He

88 6 5
                                    

Ini adalah hari ketiga sejak Tsuki sekolah disini. Menurutnya, sekolah disini adalah suatu kebanggaan. Selain dia bersama dengan sahabat dan orang yang dia cintai, sekolah ini termasuk kedalam sekolah favorit di Jepang.

Tsuki menatap lambang sekolahnya yang terukir gagah diujung ruang kelasnya. Setiap kali Tsuki menatap lambang sekolahnya dia selalu merasa bersyukur bisa masuk kedalam sekolah ini.

"Tsuki, ayo makan siang" ajak Yuki, sahabat terbaik Tsuki.

"Akh, memang sudah bel istirahat?" tanya Tsuki yang baru sadar dari lamunannya.

"Baru saja" jawab Yuki sambil tersenyum manis.

"Oke, aku rapikan dulu buku-bukuku" kata Tsuki sambil merapikan buku-bukunya yang terbuka diatas mejanya.

"Ayo, Ayo.. Nanti kita kehabisan" kata Yuki tidak sabaran.

"Memangnya kenapa? Kau tidak akan kehabisan makanan dikantin, Yuki" kata Tsuki sambil merapikan bukunya dengan lebih cepat.

"Kau ingatkan dari kemarin roti yang aku inginkan selalu habis" kata Yuki sambil memasang ekspresi sedih.

"Akh, aku lupa. Maaf ya Yuki" kata Tsuki menyesal.

"Hehe.. Tidak apa-apa, yang terpenting hari ini kita harus lebih cepat" katanya dengan penuh semangat.

"Iya" kata Tsuki.

Merekapun berjalan menuju kantin sekolah, begitu sampai banyak sekali murid-murid yang mengantri dibagian roti.

'Sepertinya roti itu cukup disukai oleh murid-murid sekolah ini' batin Tsuki ketika melihat panjang antrian.

"Tsuki, aku antri dulu ya" kata Yuki sambil menuju barisan.

Sambil menunggu Yuki, Tsuki juga memilih untuk melihat-lihat jajanan dikantin.

"Kali ini aku mau makan apa ya?" gumam Tsuki sambil memperhatikan setiap jajanan dikantin.

Ketika sedang memperhatikan makanan-makanan, Tsuki menyadari ada yang sedang memperhatikan dia. Begitu dia menengok, semua orang seolah sibuk dengan makanan masing-masing. Tapi, menurutnya ada banyak mata yang memperhatikan dia.

Tidak ambil pusing, Tsuki pun mulai mengantri kesatu jajanan, ketika hampir dekat dengan antrian tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya.

"Akh" pekik Tsuki begitu terjatuh keatas permukaan lantai.

Semua laki-laki yang berdiri didekat Tsuki, berusaha membantu Tsuki agar bangun dari lantai.

Ketika Tsuki bangun, ia bisa melihat orang yang menabraknya. Seragam itu bukanlah seragam sekolahnya, lalu siapa dia?

"Hei, kalau jalan lihat-lihat" ujar seorang cowok yang tadi membantunya berdiri, Tsuki cukup yakin dengan suara cowok ini. Begitu dia menatap wajah cowok yang membantunya, dia sangat senang karena cowok itu adalah Ito.

Sicowok yang menabrak Tsuki tidak bicara, dia hanya menatap tajam Tsuki tepat kedalam matanya. Setelah memberikan Tsuki tatapan tajam cowok dingin itu pergi begitu saja tanpa suara.

Ada perasaan takut didalam diri Tsuki begitu melihat tatapan tajam dan dingin dari sicowok yang menabraknya.

Semua siswa-siswa mulai ribut, tapi berbeda dengan siswi-siswi yang memekik senang melihat wajah sicowok dingin.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Ito, dengan wajah khawatir.

Jauh didalam lubuk hati Tsuki, ia merasa sangat bahagia bisa mendapatkan perhatian dari Ito.

"Ah, aku baik-baik saja" kata Tsuki sambil mengusap lututnya yang sedikit nyeri.

"Keruang kesehatan saja" ujar seorang cowok yang berdiri didekatnya.

Daisuki (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang