"Uncle Jin! Temani Zizi kedokter yuk!"
"Zizi kenapa hm? Zizi sakit? Dimana Mommy?"
"Mommy dikamar. Sedang dihukum Daddy."
Kak Hyunbin sialan. Kalau mau menghukum kak Minhyun jangan siang-siang pas ada Zizi dong~ Hyunjin
"Ayo uncle Jin. Zizi harus ke dokter."
"Sebentar sayang. Uncle ambil kunci mobil sebentar."
"Cepat uncle!"
"Iya Zizi. Memangnya Zizi sakit apa hm?"
"Zizi susah buang air besar. Perut Zizi sakit."
"Baiklah tunggu sebentar."
Di mobil Hyunjin bingung, kenapa Zizi dari tadi diam saja.
"Zizi kenapa diam aja? Tadi masih semangat loh. Perutnya sakit?"
"Zizi tiba-tiba takut ketemu dokter."
"Ngga papa sayang. Kan ada uncle."
Sampai di dokter anak, Zizi tidak mau turun dari mobil. Sehingga Hyunjin harus menggendong Zizi sampai keruangan sang dokter.
Ceklek
"Selamat siang. Silahkan duduk."
"Uncle, dokternya cantik. Zizi suka hihihi." Ucap Zizi sambil berbisik kepada Hyunjin.
"Stt jangan bicara yang tidak-tidak. Itu tidak sopan Zi."
"Halo, siapa nama mu manis?" Tanya dokter sambil tersenyum ramah saat melihat gadis digendongan itu terlihat seperti malu-malu dan sedikit takut.
"Zizi, kau ditanya sayang."
"Na-nama ku Zizi."
"Zizi? Baiklah. Boleh dokter tahu apa keluhanmu?"
"Zizi berkata dia susah buang air besar. Dan perutnya sakit." Bukan Zizi yang menjawab, tapi Hyunjin.
"Bisa ikut dokter sebentar? Biar ku periksa."
"Baiklah Mommy."
"Huh?"
"Zizi apa yang kau katakan hm? Minta maaf, itu tidak baik."
Bukannya menuruti Hyunjin, Zizi malah belari kearah Jeongin lalu memeluknya.
"Mommy, Daddy jahat." Adu Zizi kepada Jeongin.
"Siapa yang jahat hm?" Ucap Jeongin. Dia tidak keberatan saat dipanggil Mommy oleh Zizi.
"Daddy Hyunjin jahat. Tadi memarahi Zizi." Jawab Zizi sambil menunjuk Hyunjin.
"Yak bocah! Sejak kapan aku menjadi Daddymu?" Balas Hyunjin tidak terima.
"Tuh kan Mommy! Daddy bahkan tidak mengakui Zizi anaknya."
"Sebentar Zizi, biar dokte-"
"Mommy! Bukan dokter." Potong Zizi dengan cepat.
"Baiklah. Zizi tunggu dikursi Mommy dulu oke. Mommy akan bicara dengan Daddy mu dulu."
Hyunjin yang mendengar sang dokter yang diketahuinya bernama Jeongin berbicara seperti itu hanya bisa menyembunyikan rasa terkejutnya walau ada perasaan hangat dihati saat mendengarnya.
"Baiklah. Zizi pintar. Zizi akan menunggu Mommy dan Daddy."
Jeongin mendekati Hyunjin dan mengajaknya untuk berbincang di dekat jendela ruang praktiknya.
"Tuan Hyunjin, seper-"
"Hyunjin. Jangan panggil tuan. Aku belum setua itu."
"Baiklah. Hyunjin, sepertinya Zizi tidak sakit. Tapi kenapa dia meminta pergi ke dokter?"
"Aku juga tidak tahu. Zizi sangat aneh hari ini. Biasanya dia tidak begitu."
"Sebelumnya aku minta maaf. Apa kau sangat sibuk?"
"Aku cukup sibuk. Kenapa?"
"Kau saat dirumah selalu memperhatikan Zizi?"
"Tidak. Kenapa?"
"Mungkin itu sebabnya. Zizi merindukan mu sebagai ayahnya."
"Sebentar. Zizi bukan anak ku."
"Kenapa kau jahat sekali tidak mau mengakui anak mu sendiri?"
"Tidak. Bukan begitu. Zizi memang bukan anak ku."
"Jangan keras-keras! Zizi akan sakit hati jika mendengar kau tidak mengakuinya sebagai anakmu."
"Buntelan kentut itu memang bukan anak ku. Kau kenapa tidak percaya sekali sih?!"
"Buntelan apa kau bilang?!"
"Hei Zizi itu anak ku. Kenapa kau tidak terima huh?!" Entah sadar atau tidak sadar, Hyunjin mengaku-ngaku jika Zizi adalah anaknya.
"Zizi juga anak ku. Zizi memanggilku Mommy." Hei Joengin, kenapa kau ikut-ikutan?
"Zizi juga memanggil ku Daddy. Jadi dia jelas-jelas anak ku."
"Tidak! Zizi anak-"
"Zizi bukan anak kalian berdua. Dia anak ku."
"Minhyun hyung? Kau disini?" Tanya Hyunjin yang terkejut.
"Ya. Tadi Zizi menelfon ku dengan ponsel mu. Kau tidak sadar? Ck! Aku pergi. Zizi ku bawa. Dari pada memperebutkan anak ku, kenapa kalian tidak membuat anak sendiri?" Ucap Minhyun lalu pergi meninggalkan Hyunjin dan Jeongin yang tiba-tiba merasa sangat canggung.
Makasih udah vomen~
KAMU SEDANG MEMBACA
hyunjeong ~ oneshoot
Randomjust a little happiness of hyunjeong~ Beberapa rated M Kritik saran? Komen Sorry for typo