6. Blood

2.6K 181 5
                                        

Duk duk brakk

Hyunjin kembali memasukkan bola kedalam ring.

"Kakak ngga asik! Masa Jeje kalah terus." Sambil merebut bola ditangan Hyunjin lalu melemparnya asal.

Hyunjin hanya terkekeh melihatnya.

"Ayo! Kakak ajari main basket lagi! Hahaha."

"Huuhh baiklah oper bolanya."

"Tangkap ini."

Hyunjin lupa, jika dia sedang mengoper bola kepada pacarnya, bukan teman satu timnya.

Duk!

Tepat. Bola itu terlempar tepat dimuka Jeongin. Bahkan membuat Jeongin harus mundur beberapa langkah.

"Yaampun JeJe! Maafkan kakak!"

"J-jeje pusing."

"Je, hidungmu berdarah! Ayo kepinggir lapangan, kita obati dahulu."

Mengusap darah yang mengalir dari hidung, bukannya menuruti perintah Hyunjin untuk bangun, Jeongin lebih memilih untuk meggelengkan kepalanya.

"Tidak mau hiks. Mau peluk Hyunjin hiks hyung."

"Iya, tapi kita hentikan dulu mimisanmu Je."

Jeongin hanya menggeleng dengan tangis yang semakin dia tahan karena dia berfikir agar tidak membuat Hyunjinnya marah.

Hyunjin menghela nafas lalu menangkup pipi Jeongin. Darah dan air matanya sudah bercampur dimuka Jeongin dan itu membuat Hyunjin sedikit meringis.

"Baiklah sini peluk."

"Ma-maafin Jeje udah bikin Hyunjin hyung marah."

"Hei baby, siapa yang marah, harusnya kau yang marah. Kau terkena bola yang aku lempar."

Jeongin semakin mengeratkan pelukannya. Dan kalian tahu? Hyunjin merelakan jersey putih kesayangannya berdarah karena sedari tadi Jeongin menggesek-gesekkan wajahnya di dada bidangnya.

Makasih udah vomen~

hyunjeong ~ oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang