April, Musim Semi.
Gadis berambut panjang itu berjalan melewati kerumunan orang-orang yang tengah memenuhi trotoar.
Wajahnya memerah, nafasnya tidak teratur. Sesekali dia mendorong beberapa orang agar bisa keluar dari lautan manusia yang memenuhi sepanjang trotoar.
"Ahh.. Aku terlambat" kata gadis itu sambil menatap jam tangannya, jam sudah menunjukan pukul 8.30.
"15 menit lagi..." katanya, sambil menambah kecepatan larinya, berharap masih bisa mengikuti upacara penerimaan murid baru.
Gadis itu masih terus berlari mendorong beberapa orang yang menghalangi jalannya.
"Akh, maaf" katanya tanpa memperlambat larinya. Dia masih terus berlari mengerjar waktu yang terus berjalan mengikutinya.
"Sebentar lagi..hh" katanya sambil menatap gedung sekolah yang mulai terlihat, berdiri dengan gagahnya menunggu murid-murid untuk masuk kedalam.
Ketika mencapai gerbang sekolah dia melihat seorang pria yang sangat ia kenal.
"Ito" sapanya, yang disapa menengok kearahnya.
"Tsuki" sapanya balik.
"Telat lagi?" tanyanya sambil memperhatikan wajah Tsuki yang memerah dan nafas yang tidak beraturan.
"Hehe.. Kesiangan" katanya sambil mencoba mengatur nafasnya.
"Ayo, masuk" kata Ito sambil menggenggam tangan Tsuki.
Merekapun melangkahkan kakinya menuju aula penerimaan murid baru.
.
.
.
.
.
.
.
Didalam ruangan itu terdapat ratusan murid yang duduk dengan wajah gembira, menunggu penyambutan dari guru-guru dan kepala sekolah."Tsuki" sapa gadis berambut pirang pendek dari sudut ruangan.
"Yuki" sapa Tsuki sambil berjalan menuju wanita berambut pendek itu.
"Kau telat lagi?" tanya Yuki yang kini menyuruh Tsuki untuk duduk disebelahnya.
"Wah... terima kasih, Yuki" kata Tsuki lalu duduk disebelah Yuki.
"Aku sudah yakin kau pasti akan terlambat, makanya aku sengaja mengambil tempat untukmu" katanya memberi tahukan Tsuki mengenai kursi yang sengaja ia jaga untuknya.
"Hehe... makasih ya, Yuki. Kau memang sahabat terbaikku" katanya sambil tersenyum senang.
"Tadi kau bersama siapa?" tanya Yuki sambil memperhatikan seorang pria yang tadi berjalan bersama Tsuki.
"Memangnya aku belum pernah cerita padamu ya? Yang tadi bersamaku namanya Masahiro Ito" katanya sambil memberitahukan Yuki mengenai pria yang sekarang duduk 2 baris didepannya.
"Oh, Masahiro Ito. Namanya keren juga" katanya.
Memang benar, Ito sangat keren. Bisa dilihat dari gayanya yang keren, ia juga sering tersenyum kepada siapapun yang ada disekitarnya. Ito adalah teman masa kecil Tsuki, karena itulah Ito sangat hafal dengan semua kebiasaan Tsuki.
"Sepertinya aku pernah melihatnya" ujar Yuki sambil memperhatikan Ito yang sekarang sedang ngobrol dengan seseorang disebelahnya.
"Kau tidak ingat? Dia anak kelas sebelah waktu di SMP" jawab Tsuki dengan wajah terkejut.
"Masa sih? Kayak baru pertama kali ketemu" kata Yuki dengan nada terkejut.
"Astaga, dasar telmi" kata Tsuki sambil menggelengkan kepalanya.
Tsuki sudah tahu Yuki selalu telmi dalam hal apapun. Tapi karena dia baik dan ramah, itulah yang membuat Tsuki senang bersahabat dengan Yuki.
Selain baik dan ramah, Yuki memiliki wajah yang sangat imut. Dia juga sangat baik kepada siapapun disekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisuki (The End)
Romance"kita bertemu dimusim semi layaknya namamu dan berpisah dimusim dingin layaknya namaku" . . . . Mohon untuk tidak mengcopy/menjiplak sebagian atau seluruh cerita ini, karena cerita ini sepenuhnya hasil imajinasi saya. Terima kasih ~ ©Copy right by F...