33

118 21 159
                                    

"Abang tampan ayo nyanyi sekali lagi!" seru seorang gadis kecil sambil bertepuk tangan.

Melihat gadis kecil itu yang sangat antusias membuat Daniel terkekeh lalu kembali memetik gitar dan bersenandung, bukan lagu dari band nya melainkan lagu anak-anak.

Gadis kecil itu terlihat sangat menikmati setiap lantunan sembari menatap Daniel sampai tidak berkedip.

Nyanyian berakhir dengan tepukan tangan yang masih antusias "aku suka suara abang! merdu enak di denger, kalo udah besar aku pengen jadi penyanyi, pengen hibur orang banyak!" celotehnya siapapun yang mendengar pasti merasa gemas.

Daniel tergelak kecil lalu tangannya terangkat mengusap surai gadis itu dengan lembut "bagus, seringlah berlatih kamu pasti bisa abang yakin, dan pesen abang jangan pernah menyerah teruslah berusaha karena semua juga butuh proses," tuturnya terdengar bijak.

Melihat ini Lisa sudah merasa senang, senyum bahagia tidak pernah luntur dari wajah cantiknya, memang sederhana tapi sangat berkesan.

Mereka berdua sekarang berada di sebuah panti yang tidak teralu besar bangunannya juga sudah tua termakan usia, tujuan mereka datang ke sini adalah untuk memberikan sebagian harta dari mendiang David, ini juga salah satu wasiatnya sebelum pergi.

Bagi David harta bukannlah segalanya lagipula ia mendapatkan itu semua karena peninggalan dari kedua orang tuanya, dan tidak akan ada gunanya lagi setelah ia tiada nanti, akhirnya sebelum pergi ia berpesan pada Daniel agar memberikan sebagian hartanya pada anak-anak kurang beruntung yang tidak memiliki orang tua, dan sebagian lagi diberikan pada asisten rumah tangganya.
Lisa dan Daniel sampai terenyuh melihat kebaikan serta kedermawanannya, mereka berdua yakin surga adalah tempat David sekarang.

"Wahh lagi asyik main yaa," wanita paruh banya tiba-tiba muncul dari dalam sembari menggendong seorang balita, dia salah satu pengasuh di panti ini.

"Iya bunda, Irsha lagi diajarin nyanyi sama abang tampan, ayo bunda gabung sini!" seru gadis kecil yang bernama Irsha itu, lalu sedikit menggeser tubuh agar bundanya duduk.

"Tidak bisa sayang bunda lagi masak, bunda tinggal ke sini bentar buat liat kamu, ehh ternyata kamu udah nyaman aja sama mereka meski baru ketemu," jelas wanita paruh baya yang dipanggil bunda itu sembari terkekeh kecil, ia tahu betul Irsha adalah anak yang tidak mudah berinteraksi dengan orang baru, tapi sepertinya itu tidak berlaku bagi Daniel juga Lisa.

Kedua manik Lisa menatap gemas balita yang ada di gendongan wanita itu "bunda, boleh aku menggendongnya?" tanya nya yang juga ikut memanggil bunda.

Wanita itu tersenyum "tentu saja boleh, Cantik."

Lisa mengulurkan kedua tangannya lalu mengambil balita itu agar pindah ke gendongannya, Lisa juga tak habis pikir siapa yang sudah tega membuang anak yang tidak berdosa ini.

"Kamu suka anak kecil ya?" tanya wanita itu pada Lisa.

Lisa yang tengah menimang menganggukkan kepalanya pelan "mereka sangat lucu."

"Tipe ibu idaman, lihat dia langsung nyaman berada di dekatmu walau baru bertemu," ujar wanita itu dengan kekehan kecil.

Lisa malu mendengarnya, "ahh bunda bisa aja," detik berikutnya ia ikut terkekeh.

Daniel menatap Lisa kagum mau tidak mau senyumnya mengembang, tidak salah ia memilih perempuan untuk jadi ibu dari anak-anaknya kelak, ia juga ingin menua bersama gadis itu nanti "anjay mikirnya kejauhan," batinnya sembari menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Yasudah bunda tinggal dulu ke dapur ya."

"Lisa bantu ya bunda," Lisa menawarkan diri dan kini ikut bangkit.

ImposibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang