[30] Semesta Berbicara

1.5K 177 23
                                    

Senin ini berbeda dari yang kemarin. Senin ini tidak ada upacara karena cuaca yang tidak bersahabat. Sehingga, jam pelajaran kedua diajukan ke pertama. Dan tebak, apa jam pelajaran kedua hari ini. Biologi.


"Hari ini ulangan kan?"

Pertanyaan Bu Han spontan membuat mereka melotot terkejut. Seriously?

"Apa Bu? Bukannya hari ini melanjutkan materi?" beo Gwen.

Bu Han juga memasang wajah kaget melihat respon kelas ini "Lho. Bukannya saya sudah bilang minggu lalu, Besok Senin ulangan Bab 7 dan 8. Masa pada lupa" ngotot beliau.

Mereka semua mengingat ingat kejadian beberapa hari lalu. "Bukannya Senin minggu depannya lagi Bu? Materinya kan belum selesai. Masa ulangan sih Bu" protes Stella menggigit bibirnya gemas.

Abay pun menimpali "Lho gimana to bu, masa lupa" ujarnya menirukan perkataan Bu Han.

Sementara lainnya segera membuka buku biologi bab 7 dan 8. Biasanya jika Bu Han memberikan alarm ulangan, pasti akan terjadi. Walaupun diprotes sedemikian rupa oleh muridnya. Ataupun ada alasan lain, misalnya saat ini

Bu Han semakin bingung "Ini sebenernya kalian bab 9 kan?"

Fariz berseru "Baru masuk bab 8 bu. Kan kemarin Bu Han ada dines keluar kota. Makanya kita ketinggalan pelajaran"

Bu Han lantas membuka buku agendanya "Oh Iya, saya pikir kalian itu kelas 10 IPA Enam. Makanya" ujar beliau akhirnya.

Sebagian mengelus dada sabar dengan perkataan Bu Han barusan.

Untung guru gue batin Gwen dongkol.

Satya bernapas lega dan menutup kembali buku dihadapannya "Ya ampun bu, kalo mau nge-prank jangan bawa bawa ulangan. Bikin kita panas dingin aja"

"Iya bu, kalo nge-prank jangan yang serem serem. Ulangan itu horrible bu kalo belum belajar" sahut Galang.

"Prank? Apa itu Prank?" tanya Bu Han bingung. Membuat sebagian orang disana tertawa terpingkal pingkal. Bu Han memang guru tua yang bisa dibilang sudah ketinggalan jaman. Namun jangan salah, Bu Han adalah guru legendaris dan paling nyeleneh di SMA Gemilang.

Satya juga tertawa "Bu Han tidak tahu Prank? Nggak usah tahu bu, nanti malah candu"

Bu Han geleng geleng kepala melihat mereka "Sudah sudah. Mari kita lanjutkan materi."

"Ashiappp"

Mereka tertawa lagi dengan jawaban yang terlontar secara spontan namun kompak.

"Asiap? Bahasa apalagi"

Stella menjawab "Ashiap itu siap bu. Slogannya Atta Halilintar, ya nggak Zly?"

Izly mengangguk dan mengacungkan jempolnya "Sip. Bener bener"

Bu Han menggeleng lagi. "Baiklah Bu Han mau menunjuk seorang Siswa untuk menjelaskan Bab 8 secara rinci"

Kata 'rinci' terdengar seperti musibah bagi mereka dan juga seperti petir yang menggelegar.

Glek.

"Bu ini beneran? Nggak nge-prank lagikan?" tanya Satya dengan napas tercekat. Bab 8 itu banyak sekali materinya. Bayangkan! Tujuh puluh satu halaman! Bolak balik lagi biar nggak gosong!

Bu Han mengangguk mantap "Beneran Satya, masa saya berbohong"

"Kali ini majunya--"

Tok tok

Pintu kelas itu diketuk, seorang guru membawa buku memasuki dengan sopan kedalam kelas. "Maaf mengganggu Bu Han, saya mau mengabsen hari ini" ujarnya.

Sekolah menerapkan aturan baru, tiap pagi hari ada guru jaga yang mengabsen seluruh kelas. Mencatat apakah ada yang tidak berangkat.

SCIENCE 7 : WE ARE ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang