Love

30 4 1
                                    

November, Tahun Ketiga.

Hari-hari mereka lewati dengan penuh semangat, dan kini mereka sudah memasuki masa akhir sekolah mereka. Sehingga Tsuki serta kawan-kawannya harus belajar lebih giat lagi.

Dikelas tiga ini, hampir setiap harinya mereka melakukan ujian dan mendapatkan tugas yang menumpuk dari para Sensei. Salah satunya, Sensei Kizuna yang kini menjadi wali kelas mereka.

Beliau yang mengajarkan mata pelajaran Matematika, selalu memberikan setumpuk tugas yang sangat sulit kepada anak-anak.

Begitupun ketika ia sedang menerangkan pelajarannya didalam kelas, ia benar-benar tidak kenal ampun. "Nah, selanjutnya kita akan kembali mengulang perhitungan jajar genjang..." jelas Sensei Kizuna.

Semua murid sudah tidak semangat, karna sudah terlanjur pusing melihat setumpuk rumus yang sudah ditulis oleh Sensei Kizuna dipapan tulis.

Begitupun Tsuki, ia merasa akhir-akhir ini pikirannya sering teganggu. Bukan karena bosan atau lelah belajar, namun karena ia sering teringat mengenai ciumannya bersama Daichi di bulan September lalu.

"Nah... Kita akan mencoba menggunakan rumus-" Sensei Kizuna melirik ke para murid yang sudah terlihat bosan.

"Ya ampun. Mana semangat kelas tiga kalian?" tanya Sensei Kizuna.

"Mau bagaimana lagi Sensei, kami ngantuk. Semejak kelas tiga, banyak sekali tugas-tugas yang diberikan kepada kami" seru Kenzo yang kini tengah mengusap matanya yang berair.

"Baiklah, mungkin kita bisa coba cara lain..." kata Sensei Kizuna yang mulai menghapus setumpuk rumus yang terlihat seperti coretan dimata para muridnya saat ini.

"Bagaimana kalau kita ngobrol santai soal Matematika?" ajak Sensei kepada anak muridnya.

Sepertinya anak-anak tidak tertarik, sebab yang namanya Matematika tetaplah membosankan. Namun Sensei Kizuna yang cukup nyentrik itu tetap pantang menyerah dan justru mulai menggambar jajar genjang dipapan tulis.

"Kalian tahu tidak kalau jajar genjang memiliki 4 sudut?" tanya Sensei yang mulai mengajak anak-anak untuk mengikuti obrolannya.

"Ya, Sensei..." jawab para murid serentak.

"Untuk mempermudah kita, Sensei akan beri nama sudut ini, anggap saja sudut A kita beri nama Tsuki" kata Sensei yang mulai menulis dipapan tulis.

"Lalu, sudut B kita beri nama Ito, sudut C kita beri nama..." Sensei melirik kesetiap sudut kelas, mencari orang yang tepat untuk mengisi sudut ini.

"Yuki..." seru Yuki sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"Baiklah. Sudut C akan kita beri nama Yuki, dan sudut D akan kita beri nama-" lagi-lagi kalimat Sensei Kizuna terputus, diakibatkan suara Otsuka.

"Saya Sensei..." seru Otsuka.

"Baiklah, sudut D akan kita beri nama Otsuka" kata Sensei sambil menulis nama Otsuka dipapan tulis.

Semua perhatian anak-anak mulai tertuju pada papan tulis kembali, membuat Sensei Kizuna tersenyum puas.

"Kita anggap saja, kalau Tsuki menyukai Ito, dan Ito menyukai Yuki, namun Yuki menyukai Otsuka, tapi Otsuka menyukai Tsuki" jelas Sensei Kizuna sambil menunjuk sudut-sudut jajar genjang yang sudah diberinama, membuat anak-anak bersorak.

"Tenang, ini hanya perumpamaan" seru Sensei Kizuna.

Semua anak dikelas kembali diam, namun kini mata mereka tidak lepas dari papan tulis bergambar Jajar Genjang itu.

"Nah, anggap saja jajar genjang ini adalah cinta jajar genjang anak SMA" kata Sensei yang lagi-lagi membuat anak-anak senyum-senyum salah tingkah.

"Namun, cinta jajar genjang ini harus diselesaikan dengan membentuk sepotong garis samar untuk memisahkan sisi sudut AD dengan sudut BC" jelas Sensei Kizuna.

Daisuki (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang