21 [rencana jahat?]

121 25 132
                                    

Zach tengah berada di ruang makan menikmati sarapan bersama kedua adiknya dan juga Briyan, kali ini tanpa adanya Josh karena beliau berangkat lebih pagi untuk menemui clien.

"Tumis kangkungnya sudah matang! nih dihabiskan ya," itu suara Myta dari dapur sambil membawa sebuah mangkuk berukuran sedang, lalu ia letakkan di atas meja makan.

"Abang ganteng, mau itu!" tunjuk Reese ke arah udang yang ada di piring Briyan, "suapin!" lanjutnya.

Briyan pun mulai menyendokkan udang ke arah Reese "sini, aaaaaa," gadis mungil itu menurut langsung membuka mulutnya.

"Lagi!" dengan telaten Briyan kembali menyuapi Reese, sesekali ia mengusap sudut bibir gadis itu saat ada makanan yang tertinggal di sana.

Melihat itu Zach terkikik "udah cocok lu jadi bapak, nggak niat cari jodoh gitu?"

"Nggak boleh! abang ganteng milik Reese seorang!" ucapnya lantang dan tangan dilipat di depan dada. Yang lain tergelak termasuk Ryan yang sedari tadi diam.

Briyan menatap Reese dengan gemas lalu mencium pipi gadis kecil itu sekilas "udah kak Zach mungkin cuman bercanda, lagian kak Briyan nggak pengen cepet-cepet nikah kok, nunggu kamu gede dulu," godanya menaik turunkan kedua alisnya.

"Sampek kak Briyan ubanan dong berarti," celetuk Ryan dengan polosnya lalu menyantap makanannya.

"Aww uwuu sekali, sarangeo oppa!" Reese sontak memeluk lengan Briyan karena tangan mungilnya tidak memungkinkan untuk bisa melingkar sepenuhnya di tubuh pria itu.

"Please jangan ngajarin adek gue bucin!" ucap Zach dan Briyan tertawa renyah mendengarnya.

"Gini nih jadinya kalo kebanyakan nonton drakor!" sahut Ryan menimpali ucapan adik perempuannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gini nih jadinya kalo kebanyakan nonton drakor!" sahut Ryan menimpali ucapan adik perempuannya itu.

Zach kembali melanjutkan sarapannya yang tertunda menghiraukan adiknya Reese yang terus berceloteh dengan Briyan, setelah habis tak tersisa ia meletakkan piring kotor di wastafel tanpa mencucinya, ia langsung berpamitan pada Myta yang masih berada di sana.

"Ma, Zach berangkat dulu," Zach mencium punggung tangan Mama nya itu.

Myta tersenyum, mengelus punggung putranya dengan lembut "iya hati-hati, bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut," pesannya lalu dibalas anggukan oleh Zach.

"Iya, Ma."

"Bro! gue duluan," sampai di ruang makan Zach menepuk pundak Briyan.

Briyan menoleh ke sumber suara "Yoi, bro! hati-hati yak!"

"Ryan, Reese, kakak berangkat dulu ya!" kedua adiknya itu mengangguk mengiyakan.

Pagi ini udara di Los Angeles sangat dingin sampai-sampai Zach mengatur suhu AC di mobilnya sampai di bawah standart, untuk mengusir keheningan ia menyalakan radio lagu dari James Arthur yang berjudul Say you won't let go mengalun dalam mobil, sesekali ia ikut bersenandung kecil, jarinya mengetuk-ngetuk setir menikmati irama musik.

ImposibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang