47. First

1.3K 111 5
                                    

Kring!

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Jeongin sedang memasukkan barang-barangnya kedalam tas.

"Jeonginie ayo kita pulang."

"Sebentar Nana, Jeongin harus piket dulu."

"Kita pulang bersama. Nana tunggu didepan kelas."

"Iyaa Na."

Saat sedang menyapu lantai, ponsel Jeongin bergetar. Dengan cepat Jeongin mengambilnya dari saku, siapa tahu itu penting.

Bibir hyung
Jeonginie, hyung sudah didepan sekolahmu

Jeongin lantas tersenyum setelah membaca pesan dari sang kekasih lalu menyelesaikan piketnya dengan cepat.

"Nana, Jeongin sudah selesai, ayo pulang."

Jeongin bisa melihat kekasihnya sudah menunggu didepan gerbang sekolah. Hyunjin yang melihat Jeongin pun merentangkan tangannya memberitahu agar Jeongin berjalan cepat lalu memeluknya.

Dug

Baru saja ingin berlari, dari arah belakang Jeongin ditabrak bahunya oleh seseorang yang kini berlari menghampiri sang kekasih.

Greb

Orang yang menabrak Jeongin tadi langsung saja memeluk Hyunjin. Bisa Jeongin lihat Hyunjin tersenyum membalas pelukan orang itu dan mengelus serainya pelan.

Jeongin yang melihat itu ingin menangis saja. Jangan lupakan Jaemin yang sedari tadi menyaksikan drama tersebut. Tangan Jaemin sudah menggenggam tangan Jeongin dan meremasnya pelan. Mencoba menguatkan.

"Hyunjin hyung!" Jeongin berteriak lalu berlari menuju kekasihnya tersebut.

Hyunjin melepaskan pelukannya dengan orang tersebut lalu tersenyum kepada Jeongin. Melihat Jeongin yang diam berhenti didepannya, Hyunjin segera membawa Jeongin kedalam pelukannya.

"Kenapa diam hm? Tidak merindukan hyung? Padahal sudah hyung tinggal empat har-"

"Ish! Jeongin sebel sama Jeno hyung!" Jeongin melepaskan pelukan Hyunjin lalu beralih menatap seseorang yang tadi memeluk Hyunjin.

"Loh kenapa aku?" Jeno yang merasa namanya disebut pun bertanya.

"Kan gara-gara Jeno hyung, Jeongin jadi bukan yang pertama peluk Hyunjin hyung!"

"Ya terserah aku dong, kan Hyunjin hyung kakak ku." Jawab Jeno lalu menjulurkan lidahnya meledek Jeongin.

"Hyunjin hyung! Jeno hyung nakal!"

"Dih, kok ngadu sama kakak ku."

"Jeno hyung! Hiks nak-"

"Kalian ini, kenapa selalu bertengkar hm?" Lerai Hyunjin sambil membawa Jeongin kedalam pukannya.

"Jeno hiks hyung yang hiks mu-"

"Hahaha maafkan aku Jeonginie. Kau sangat lucu jika seperti ini. Maafkan aku oke?"

"Ngga! Hiks Jeno hyung nakal!"

"Jeonginie, kau ingat? Kita harus saling memaafkan." Nasihat Hyunjin kepada Jeongin.

"Baiklah Jeongin maafkan."

"Peluk sebagai tanda bahwa Jeongin sudah memaafkan ku?" Ucap Jeno sembari merentangkan kedua tangannya.

"Heung." Jeongin mengangguk lalu memeluk Jeno.

"Jeno hyung, Jeongin sudah memaafkan hyung, tetapi ada satu syarat."

"Kenapa harus ada syaratnya? Jeongin tidak ikhlas memaafkanku? Jeongin lupa kata Hyunjin hyung bahwa kita harus saling me-"

"Ish! Jeno hyung berisik!" Ucap Jeongin sembari melelas pelukannya.

"Syaratnya gampang kok! Jeno hyung anterin Nana pulang ya, Jeongin mau pulang sama Hyunjin hyung berdua."

Jeno memalingkan wajahnya melihat kedepan sekolah. Bisa dilihatnya sang adik kelas -Jaemin- tengah berdiri sembari memasang wajah terkejut saat mata mereka bertemu.

"Baiklah, aku tidak akan menolaknya hehe."

"Yasudah kami pulang dulu. Dan bilang kepada eomma, aku tidak akan pulang." Ucap Hyunjin menggandeng tangan Jeongin membawanya masuk ke mobil.

"Kenapa hyung?"

"Kau masih bertanya saat aku sudah bersama Jeonginie?"

"Ck! Kalau begitu jangan lupa pakai pengaman!"

"Tenang saja Jeno hyung! Jeongin sudah pakai sabuk pengaman!" Jawab Jeongin dengan senyum polosnya dari dalam mobil.

Makasih udah vomen~

hyunjeong ~ oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang