"Pokoknya mama ngga mau tahu Hyunjin. Besok kamu urusin Nono."
"Kenapa Hyunjin si ma. Nono kan anaknya kak Minhyun, kok jadi Hyunjin yang ngurusin." Hyunjin sudah lelah berdebat dengan sang mama tentang tugasnya untuk mengurus Nono. Semua alasan sudah Hyunjin berikan agar mama nya berubah pikiran.
"Hyunjin besok mau ma-"
"Jeno udah mama telepon, kamu ngga bisa main."
"Tapi Min-"
"Minho udah mama suruh ngedate sama Jisung."
"Tugas Hyunjin sama Bae-"
"Tugasnya udah dikerjain sama si Jihoon kata Baejin."
"Hyunjin mau ti-"
"Ngga. Hari libur kok cuma tiduran."
"Ma-"
"Alesan kamu itu sama aja dari tadi Hyunjin. Mama aja sampe hafal loh jawabannya."
"Yaudah sih ma. Hyunjin ngga us-"
"Kan bisa ngajak Jeonginie buat bantu ngurusin Nono."
"Tetep aja ma-"
"Habis itu liburan deh sama temen-temen kamu itu."
"Ng- gitu dong ma dari tadi. Kan Hyunjin jadi semangat nih."
"Dasar. Yaudah besok kamu cuma berdua sama Nono. Mama sama papa mau liburan."
"Loh kok gi-"
"Kan gantinya kamu liburan sama temen-temen kamu."
"Tapi kan ngga sama Mama sama Papa."
"Yaudah sih jangan cemberut. Katanya seme kok ditinggal Mama sama Papa kusut banget mukanya."
"Mama nyebelin ah."
Keesokan harinya.
"Ish. Nono jangan deket-deket kak Hyunjin terus dong. Main sendiri sana." Ruang tamu keluarga Hwang cukup ribut walau hanya ada dua orang disana.
"Mamao ndiri. Kak Njin mau." Bocah berusia 2 tahun itu tetap berjalan pelan mendekati Hyunjin dengan mainan ditangannya.
"Dih, ngomong aja belum jelas udah mau main aja." Ucap Hyunjin dengan tangan yang terus bergerak untuk mendorong Nono karena Nono terus mendekatkan dirinya kepada Hyunjin.
Ceklek
Bruk
"Yaampun kak Hyunjin! Kamu ngapain sih?!" Jeongin yang baru membuka pintu langsung berlari mendekati Nono yang terjatuh karena dorongan Hyunjin.
"Nono nyebelin ah. Kakak ngga suka."
"Sama Nono ngga bo-"
"Huwaaaa." Nono menangis kencang dan berlari mendekati Hyunjin setelah melihat siapa yang membantunya berdiri.
"Nono! Jangan nangis ih! Ngga usah peluk-peluk juga." Hyunjin berusaha menghindari Nono yang masih menangis kencang.
"Kak Hyunjin! Itu Nono lagi nangis loh! Jangan dimarahin! Ditenangin coba itu Nono nya."
"Kakak ngga mau ya engga Jeonginie."
"Kak. Kalau aja Nono udah mau sama Jeonginie, Jeongin mau kok nenangin. Tapi Nononya belum mau sama Jeonginie. Coba kak Hyunjin tenangin Nono. Nono maunya cuma sama kak Hyunjin." Jeongin mencoba berkata selembut mungkin agar sang kekasih mau menenangkan Nono.
"Kalau kak Hyunjinnya gitu. Jeonginie ngga jadi nikah sama kak Hyunjin ah. Takutnya kak Hyunjin ngga mau ngurusin anak kita nanti. Mending Jeongin nikah sama kak Bang-"
"Jeonginie jangan ngancem gitu ah!" Ucap Hyunjin sambil mendekati Nono yang sekarang sedang menangis dengan posisi menungging.
"Nono. Sini. Udah jangan nangis. Cengeng."
"Bukan gitu caranya ih!"
"Iyaiyaa ini kakak coba dulu." Hyunjin mulai mengangkat Nono dan mendudukkan Nono dipangkuannya.
"Sini coba kak Njin liat mukanya. Jangan ditutup gitu." Tangan Hyunjin menurunkan tangan Nono yang sedari tadi menangkup muka basah Nono.
"Duh, kok Nono jadi dekil sih kalau nangis. Nono mau sama kak Njin ngga? Kalau mau, ada syaratnya." Ucap Hyunjin sembari mengusap air mata Nono.
Tangisan Nono masih belum berhenti. Nono hanya menjawab pertanyaan Hyunjin dengan menganggukkan kepalanya.
"Syaratnya, Nono ngga boleh cengeng kalau sama kak Njin. Nono harus jadi anak baik. Jadi anak yang berani. Kuat. Biar kaya kak Njin. Okee." Nono kembali menganggukkan kepalanya. Tangisannya sudah mulai berhenti. Suasana hati Nono sepertinya juga sudah membaik, dilihat dari senyuman di bibirnya.
"Nah, kalau senyum tambah ganteng loh No."
"Nono anteng. Kak Njin tengg. Hihihi"
"Nah, Nono udah senyum. Sekarang Nono harus berani."
"Beani? Nono ani kok."
"Iya Nono berani. Coba sekarang Nono sama kak Jeonginie ya."
"Kak Je? Tu?" Ucap Nono sambil menunjuk Jeongin dengan wajah yang sedikit takut, namun lebih banyak malunya.
"Jeonginie, kemari." Dengan perlahan Jeongin mendekati mereka dan duduk di sebelah Hyunjin, menghadap Nono.
"Halo Nono." Ucap Jeongin dengan ceria dan tangan melambai ke Nono.
"Halo kak Je." Nono menundukkan kepalanya karena malu.
"Kenapa menunduk hm?" Jeongin mengulurkan tangannya kedagu Nono, lalu mengangkatnya perlahan.
"Nono malu."
"Ingat pesan kak Njin supaya jadi berani?"
Anggukan kepala Nono Jeongin dapatkan sebagai jawaban.
"Kalau begitu, Nono mau dengan kak Je?"
"Uhum." Nono tersenyum lalu merentangkan tangannya kode agar Jeongin memeluknya.
"Ya Tuhan manisnya." Ucap Jeongin lalu memeluk Nono.
"Nah, karena Nono sudah berani, Nono main sendiri ya, kak Njin ada urusan sama kak Je."
"Urusan apa sih kak?! Jagain Nono aja yang bener! Ngga usah modus dulu deh!" Jeongin dengan segera menggendong Nono, mengajaknya untuk bermain di halaman belakang.
"Ayo kak! Kalau kakak ngga mau ikut, Jeongin juga ngga mau sama kakak."
"Ish iyaiya. Seneng banget sih ngancem gitu."
Jeongin hanya tertawa mendengar ucapan Hyunjin.
"Hihihi."
"Ehh, Nono kenapa ikutan ketawa hahaha."
"Kak Njin kak Je ucu. Nono sayang hihihi."
Makasih udah vomen~
KAMU SEDANG MEMBACA
hyunjeong ~ oneshoot
De Todojust a little happiness of hyunjeong~ Beberapa rated M Kritik saran? Komen Sorry for typo