17. Who

1.3K 119 1
                                    

"Dengarkan saya dulu Je!" Hyunjin yang sedang mengejar Jeongin pun bisa menangkapnya.

"Hiks ngga mau!" Dengan posisi yang berhadapan, Jeongin tidak mau melihat Hyunjin, dia hanya melihat kebawah.

"Dia hanya rekan bisnis saya."

"Bohong! Jika hiks hanya teman kenapa berbohong kepada ku?"

"Aku tidak. Bukankah tadi saya berkata akan mengadakan meeting bersama rekan-rekan bisnis?"

"Tapi kenapa hiks hanya kalian berdua di kafe itu?!"

"Mereka sudah pulang. Saya tidak enak jika harus meninggalkan dia sendirian padahal saya yang mengundangnya."

"Aku hiks tetap marah padamu."

"Maafkan saya Je. Bukankah saya sudah menjelaskannya kepada kamu?" Ucap Hyunjin lalu memeluk Jeongin yang masih menangis.

"Permisi. Maaf mengganggu."

"Oh, direktur Bang. Dan Seungmin?"

"Iya benar. Saya ingin meminta maaf karena sudah membuat kalian bertengkar. Begini, kekasih direktur Hwang, apa yang dikatakan direktur Hwang itu benar. Dia tidak hanya bersama Seungmin, kekasih saya. Tetapi juga rekan-rekan yang lain. Disini saya yang bersalah karena telat menjemput Seungmin sehingga direktur Hwang harus menemaninya dan membuat kalian bertengkar. Sekali lagi saya minta maaf."

"B-benarkah? Hiks." Ucap Jeongin yang masih dipelukan Hyunjin

"Itu benar. M-maafkan aku." Seungmin berkata malu-malu dibelakang tubuh Bangchan.

"Iya hiks tidak apa-apa. Dan, maukah kakak hiks berteman denganku?"

"B-bolehkah?! Tentu saja aku mau!" Ucap Seungmin dengan senyumannya. Melihat itu, Jeongin ikut tersenyum.

"Baiklah, kami permisi dulu. Selamat malam direktur Hwang dan kekasih direktir Hwa-"

"Jeongin. Namaku Jeongin."

"Jeongin? Baiklah. Kami pergi. Permisi." Ucap Bangchan kemudian pergi bersama Seungmin.

"Sudah tidak marah hm? Saya janji. Saya tidak akan membuatmu menangis karena saya lagi." Ucap Hyunjin sembari mengeratkan pelukannya.

"Kak! Sesak!"

"Ah! Maaf. Ayo kita pulang. Kamu masih memakai seragam sekolahmu Je. Mau ke apartemen saya hari ini?"

"Mau! Tapi gendong~"

"Tidak. Kamu berat."

"Baiklah aku marah kepadamu lagi."

"Jangan! Kamu baru selesai marah dan sekarang marah lagi? Maafkan saya."

"Ada syaratnya."

"Apa? Gendong? Ayo. Saya kuat. Kamu tidak berat, tadi saya hanya bergurau."

"Baiklah itu juga bisa jadi syaratnya. Tapi syarat yang paling penting adalah beri aku kontak kak Seungmin. Janji?"

"Cuma itu? Baiklah. Itu mudah sekali."

"Ck! Sombong"

"Aku dengar itu anak kecil."

"Maaf pak tua hahaha."

"Kau cantik saat tertawa."


Makasih udah vomen~

hyunjeong ~ oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang