First

35 4 2
                                    

Bulan, Januari.

Salju masih menumpuk dijalanan, membuat sepeda yang dikendarai Otsuka dan Tsuki terhambat.

"Hahh.. Ini gara-gara salju, jadinya kita harus dorong sepeda. Apa kau baik-baik saja, Tsuki" tanya Otsuka sambil mengerutu - dia masih mendorong sepedanya melewati tumpukan salju.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja" jawab Tsuki yang ikut mendorong sepeda Otsuka melewati salju-salju yang tertumpuk dijalanan.

"Hahhh.. Dinginnya" gerutu Otsuka, ia mulai menambah kekuatannya untuk mendorong sepeda - agar lebih cepat sampai sekolah. Hanya saja tenaganya tidak cukup untuk mendorong sepedanya lebih cepat.

"Pelan-pelan saja Otsuka. Tidak apa-apa" kata Tsuki menenangkannya.

"Tapi kau pasti kedinginan" kata Otsuka sambil melirik kearah Tsuki yang ada dibelakangnya.

"Tidak, selama aku bersama Otsuka, rasanya tidak dingin sama sekali" ujar Tsuki sambil tersenyum.

Mendengar jawaban Tsuki tiba-tiba wajahnya memerah, dia merasa dirinya bisa diandalkan.

"Eh, itu Daichi kan?" tanya Otsuka sambil menunjuk Daichi yang sedang berjalan santai dengan Headset ditelinganya.

"Ah, benar juga" jawab Tsuki sambil melirik kearah Daichi.

Seingat Tsuki waktu liburan musim panas, ia melihat Daichi disekitar jalan ini.

Daichi lagi-lagi seolah tahu dirinya sedang ditatap oleh Tsuki dan Otsuka, dia menatap mereka dengan tatapan tajam seperti biasanya.

"Ohayo, Fuyuki" sapa Otsuka - seperti biasa dia orang yang sangat bersahabat.

Tsuki tidak yakin Daichi akan membalas sapaan Otsuka, karena selama ini, dia tidak pernah melihat Daichi membalas sapaan siapapun.

"Hm" jawab Daichi pelan ketika dia berjalan didekat mereka.

"Kau lewat sini juga, Fuyuki?" tanya Otsuka sambil mengikuti langkah Daichi - dia masih mendorong sepedanya.

Tsuki masih terdiam, dalam kepalanya dia sedang berfikir mengapa Daichi membalas sapaan Otsuka? Sementara, setiap kali ia menyapa, anak itu tidak pernah menjawabnya.

"Tsuki, ayo cepat. Nanti kau ketinggalan" seru Otsuka yang sudah agak jauh - rupanya Tsuki sempat bengong.

"Ah, iya aku akan kesana" jawab Tsuki sambil berlari pelan mendekati Otsuka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Begitu sampai disekolah, mereka bertiga masuk kedalam kelas bersama.

Semua anak-anak terkejut melihat Daichi datang bersama mereka berdua - selama ini Daichi selalu datang sendirian.

"Fuyuki, kau ikut klub apa?" tanya Otsuka pada Daichi.

Tsuki hanya diam terkejut, mana mungkin Otsuka bisa seakrab itu dengan Daichi?.

Selama perjalanan tadi, Otsuka selalu bertanya pada Daichi, sedangkan yang ditanya hanya menjawab sekenanya.

'Apa-apaan itu? Dia tidak pernah mau menjawab pertanyaanku, tapi dia menjawab semua pertanyaan Otsuka' betin Tsuki kesal, dengan cepat dia duduk dikursinya.

Begitu dia duduk, ia terkejut melihat sebuah amplop tergeletak diatas mejanya.

"Siapa?" gumam Tsuki sambil memperhatikan sekeliling amplop tersebut - tidak ada nama atau tulisan apapun.

"Ada apa, Tsuki?" tanya Otsuka yang ikut memperhatikan amplop yang tengah digenggam Tsuki.

"Ini, tadi ada diatas mejaku" kata Tsuki.

Daisuki (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang