Mei, Tanggal 30.
Seperti yang sudah dijadwalkan oleh para pengurus OSIS, hari ini adalah hari test untuk masuk organisasi OSIS.
Semua siswa kelas satu mulai belajar, berusaha menghafalkan sebanyak-banyaknya rumus yang kemungkinan bisa keluar dites nanti.
"Semoga bisa" kata Yuki dengan gugup.
Tsuki yang duduk disebelah Yuki saat ini hanya sedang membaca buku matematikanya.
"Tsuki tumben, santai sekali" kata Yuki yang kini memperhatikan Tsuki.
"Aku hanya yakin, mungkin saja tesnya mudah" ujar Tsuki bohong, Sebenarnya dia sudah bertekad untuk menggagalkan tesnya supaya Otsuka bisa mendapatkan posisi ketua OSIS.
"Oh, iya ya. Bagi Tsuki pasti tesnya mudah" ujar Yuki yang kini mulai membaca bukunya lagi dengan serius.
"Hehe" Tsuki hanya nyengir.
.
.
.
.
.
.
.
Tes dimulai, semua murid-murid mulai mengerjakan tesnya dengan sangat serius. Tapi, berbeda dengan Tsuki dia tidak benar-benar mengerjakan tesnya dengan serius.'Soalnya cukup mudah juga ya' batin Tsuki.
Bagi Tsuki, soal-soal yang diberikan cukup mudah untuknya. Tapi, karena dia sudah bertekad untuk mengundurkan diri dari babak penyeleksian demi Otsuka, dia harus mengerjakan soalnya dengan tidak serius.
Waktu mengerjakan test sudah habis, para siswa mulai membicarakan tesnya. Ada yang mengatakan tesnya sangat sulit membuat pusing dan mual, ada juga yang mengatakan beberapa soal mereka bisa kerjakan.
"Bagaimana denganmu Yuki?" tanya Tsuki yang kini memasukan kembali peralatan tulisnya kedalam tas.
"Entahlah, tidak ada yang Yuki bisa kerjakan disoal" jawab Yuki wajahnya pucat karena gugup dan pusing.
"Tsuki, Yuki, kalian ikut test OSIS juga?" tanya Otsuka sambil tersenyum - seperti biasanya dia tidak mau memperlihatkan kesulitannya.
"Iya. Tapi, tidak ada yang Yuki ngerti" kata Yuki yang kini sedang memijat pelipisnya dengan jari telunjuknya.
"Bagaimana denganmu, Tsuki? Ah, pasti mudah ya?" tanya Otsuka, karena Tsuki sudah mengetahui rahasia Otsuka ia seolah mendengar nada kecewa dari Otsuka.
"Iya, ternyata soalnya memang mudah" kata Tsuki sambil tersenyum.
Memang benar soalnya mudah, tapi dia tidak menjawab soalnya dengan serius. Dia sengaja mengatakan hal itu agar Otsuka tidak curiga dengan rencananya. Mendengar jawaban Tsuki lagi-lagi wajah Otsuka semakin gelisah.
"Bagaimana denganmu, Ito?" tanya Otsuka pada Ito yang sedang membereskan buku-bukunya kedalam tas.
"Mudah, sangat mudah. Hanya satu atau dua soal yang tidak bisa aku kerjakan" jawab Ito sambil tersenyum.
Entah kenapa Tsuki merasa Ito terlalu menyepelekan test ini. Tapi melihat senyum Ito membuat Tsuki merasa senang. Jarang sekali Ito tersenyum seperti itu - senyuman penuh kemenangan.
"Aku yakin, pasti Tsuki bisa mengerjakan semua soalnya" kata Ito sambil tersenyum.
Wajah Tsuki memerah begitu melihat senyum Ito yang diberikan untuknya. Senangnya bisa disanjung oleh orang yang kita sukai.
"Sudah pasti, diakan juara angkatan kita" kata Otsuka yang lagi-lagi dipendengaran Tsuki seperti kecewa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sore ini hasil test sudah keluar, nama-nama siswa yang berhasil lolos untuk masuk kedalam organisasi OSIS akan dipajang dipapan pengumuman sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisuki (The End)
Romansa"kita bertemu dimusim semi layaknya namamu dan berpisah dimusim dingin layaknya namaku" . . . . Mohon untuk tidak mengcopy/menjiplak sebagian atau seluruh cerita ini, karena cerita ini sepenuhnya hasil imajinasi saya. Terima kasih ~ ©Copy right by F...