Happiness Day

26 4 2
                                    

Tsuki kaget mendengar kata-kata Otsuka. Bagaimana mungkin Otsuka mengatakan hal itu begitu saja?

"Akh, ya-yang tadi lupakan saja" kata Otsuka, dia baru sadar kalau dia tadi mengatakan suka pada Tsuki.

Melihat sikap Otsuka membuat Tsuki bahagia, dia tidak peduli jika itu hanya untuk menghibur dirinya atau itu benar-benar dari hati Otsuka.

Otsuka masih memeluk Tsuki dengan erat dan Tsuki bisa mendengar detak jantung Otsuka yang begitu cepat.

'Dia gugup' batin Tsuki. Tiba-tiba saja tangannya membalas pelukan Otsuka.

"Mm... Otsuka" panggil Tsuki, entah kenapa air mata Tsuki telah berhenti mengalir.

"I-iya?" tanya Otsuka gugup.

"Boleh aku menanyakan satu hal?" tanya Tsuki.

"Kau ingin bertanya apa?" tanya Otsuka suaranya masih terdengar gugup.

"Maaf... Tapi, kalau boleh tahu... Tadi Yuki mengatakan apa padamu?" tanya Tsuki pura-pura tidak tahu.

"Oh... Dia menyatakan cinta padaku" jawab Otsuka santai.

"Lalu?" tanya Tsuki, dia sangat penasaran dengan jawaban Otsuka.

"Aku menolaknya" jawab Otsuka santai.

"Eh?! Ke-kenapa?" tiba-tiba saja jantung Tsuki berdetak lebih cepat.

"Karena... Ada orang yang sudah mengisi hatiku" jawab Otsuka, ketika mengatakan ini dia semakin mengeratkan pelukannya pada Tsuki.

Mereka terdiam dalam pelukan yang begitu erat, mereka juga bisa mendengar suara detak jantung yang saling bersahutan.

"Tsuki... Aku ingin tahu, kenapa tadi kau menangis?" tanya Otsuka seraya mengelus kepala Tsuki.

"Tidak usah dipikirkan lagi, Otsuka. Aku hanya menangis karena kesalah pahaman, jadi tenang saja mulai detik ini aku tidak akan menangisi hal itu lagi" jawab Tsuki, dia membenamkan wajahnya pada dada Otsuka.

'Hangat' batin Tsuki.

"Hei, apa tidak masalah jika kau belum sampai dirumah?" tanya Otsuka.

"Tidak apa-apa, lagi pula langitnya belum gelap" jawab Tsuki.

Sejujurnya dia masih ingin terus dalam posisi seperti ini, bisa berada didalam pelukan Otsuka dan mendengar detak jantungnya yang begitu lembut.

'Aku mencintaimu, Otsuka' batin Tsuki.

"Ka-kalau begitu... Kau mau jalan-jalan sebentar?" tanya Otsuka.

"Mau" jawab Tsuki. Dengan berat hati mereka melepaskan pelukan tersebut dan kembali menaiki sepeda, melewati sawah-sawah yang begitu luas.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Eh?! Ini dimana?" tanya Tsuki terkejut mendapati mereka sudah berada disebuah kafe.

"Hehe... Minum dulu, yuk" ajak Otsuka seraya memarkirkan sepedanya.

"Boleh..." jawab Tsuki, sejujurnya ini adalah kali pertamanya bersama laki-laki diluar rumah ketika langit sudah gelap.

Mereka memasuki sebuah kafe yang rata-rata pengunjungnya adalah pasangan dan berjalan menuju salah satu meja yang kosong kemudian duduk di dikursinya.

"Kau mau minum apa, Tsuki?" tanya Otsuka sambil menatap buku menu yang diberikan pelayan kafe.

"Um, apa ya..." gumam Tsuki, dia mencari minuman yang manis namun menghangatkan.

"Aku mau cappucino" kata Otsuka seraya menujuk salah satu gambar.

Daisuki (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang