih terpejam.
"Lepaskan dia!" suara yang tak asing membuat Lisa membuka kelopak matanya secara perlahan.
'KAK DANIEL' lirihnya dalam hati,ia sangat bersyukur Tuhan telah mengabulkan doanya.
"Siapa lu berani beraninya nyuruh kita?!" preman itu ikut maju saat Daniel melangkah ke arahnya.
"Kalian nggak perlu tau!" jawab Daniel datar.
"Mau jadi pahlawan lu HAH!" mereka malah meledakkan tawanya menganggap semua ini hanya lelucon, Daniel mengepalkan kedua tangannya karena geram.
BUGGHHH
Sebuah pukulan keras mendarat tepat di wajah preman itu,kedua temannya tidak terima akhirnya mereka melepaskan Lisa lalu ikut menyerang.
Daniel berhasil membuat ketiga preman itu tergeletak tak berdaya di atas aspal dengan kemampuan bela dirinya,segera ia mendekati Lisa yang masih tampak ketakutan.
"Kamu gapapa?" tanyanya begitu sampai dihadapan Lisa.
"Nggak papa kok," suaranya sedikit serak sambil mengusap air mata yang tersisa di pipinya lalu bangkit dibantu oleh Daniel.
Karena insiden yang barusan terjadi Daniel tidak tega membiarkan Lisa pulang sendiri,ia bersedia mengantar Lisa sampai ke rumahnya dengan selamat,Lisa sendiri juga tidak keberatan ia malah senang karena ada yang menjaganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imposible
FanfictionHIATUS Berawal dari terbentuknya sebuah grup band dari SMA yang terkenal di LA 'Los Angeles High School', band ini berisikan lima cowok tampan. • Jonah : cueknya minta ampun! • Corbyn : bucin tapi setia! • Daniel : si polos yang kurang berpengalama...