12

171 33 92
                                    

 ̄ ̄ ̄ ̄
Siapapun dia yang berhasil membuatmu bahagia,aku siap untuk mengalah.

-Zach-

 ̄ ̄ ̄ ̄

Zach sudah kembali bersekolah ia tidak lagi tinggal di kosan Briyan ia juga tidak perlu bersusah payah jalan kaki menuju sekolah,papanya baru saja membelikannya mobil sport sebagai hadiah pertunangannya kemarin.

Zach sengaja datang lebih pagi karena sangat merindukan sekolah sudah kurang lebih dua minggu lamanya ia tak menginjakkan kaki di sana,sampai di parkiran ia enggan turun,dari dalam mobil ia mengamati dua sejoli yang sedang berjalan beriringan saling melemparkan senyuman,setelah mereka terlihat agak jauh barulah Zach keluar dari mobil lalu mengikuti langkah mereka dari belakang.

Sampai di koridor tanpa menghiraukan tatapan siswa lain mereka terus saja bergandengan layaknya dunia milik mereka berdua sampai sampai keberadaan Zach tidak diketahui oleh mereka.

"Zach!" sapa salah seorang teman Zach yang berdiri di depan kelas,Zach membalasnya dengan melambaikan tangan sambil tersenyum.

Mendengar nama Zach dua sejoli itu menoleh ke belakang "Loh Zach?!" ujar keduanya terkejut.

"Sejak kapan lu ada di belakang gue sama Lisa?" tanya Daniel heran.

'Sejak buyut lu belum lahir' batin Zach

"Kenapa gue bisa nggak tau yak?hehe," Daniel terkekeh diikuti Lisa.

'Lu sih asyik sendiri!'
'Eh yaampun Zach gak boleh ngomong gitu ke sobat sendiri nggak baik!' batin Zach beradu.

"Woyy di tanya malah bengong!" teriak Daniel tepat di telinga Zach membuatnya sadar dari lamunan.

"Kaget gue bego!" Daniel malah terkekeh memasang tampang tanpa dosa.

"Kamu kok nggak bilang kalo hari ini sekolah?" tanya Lisa membuat keduanya beralih menatapnya.

"Biar surprise dong."

Sampai di persimpangan langkah mereka berhenti "Lisa aku ke kelas dulu,belajar yang pinter jangan nakal!" pamit Daniel mencubit pipi cubby milik gadis di hadapannya karena gemas "ishh sakit tauu!" Lisa mengerucutkan bibir memegangi kedua pipinya yang merah lalu gilirannya memukuli lengan Daniel sebagai pembalasan.

Zach menguatkan hati,ia hanya bisa diam melihat pemandangan itu.Sakit?jangan ditanya!

"Bro gue duluan," Daniel menepuk pundak Zach dan beralu.

"Yoi bro."

Lalu Lisa dan Zach berjalan beriringan menuju kelas,mereka saling diam tidak ada yang membuka obrolan.

***
"Ahh akhirnya selesai juga" Cristina merengganggkan otot ototnya yang kaku setelah mengerjakan pr yang baru saja ia selesaikan,matanya menyipit melihat sosok yang berjalan memasuki kelas "WOAH WELCOME BACK ZACH HERRON!" teriaknya membuat seisi kelas menatapnya.

"Apaan sih norak lu!" cibir Zach membuat Lisa yang berada di sampingnya terkekeh.

Wajah Cristina berubah datar seketika "nyesel gue nyambut elu."

"Zach ini tugas lo selama nggak masuk,di kumpulin paling lambat minggu depan!" sang ketua kelas menghampiri Zach lalu memberikan secarik kertas "oiya selamat ya atas pertunangannya!maaf kemaren gue nggak bisa dateng," lanjut si ketua kelas yang bernama Leon itu,Zach mengangguk "nggak papa kok santai aja," balasnya.

"Buset banyak amat!" Zach terkejut melihat isi kertas itu.

"Mampuss lu!numpuk kan jadinya hahaha," Cristina tak kuasa menahan tawa melihat ekspresi Zach.

ImposibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang