23

127 22 111
                                    

Senyum ceria terukir manis di bibir indah milik Stevi, yap! pagi ini ia tidak diantar oleh Pak Bimo sopir keluarganya, melainkan di jemput oleh, Zach!

Membayangkan akan dijemput oleh sang tunangan membuat Stevi mem blushing berkepanjangan, semenjak kejadian itu Zach sedikit berubah terkadang bersikap manis padanya, ya walau tak seromantis dilan dan milea tapi yang Zach lakukan tulus dari hati dan itu yang terpenting bagi Stevi.

Tin tinn

Suara klakson mobil terdengar bersamaan dengan senyum Stevi yang mengembang. Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, ia membuka pintu mendapati mobil sport hitam yang terparkir di halaman rumahnya.

"Pagi, Sayang!" sapanya begitu memasuki mobil.

"Hmmm," jawab Zach singkat menutupi rasa gugup. "Obat udah lu bawa?" tanyanya sebelum menyalakan mesin.

"Udah dongg, kan tadi udah kamu ingetin pas di telpon," jawab Stevi sambil cengar cengir. Hal sekecil itu tentu sudah mampu membuat degup jantungnya bekerja tak beraturan.

Zach mengangguk samar lalu menyalakan mesin, menginjak pedal gas dan mulai meninggalkan pekarangan rumah mewah itu menuju ke sekolah.

"Zach."

"Hmm?"

"Aku seneng kamu bisa berubah."

"Emangnya gue power rangers apa bisa berubah segala," jawabnya tidak terlalu menanggapi dengan serius.

"Ishhh nyebelin! tapi aku sayang," Stevi sempat mendengus lalu melingkarkan tangannya ke lengan Zach yang masih memegang kemudi, ia juga menyandarkan kepalanya di bahu cowok itu dan di situlah ia merasa, nyaman.

Zach berusaha stay cool, memfokuskan pandangan pada jalan meski jantungnya juga berpacu dengan cepat, 'ni jantung kenapa jadi berisik gini sih, diem napa woy!'

***

Kedatangan Zach dan Stevi mengundang perhatian seisi kelas, terlebih Lisa yang langsung memeluk gadis itu.

"Akhirnya kamu masuk juga!"

Stevi tersenyum kikuk, lalu Lisa menariknya menuju bangku di mana sudah ada Cristina di sana.

"Eh, udah sembuh lu?" tanya Cristina memecah keheningan meski sebenarnya ia enggan. Stevi hanya mengangguk mengiyakan.

Setelah mengambil sesuatu dari dalam tasnya Lisa menyodorkannya pada Stevi "aku bawa jeruk sama stoberi buat kamu, ini bagus loh buat nyembuhin luka jahitan kamu," ucapnya sembari mengangkat dagu ke arah pelipis gadis itu yang masih terdapat perban untuk menutupi luka jahitnya.

"Ini ayo ambil!" Stevi masih diam, menatap Lisa dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ohh mau dikupasin juga? yaudah ini ak..."

"Cukup Lisa!" bentak Stevi membuat Lisa menatapnya heran.

'Apa yang aku lakuin salah?'

Blep

Stevi menumpahkan air mata di pelukan Lisa.

"Yah kok nangis? kamu kenapa? ada masalah? cerita deh sama aku," tangan Lisa terangkat mengusap punggung gadis itu untuk menenangkan.

Zach sengaja diam, membiarkan gadis itu menyelesaikan masalahnya sendiri.

Stevi mulai melepas pelukannya sambil menyeka air mata yang tersisa "mulai sekarang, berhenti bersikap baik ke gue!"

"Maksud kamu apa?" Lisa mengerutkan dahi.

"Semua yang lu lakuin selama ini ke gue itu berbanding terbalik sama apa yang gue lakuin ke elu!"

ImposibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang