Hana kini terbaring di UKS, pihak sekolah sedang berusaha menghubungi keluarga Hana, untuk menjemputnya.
Begitu pihak keluarga datang, Hana disarankan oleh Dokter UKS untuk periksa ke Dokter spesialis supaya bisa memastikan penyakitnya.
Berita mengenai kondisi kesehatan Hana semakin menyebar. Anak-anak mulai yakin kalau Hana punya penyakit yang sangat mematikan, beberapa diantaranya berfikir penyakit Hana adalah penyakit yang bisa menular.
"Semua anak-anak sibuk membicarakan kondisi fisik Hana" gumam Otsuka seraya menatap cover komik yang ada ditangannya.
Saat ini Daichi, Yuki serta Otsuka tengah berada diperpustakaan, mereka bertiga sebenarnya tidak ingin membaca buku, namun karena Tsuki yang sebelumnya bilang ingin mencari sesuatu di perpustakaan, akhirnya mereka bertiga turut ikut menemaninya.
"Kau sedang cari apa, Tsuki?" tanya Otsuka pada Tsuki.
"Aku sedang mencari tahu penyakit yang tengah diderita Hana" jawab Tsuki tanpa melepas pandangan matanya dari halaman buku, sebagai bagian dari Organisasi Kesehatan, Tsuki merasa kejadian ini bisa menjadi tambahan ilmu baginya dan jauh lebih bagus lagi jika dia bisa menolong Hana.
"Setelah semua yang ia lakukan padamu?" tanya Otsuka kaget, dia tidak percaya jika Tsuki benar-benar serius ingin menolong Hana.
"Ya, setidaknya aku ingin membantu orang-orang disekitarku" jawab Tsuki sambil tersenyum.
"Kau benar-benar baik, Tsuki" gumam Otsuka.
"Terima kasih, Otsuka" ucap Tsuki sambil tersenyum.
"Tapi, ngomong-ngomong... Aku cemburu" gerutu Otsuka dengan wajah kesal.
"Cemburu? Kenapa?" Timpal Yuki yang juga tengah membaca novel bertema percintaan.
"Aku cemburu pada buku itu" tunjuk Otsuka pada buku yang tengah Tsuki baca.
"Eh! Memangnya kenapa?" tanya Tsuki penasaran.
"Aih... bahagia sekali buku itu, ia selalu dipandangi olehmu" jawab Otsuka sambil menutup komik yang ada digenggamannya saat ini.
Mendengar kata-kata Otsuka membuat wajah Tsuki kembali memerah, dia tidak menyangka jika Otsuka akan mengatakannya didepan Yuki dan Daichi.
"Yuki juga cemburu dengan komik yang Otsuka baca" gerutu Yuki dengan semburat merah menghiasi pipinya.
"Kenapa memangnya?" tanya Otsuka yang pura-pura tidak peka. Ia yakin kalau Yuki akan mengatakan hal yang sama sepertinya.
"So-soalnya komik itu dilihatin Otsuka dari tadi" jawab Yuki.
"Nggak kok, aku nggak lihatin komik ini..." sanggah Otsuka sambil nyengir.
"Loh?! Bukannya Otsuka baca komik tadi?" tanya Yuki kaget.
"Enggak, ini cuma buat pegangan aja hehe... Sebenarnya aku merhatiin Tsuki" jawab Otsuka sambil menyeringai puas.
Yuki benar-benar kaget sebab dia tidak menyangka kalau komik yang Otsuka pegang dari tadi rupanya hanya untuk pegangan saja.
"Ih... Yuki pikir dibaca" gerutu Yuki.
"Memang kenapa jika aku baca?" tanya Otsuka.
"Biar Yuki bisa ngomong kayak Otsuka tadi" jawab Yuki, dia sangat ingin menggoda Otsuka.
"Hehe... Kalau begitu kau harus mencoba lebih keras lagi" kata Otsuka dan disambut tawa oleh Yuki.
Mereka sudah tidak perlu malu lagi untuk mengungkapkan perasaan. Toh, mereka sama-sama tahu jika mereka saling suka satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisuki (The End)
Romance"kita bertemu dimusim semi layaknya namamu dan berpisah dimusim dingin layaknya namaku" . . . . Mohon untuk tidak mengcopy/menjiplak sebagian atau seluruh cerita ini, karena cerita ini sepenuhnya hasil imajinasi saya. Terima kasih ~ ©Copy right by F...