Hyunjin sudah bersiap dari pagi. Pesan yang Jeno kirim kemarin memberitahu bahwa sepupu Jeno akan menunggu Hyunjin pukul 9.
"Eomma. Hyunjin akan pergi keluar. Bersama teman."
"Teman? Siapa? Eomma lihat tadi Jeno sudah pergi bersama Jaemin."
Jadi Jeno menyuruhku meminta agar menemani sepupunya, agar dia bisa berkencan dengan Jaemin? Hahaha sialan~ Hyunjin.
"Temanku bukan hanya Jeno, eomma."
"Baiklah baiklah. Sudah sana pergi, kekasihmu pasti sudah menunggumu."
"Kekasih? Sudah kubilang dia teman eomma."
"Kau pikir eomma percaya."
"Aish, terserah eomma. Hyunjin pergi dulu. Bye eomma."
Hyunjin sudah sampai di alamat yang Jeno kirim kemarin. Rumahnya tidak terlalu besar tapi terlihat nyaman. Hyunjin bisa melihat seorang pemuda manis(?) sedang duduk di kursi teras.
Turun dari mobilnya, Hyunjin lalu menghampiri orang tersebut.
"Permisi, Jeongin?" Ya, Jeno berkata bahwa sepupunya bernama Jeongin.
Pemuda tadi mendongakkan kepalanya. "Eung. Kau benar Hyunjin hyung?"
"Ya, kita pergi sekarang?"
"Sebentar. Eomma Appa! Jeonginie pergi dulu." Jeongin berteriak dari luar rumahnya
"Sebentar sayang! Jangan berangkat dulu!"
Apa mereka memang senang berteriak?~ Hyunjin
"Jeonginie, kau sudah memakai pelembab mukamu? Minyak telon? Eomma tidak mau Jeonginie sampai sakit perut. Bedak bayimu? Kau tidak melupakannya bukan?" Tanya seorang wanita paruhbaya yang baru saja keluar dari dalam rumah.
"Sudah eomma, sudah semua."
"Baiklah. Hati-hati dijalan. Dan satu lagi, kau sudah membawa susu strowberry?"
"Ada didalam tas eomma."
"Benar? Jangan lupa makan."
"Iya eomma. Eomma tidak kasihan pada Hyunjin hyung apa? Dia sudah menunggu lama?"
"Ah! Eomma lupa. Kau Hyunjin? Tolong jaga Jeonginie dengan baik ya. Aku sangat menyayanginya."
"Tidak perlu khawatir tante, Jeongin akan aman bersamaku."
"Kau pacarnya? Baru kali ini Jeongin pergi selain bersama keluarganya."
"Iya, aku pacarnya."
"Huh? Ap-"
"Kami berangkat dulu tante."
"Baiklah. Tapi jangan panggil tante lagi, panggil eomma saja."
"Baiklah eomma."
Mereka sudah sampai di toko buku yang Jeongin inginkan. Sedari tadi tidak ada percakapan diantara keduanya. Hanya sesekali Hyunjin yang bertanya arah menuju toko buku yang dimaksud Jeongin.
"Em, Hyunjin hyung." Hyunjin yang mendengar Jeongin mencicit pun menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Jeongin.
"Hm?"
"Bisa berhenti sebentar? Jeongin ingin minum susu."
"Baiklah. Ayo kita cari susu yang kau inginkan."
"Tidak perlu, Jeongin sudah membawanya. Ayo duduk disana."
Posisi mereka berdua sekarang adalah saling berhadapan. Dengan Jeongin yang sibuk dengan susu digenggamannya dan Hyunjin yang sibuk memperhatikan seseorang dihadapannya.
"Jeongin."
"Eung?" Jeongin membalas dengan mendongakkan kepalanya. Dibibirnya masih menempel sedotan dan tangan yang masih menggenggam susu kotak.
"Apa eomma mu memang seperti itu? Maksudku, sangat sayang padamu?"
"Iya, mungkin karena Jaehyun hyung sudah tidak dirumah sehingga eomma hanya memperhatikan Jeongin dan appa."
"Jaehyun hyung?"
"Iya, hyungnya Jeongin. Dia sudah menikah, jadi sudah punya rumah baru."
"Ah, begitu."
"Hyunjin hyung."
"Ya?"
"J-jeongin ingin bertanya."
"Tanyakan saja."
"Em, kenapa tadi Hyunjin hyung bilang kepada eomma jika Hyunjin hyung adalah p-"
"Pacarmu? Maaf jika itu membuatmu tidak nyaman, aku hanya berpikir jika aku tidak seperti itu, eomma mu akan terus bertanya dan kita tidak jadi pergi membeli buku."
"T-tak apa. Dan maafkan eomma Jeongin yang membuat Hyunjin hyung tidak nyaman."
Dia baik sekali. Berbeda dengan si Lee sialan Jeno itu. Padahal mereka kan masih satu keluarga.~ Hyunjin.
"Hm. Dan Jeongin. Tentang pengakuan aku menjadi pacarmu itu, sepertinya akan segera terjadi."
"Bagaimana hyung?" Jeongin yang tidak paham dengan kata-kata Hyunjin pun hanya bisa memandang Hyunjin dengan bingung.
"Kau lucu. Aku menyukainya."
"H-hyung."
"Kenapa hm?"
"Je-jeongin malu." Wajah Jeongin kini sudah memerah. Bahkan sampai telinga.
"Hahaha. Kau semakin lucu. Boleh aku memelukmu?"
"Boleh?" Bukannya menjawab, Jeongin malah bertanya kepada Hyunjin. Dengan segera Hyunjin membawa Jeongin kedalam pelukannya. Hyunjin menumpukan dagunya diatas kepala Jeongin.
Astaga, harumnya seperti bayi~ Hyunjin
Nyaman sekali, Jeongin suka~ Jeongin
"Kita cari buku yang kau inginkan sekarang?"
Jeongin mendongak, bersamaan dengan Hyunjin yang menunduk. Masih saling memeluk tentunya.
Cup
Tidak sengaja bibir keduanya bersentuhan.
"Hihihi, manis. Ayo lagi hyung. Jeongin mau lagi." Jeongin dengan segera berjinjit dan melahap bibir Hyunjin dengan gemas. Itu sesuatu yang baru bagi Jeongin. Dan Jeongin merasaka sesuatu yang berbeda, ingin kembali melakukannya. Hanya dengan Hyunjin.
"Kau berani memulainya duluan?" Ucap Hyunjin disela ciuman Jeongin pada bibirnya yang masih sangat berantakan itu.
"Apa tidak boleh hyung?" Jeongin melepaskan ciumannya lalu menatap Hyunjin dengan kecewa.
Hyunjin mendekatkan bibirnya ke telinga Jeongin. "Boleh tentu saja. Tapi setelah aku mengajarimu cara berciuman."
"Kalau begitu ajari Jeongin."
"Tidak sekarang sayang, kita cari bukumu dulu."
"Iya hyung." Ucap Jeongin dengan semangat.
Melihat itu, Hyunjin bahkan melupakan kekesalannya kepada Jeno karena kemarin-sebelum Hyunjin mengatahui bagaimana Jeongin-tanpa meminta izin kepadanya Jeno berkata agar Hyunjin harus menemani Jeongin. Mengingat Jeno, Hyunjin akan memberikan restu kepada Jeno untuk mendekati Jaemin. Alasannya?
Makasih udah vomen~
![](https://img.wattpad.com/cover/195079148-288-k290729.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
hyunjeong ~ oneshoot
Randomjust a little happiness of hyunjeong~ Beberapa rated M Kritik saran? Komen Sorry for typo