hyunjeong ~ oneshoot

39. Sleep

Hyunjin tengah tidur siang. Tidak biasanya Hyunjin seperti itu. Mungkin dia terlalu lelah dengan kegiatan yang ada di kampusnya.

Ponsel di meja sebelah tempat tidurnya yang sedari tadi berbunyi tidak membuat tidur Hyunjin menjadi terganggu.

Ceklek

Jeongin masuk kamar Hyunjin masih dengan seragam sekolahnya.

"Ish! Dari tadi adek telfon juga. Taunya malah tidur."

Dengan ide jailnya, Jeongin berniat membangunkan Hyunjin dengan tidur tengkurap diatas tubuh Hyunjin.

"Kakak~ ayo bangun~"

"Kak~"

"Kak Jin~"

Jeongin bingung mengapa kekasihnya ini tak kunjung bangun.

"Kakak ish~ Jangan bercanda!"

"Kak! Adek marah nih!"

Karena kesal, Jeongin bangun dari posisinya lalu melihat wajah Hyunjin.

"Loh kak! Kok pucet?!"

"Kak Jin! Bangun dong"

Mata Jeongin sudah memanas. Air matanya sudah menggenang.

"Kak Jin, adek nangis nih hiks."

"Bangun hiks."

Hyunjin merasa tidurnya terganggu karena suara tangisan dan air mata Jeongin yang jatuh mengenai tangannya.

"Adek? Kok nangis?" Setelah kesadarannya penuh, Hyunjin bertanya bagaimana bisa kekasihnya ada disini dan dengan keadaan menangis. Jeongin menangis dengan posisi terduduk dan tangan yang menutupi mukanya. Tentu saja dengan terus menggumam agar Hyunjin cepat bangun.

Mendengar suara Hyunjin, langsung saja Jeongin menurunkan tangannya dan memeluk Hyunjin.

"Kak Jin~ hiks adek takut tau kakak kenapa-napa hiks."

"Adek, jangan peluk-peluk kakak dulu, kakak lagi ngga enak badan loh."

"Nggak hiks! Kakak jahat sama adek. Adek pikir kakak tadi mati hiks. Kakak ngga mau bangun. Adek hiks kepikiran buat ikut bunuh diri loh kak hiks."

"Dek, jangan bilang gitu ih."

"Ya kakak sih hiks ngga mau bangun. Adek kan jadi keinget Romeo sama Juliet hiks. Mati bareng."

"Stt jangan mikir yang enggak enggak. Tidur aja sini sama kakak."

"Tapi hiks janji jangan sakit?"

"Kakak ngga janji, tapi kakak usahain."

"Adek sayang kakak hiks."

"Iya, udah cup cup jangan nangis."

Makasih udah vomen~