48. Talk

1.1K 113 10
                                        

Cup

Jeongin tengah sibuk membuat kiss mark di leher Hyunjin. Jeongin berkata bahwa ini hukuman untuk Hyunjin karena kemarin saat mereka tengah berkencan banyak yang memandang Hyunjin dengan tatapan genit. Jadi Jeongin menghukum Hyunjin dengan cara membuat kiss mark di leher pada bagian yang mudah dilihat orang. Hyunjin tentu tidak keberatan, bahkan makin banyak kiss mark yang Jeongin buat, berarti usahanya selama ini untuk mengajari Jeongin membuat kiss mark berhasil.

"Selesai! Apa bagus hyung?" Jeongin mengambil cermin yang ada di meja kerja Hyunjin, mengarahkannya ke leher agar Hyunjin bisa melihat kiss mark buatannya.

"Lebih bagus dari kemarin sayang, kau belajar dengan baik." Jawab Hyunjin sambil mengecup sekilas bibir Jeongin. "Hanya tiga? Kau tidak ingin menambahnya baby?"

"Sebenarnya ingin, tapi Jeongin lelah ish!"

"Hanya membuat kiss mark dan kau sudah lelah? Kau harus banyak berolahraga baby, bagaimana jika saat malam pertama kita, kau pingsan sebelum aku memasukimu hm?"

"Bukan seperti itu hyung! Yang lelah itu mulut Jeongin!"

"Mulutmu sudah lelah? Bagaimana nanti saat kau sedang melakukan blowjob untukku, mulutmu lelah dan aku belum keluar? Kau perlu tahu jika kekasihmu ini tahan lama."

"Tahan lama apa sih?!" Jeongin membalas dengan kencang untuk menutupi rasa malu karena ucapan Hyunjin yang sedari tadi frontal sekali.

"Kau ingin aku tunjukkan ketahan lamaanku?" Ujar hyunjin. "Aku bisa melakukan itu dari pagi sampai pagi lagi denganmu. Tapi aku ragu apakah kau akan kuat ata-"

"Hyung! Hentikan! Kita bicarakan yang lain!" Jeongin lama-lama jengah dengan kekasihnya itu.

"Baiklah. Sekarang bicarakan tentang posisi kita saat bercinta nanti. Aku akan diatasmu tentu saja. Atau kau mau uke on top? Aku bisa melihat bagaimana ekspresi nikmatmu dari bawah. Mau dogg-"

"Hyung~ kenapa berubah jadi mesum sih?" Jeongin tiba-tiba mendudukkan dirinya di pangkuan Hyunjin. Berhadap-hadapan. Dan Jeongin memeluk leher Hyunjin.

"Tidak, aku tidak."

"Iya! Hyung iya! Hyung terus saja berkata tentang bercinta!"

"Itu tidak ada unsur mesum sama sekali baby. Aku berbicara seperti itu agar saat kita sudah menikah nanti, kau tahu apa yang harus kau lakukan sebagai ist-"

"Menjadi istri tidak hanya tentang bercinta hyung." Jeongin membalas ucapan Hyunjin dengan nada lirih sembari menyembunyikan mukanya di leher Hyunjin.

"Menjadi istri tidak hanya tentang memuaskan suaminya hiks." Jeongin mengeratkan pelukannya di leher Hyunjin.

"Baby, kenapa menangis? Kata-kata ku melukaimu?" Hyunjin mengusap punggung Jeongin bermaksud menenangkan.

"Hyung hanya ingin tubuh Jeongin hiks? Hyung tidak sayang Jeongin. Hiks Jeongin saki-"

"Maaf fox, bukan itu maksud hyung. Berhenti menangis okee?" Hyunjin melepaskan pelukan Jeongin lalu menangkup wajahnya.

"Dengarkan hyung. Hyung hanya ingin bercanda. Menggoda Jeongin seperti itu sangat lucu. Maafkan hyung jika hyung menyakiti Jeongin."

"Hyung~ hiks." Jeongin merentangkan tangannya tanda ingin dipeluk. Jeongin luluh saat Hyunjin sudah memanggil diri sendiri dengan Hyung dan memanggilnya Jaeongin.

"Don't cry." Ucap Hyunjin sembari terkekeh kecil.

"Jangan tertawa! Tidak merasa bersalah sudah membuat Jeongin menangis?!"

"You are so cute. I can't handle it. And I'm so sorry. I hurt you again."

"Hyung~"

"Tidak dimaafkan?"

"Dimaafkan. Tapi jika hyung ingin bercanda, jangan kekewatan. Janji?"

"Hyung berjanji. Maafkan hyung."

"Iya hehehe." Jeongin memeluk Hyunjin setelah memperlihatkan senyumannya.

Makasih udah vomen~

hyunjeong ~ oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang